Polisi Didesak Usut Peredaran Obat Aborsi di Cilegon
A
A
A
SERANG - Polisi didesak mengusut tuntas penjualan obat aborsi via online di Kota Cilegon, Banten. Desakan disampaikan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Banten.
"Kami sangat mendesak, apalagi website itu bisa dibuka oleh siapa saja, anak muda, anak kecil sekalipun terlihat. Harganya pun terjangkau murah untuk orang yang sudah kepepet," kata Ketua P2TP2A Provinsi Banten Ade Rossi Khoerunnisa kepada Sindonews.com.
Anggota Dewan Provinsi Banten ini juga khawatir, dengan dijualnya obat aborsi melalui online ini juga berdampak dengan banyaknya hubungan tidak resmi atau seks bebas di Kota Cilegon.
"Aborsi yang bertolak belakang dengan hak asasi manusia itu sangat tidak dibenarkan. Kami meminta penegak hukum, Dinas Kesehatan, serta BPOM, untuk menutup penjualan obat yang secara bebas itu," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, penjualan obat aborsi via online marak di Kota Cilegon. Obat penggugur kandungan itu dijual dengan harga berkisar Rp600 ribu hingga Rp800 ribu, tergantung usia kandungan.
"Kami sangat mendesak, apalagi website itu bisa dibuka oleh siapa saja, anak muda, anak kecil sekalipun terlihat. Harganya pun terjangkau murah untuk orang yang sudah kepepet," kata Ketua P2TP2A Provinsi Banten Ade Rossi Khoerunnisa kepada Sindonews.com.
Anggota Dewan Provinsi Banten ini juga khawatir, dengan dijualnya obat aborsi melalui online ini juga berdampak dengan banyaknya hubungan tidak resmi atau seks bebas di Kota Cilegon.
"Aborsi yang bertolak belakang dengan hak asasi manusia itu sangat tidak dibenarkan. Kami meminta penegak hukum, Dinas Kesehatan, serta BPOM, untuk menutup penjualan obat yang secara bebas itu," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, penjualan obat aborsi via online marak di Kota Cilegon. Obat penggugur kandungan itu dijual dengan harga berkisar Rp600 ribu hingga Rp800 ribu, tergantung usia kandungan.
(zik)