Tiga Tahun Nenek Ini Tuntut Keadilan

Jum'at, 12 September 2014 - 16:10 WIB
Tiga Tahun Nenek Ini Tuntut Keadilan
Tiga Tahun Nenek Ini Tuntut Keadilan
A A A
KENDAL - Sriatun, wanita berusia 72 tahun itu masih menitikkan air mata saat terkenang Syaifudin, anaknya yang telah menjadi korban pembunuhan tiga tahun silam.

Sebab, pria pemilik Virgo Video Shoting di Desa Karanganom Kecamatan Weleri itu adalah satu-satunya anak laki-laki dari empat bersaudara.

Atun, begitu sapaan akrabnya masih jelas teringat saat jenazah anaknya itu ditemukan mengambang di Sungai Bulanan Desa Laban Kecamatan Kangkung pada 17 Desember 2011 lalu.

Selain mengapung, di tubuh korban juga ditemukan luka bacok. Dugaan kuat korban meninggal akibat pembunuhan.

Namun, hingga kini kasus tersebut belum berhasil diungkap oleh pihak kepolisian. Hal itulah yang membuat wanita asal Desa Payung RT 5 RW 1 Kecamatan Weleri ini untuk yang ketiga kalinya mendatangi Mapolres Kendal guna menuntut penuntasan kasus tersebut.

“Saya selalu sedih kalau ingat anak saya (Syaifudin), karena dia anak laki-laki satu-satunya, dan meninggalnya tidak wajar,” kata Atun kepada Sindonews.com Jumat (12/9).

Saat peristiwa itu, Syaifudin berusia 38 tahun dan memiliki istri bernama Hani. Pernikahannya dengan Hani itu, korban dikaruniai dua anak yakni Ardi dan Sekar. Saat ini, Hani telah tinggal bersama seorang lelaki yang telah menikahinya setelah beberapa tahun Syaifudin meninggal.

“Kedua anaknya ikut ibunya (Hani),” lanjut Atun, yang kesehariannya menjual buah pisang di Pasar Weleri ini.

Tiga tahun berlalu, selain istri korban menikah lagi, tiga saudaranya juga telah memiliki usaha sendiri. Yakni sebagai pengusaha rongsok dan penjual buah.

“Saudaranya ada tiga yaitu Nur, Kodriyah, dan Khotimah. Sekarang mereka sudah punya usaha sendiri. Sedangkan usaha video shoting sudah tutup sejak peristiwa itu,” papar dia.

Sementara Khotimah, kakak korban mengaku masih akan terus mempertanyakan sejauh mana kepolisian menindaklanjuti kasus tersebut.

“Hasil pemeriksaan dan otopsi lalu jelas karena dibunuh. Untuk itu, keluarga belum lega kalau pelakunya belum tertangkap,” ucapnya.

Menurutnya, korban memiliki tingkah yang baik di masyarakat, bahkan dikenal sangat santun dan mudah bergaul.

“Kami sangat kehilangan, adik yang paling bontot. Dia baik dan bisa menjadi tulang punggung keluarga. Kami ingin kasus ini terungkap,” tandasnya.
(ilo)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6445 seconds (0.1#10.140)