Rombongan Warga Bersenjata Celurit Resahkan Warga
A
A
A
PASURUAN - Gerombolan pria yang membawa senjata tajam (sajam) jenis clurit dan pedang, diamankan petugas Polres Pasuruan Kota, Sabtu 13 September 2014 tengah malam.
Rombongan berjumlah 21 orang pria, asal Pasrepan, Kabupaten Pasuruan, yang menumpang mobil pikap ini, diamankan ketika memasuki perbatasan Kota Pasuruan.
Gelagat mencurigakan ini mengingatkan peristiwa isu penyerangan warga Kabupaten Pasuruan yang akan menyerbu wilayah Kota Pasuruan, beberapa bulan lalu. Peristiwa yang membuat warga kota resah tersebut sempat mematikan denyut nadi perekonomian pada malam akhir pekan di kawasan Kota Pasuruan.
Keterangan yang dihimpun menyebutkan, pengamanan rombongan pria bersajam ini diketahui setelah petugas Polresta Pasuruan yang melakukan Operasi Cipta Kondisi menghentikan mobil bak terbuka di jalan.
Setelah dilakukan pemeriksaan, petugas mendapati para penumpang tersebut membawa sajam jenis clurit.
"Ada puluhan orang yang menaiki mobil pikap sambil mengacung-acungkan clurit selama dijalanan. Mereka kemudian dihentikan mobil patroli polisi yang melintas dari arah berlawanan," ujar Budianto, pengendara sepeda motor, Minggu (14/9/2014).
Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, para penumpang mobil pikap tersebut diminta turun dan dilakukan pemeriksaan. Untuk mengangkut rombongan bersajam ini, petugas meminta bantuan dan mendatangkan truk polisi lainnya.
Mereka kemudian diangkut dan diamankan di Mapolres Pasuruan Kota. Para penumpang ini dilakukan pendataan dan barang bukti sajam diamankan petugas.
Kapolres Pasuruan Kota AKBP Asep Akbar Hikmana mengungkapkan, penangkapan rombongan pria bersajam ini merupakan hasil dari operasi dan patroli ketertiban yang dilakukan secara berkala. Petugas yang berkeliling mendapati rombongan penumpang mobil pikap membawa senjata.
Dari hasil pemeriksaan terhadap para pelaku, diketahui bahwa hal ini terjadi hanya karena kesalahfahaman informasi. Kedatangan rombongan pria bersajam di wilayah Kota Pasuruan ini bukan untuk membuat onar ketertiban masyarakat.
"Ada seorang santri Gus (putra kyai) yang meminta mereka datang ke Kota Pasuruan untuk nongkrong pada malam Minggu. Mereka diminta membawa 'arek-arek' (anak-anak). Karena salah mendengar, mereka mengira disuruh membawa arit (sajam jenis clurit). Ini hanya miskomunikasi," kata Kapolres AKBP Asep Akbar Hikmana.
Rombongan berjumlah 21 orang pria, asal Pasrepan, Kabupaten Pasuruan, yang menumpang mobil pikap ini, diamankan ketika memasuki perbatasan Kota Pasuruan.
Gelagat mencurigakan ini mengingatkan peristiwa isu penyerangan warga Kabupaten Pasuruan yang akan menyerbu wilayah Kota Pasuruan, beberapa bulan lalu. Peristiwa yang membuat warga kota resah tersebut sempat mematikan denyut nadi perekonomian pada malam akhir pekan di kawasan Kota Pasuruan.
Keterangan yang dihimpun menyebutkan, pengamanan rombongan pria bersajam ini diketahui setelah petugas Polresta Pasuruan yang melakukan Operasi Cipta Kondisi menghentikan mobil bak terbuka di jalan.
Setelah dilakukan pemeriksaan, petugas mendapati para penumpang tersebut membawa sajam jenis clurit.
"Ada puluhan orang yang menaiki mobil pikap sambil mengacung-acungkan clurit selama dijalanan. Mereka kemudian dihentikan mobil patroli polisi yang melintas dari arah berlawanan," ujar Budianto, pengendara sepeda motor, Minggu (14/9/2014).
Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, para penumpang mobil pikap tersebut diminta turun dan dilakukan pemeriksaan. Untuk mengangkut rombongan bersajam ini, petugas meminta bantuan dan mendatangkan truk polisi lainnya.
Mereka kemudian diangkut dan diamankan di Mapolres Pasuruan Kota. Para penumpang ini dilakukan pendataan dan barang bukti sajam diamankan petugas.
Kapolres Pasuruan Kota AKBP Asep Akbar Hikmana mengungkapkan, penangkapan rombongan pria bersajam ini merupakan hasil dari operasi dan patroli ketertiban yang dilakukan secara berkala. Petugas yang berkeliling mendapati rombongan penumpang mobil pikap membawa senjata.
Dari hasil pemeriksaan terhadap para pelaku, diketahui bahwa hal ini terjadi hanya karena kesalahfahaman informasi. Kedatangan rombongan pria bersajam di wilayah Kota Pasuruan ini bukan untuk membuat onar ketertiban masyarakat.
"Ada seorang santri Gus (putra kyai) yang meminta mereka datang ke Kota Pasuruan untuk nongkrong pada malam Minggu. Mereka diminta membawa 'arek-arek' (anak-anak). Karena salah mendengar, mereka mengira disuruh membawa arit (sajam jenis clurit). Ini hanya miskomunikasi," kata Kapolres AKBP Asep Akbar Hikmana.
(san)