Mitos Letusan Gunung Slamet Membelah Pulau Jawa
A
A
A
GUNUNG Slamet merupakan gunung api tertinggi kedua di Pulau Jawa. Gunung ini memiliki tinggi 3.428 meter di atas permukaan laut. Berada di perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, Tegal, dan Pemalang, Provinsi Jawa Tengah (Jateng).
Nama Gunung Slamet diambil dari bahasa Arab yang artinya membawa selamat. Sedangkan dalam bahasa Sunda, Gunung Slamet biasa disebut dengan Gunung Agung. Gunung ini dipercaya membawa berkah, dan keselamatan, dan ketentraman.
Menurut mitos masyarakat sekitar, Gunung Slamet pertama ditemukan oleh seorang pangeran dari negeri Rum-Turki yang bernama Syeh Maulana Maghribi. Syeh Maulana dikenal juga dengan sebutan Mbah Atas Angin, karena berasal dari negeri atas angin.
Mitos masyarakat sekitar juga menyebut Syeh Maulana sebagai salah seorang penyebar agama Islam di tanah Jawa. Hal ini seolah membenarkan teori sejarawan Belanda J Noorduyn yang menyebut nama Gunung Slamet ada sejak masuknya Islam.
Dalam catatan sejarah Nusantara, agama Nabi Muhammad SAW mulai dipeluk dan masuk ke Indonesia sejak abad ke-7 Masehi. Selama itu, Gunung Slamet belum pernah dikabarkan meletus, hingga abad ke-19 dan berlanjut kini.
Sejak pertama meletus, aktivitas vulkanik Gunung Slamet sebenarnya tidak pernah diam. Data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut, Gunung Slamet pernah mengalami gempa letusan sebanyak 171 kali pada Jumat 14 Maret 2014.
Dengan meletusnya Gunung Slamet secara terus menerus, mitos letusan Gunung Slamet membelah Pulau Jawa kembali menghantui sebagaian masyarakat yang percaya. Dalam mitos itu disebutkan, letusan Gunung Slamet membuat rekahan besar.
Rekahan Gunung Slamet itu yang akan membelah Pulau Jawa menjadi dua bagian, karena membentang dari utara ke selatan. Rekahan yang dalam itu kemudian diisi air laut hingga menyatu. Hingga wilayah di barat dan timur bergeser saling menjauh.
Letaknya Gunung Slamet yang berada di antara batas pantai utara dan pantai selatan, serta dikelilingi lima kabupaten, ditambah dua wilayah tidak langsung, yakni Kabupaten Cilacap, dan Kota Tegal, seperti membentuk garis lurus.
Garis lurus itu yang oleh mitos tersebut dikatakan akan menjadi potongan yang membelah Pulau Jawa. Mitos terbelahnya Pulau Jawa menjadi dua bagian juga pernah disinggung oleh ramalan Sri Aji Joyoboyo yang hidup di awal abad ke-12 Masehi
Menurut Joyoboyo, Pulau Jawa akan terbelah menjadi dua akibat amblesnya permukaan tanah yang membujur dari garis pantai Laut Jawa (Utara) hingga Samudera Indonesia (Laut Selatan).
Namun benar dan tidaknya mitos dan ramalan itu, dikembalikan lagi kepada pembaca. Karena kebenaran hanya milik Allah SWT. Demikian mitos letusan Gunung Slamet membelah Pulau Jawa ini diakhiri. Semoga memberi manfaat.
Nama Gunung Slamet diambil dari bahasa Arab yang artinya membawa selamat. Sedangkan dalam bahasa Sunda, Gunung Slamet biasa disebut dengan Gunung Agung. Gunung ini dipercaya membawa berkah, dan keselamatan, dan ketentraman.
Menurut mitos masyarakat sekitar, Gunung Slamet pertama ditemukan oleh seorang pangeran dari negeri Rum-Turki yang bernama Syeh Maulana Maghribi. Syeh Maulana dikenal juga dengan sebutan Mbah Atas Angin, karena berasal dari negeri atas angin.
Mitos masyarakat sekitar juga menyebut Syeh Maulana sebagai salah seorang penyebar agama Islam di tanah Jawa. Hal ini seolah membenarkan teori sejarawan Belanda J Noorduyn yang menyebut nama Gunung Slamet ada sejak masuknya Islam.
Dalam catatan sejarah Nusantara, agama Nabi Muhammad SAW mulai dipeluk dan masuk ke Indonesia sejak abad ke-7 Masehi. Selama itu, Gunung Slamet belum pernah dikabarkan meletus, hingga abad ke-19 dan berlanjut kini.
Sejak pertama meletus, aktivitas vulkanik Gunung Slamet sebenarnya tidak pernah diam. Data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut, Gunung Slamet pernah mengalami gempa letusan sebanyak 171 kali pada Jumat 14 Maret 2014.
Dengan meletusnya Gunung Slamet secara terus menerus, mitos letusan Gunung Slamet membelah Pulau Jawa kembali menghantui sebagaian masyarakat yang percaya. Dalam mitos itu disebutkan, letusan Gunung Slamet membuat rekahan besar.
Rekahan Gunung Slamet itu yang akan membelah Pulau Jawa menjadi dua bagian, karena membentang dari utara ke selatan. Rekahan yang dalam itu kemudian diisi air laut hingga menyatu. Hingga wilayah di barat dan timur bergeser saling menjauh.
Letaknya Gunung Slamet yang berada di antara batas pantai utara dan pantai selatan, serta dikelilingi lima kabupaten, ditambah dua wilayah tidak langsung, yakni Kabupaten Cilacap, dan Kota Tegal, seperti membentuk garis lurus.
Garis lurus itu yang oleh mitos tersebut dikatakan akan menjadi potongan yang membelah Pulau Jawa. Mitos terbelahnya Pulau Jawa menjadi dua bagian juga pernah disinggung oleh ramalan Sri Aji Joyoboyo yang hidup di awal abad ke-12 Masehi
Menurut Joyoboyo, Pulau Jawa akan terbelah menjadi dua akibat amblesnya permukaan tanah yang membujur dari garis pantai Laut Jawa (Utara) hingga Samudera Indonesia (Laut Selatan).
Namun benar dan tidaknya mitos dan ramalan itu, dikembalikan lagi kepada pembaca. Karena kebenaran hanya milik Allah SWT. Demikian mitos letusan Gunung Slamet membelah Pulau Jawa ini diakhiri. Semoga memberi manfaat.
(san)