Tiga Nelayan Pemalang Terapung 36 Jam di Laut Jawa
A
A
A
CIREBON - Tiga nelayan asal Desa Asemdoyong, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, ditemukan terapung di Perairan Laut Jawa. Beruntung, mereka diselamatkan kapal pengangkut batu bara sebelum kemudian diserahkan kepada petugas patroli Direktorat Kepolisian Perairan Polda Jawa Barat untuk dipulangkan.
Ketiga nelayan yang merupakan kakak beradik itu masing-masing Murino (38), Tosin (28), dan Uswandi (24). Mereka terapung di Perairan Laut Jawa setelah kapal yang ditumpanginya mengalami gangguan teknis dan diterjang ombak besar.
Ditemui di Mapolair Polda Jabar di kawasan Kesenden, Jalan Samadikun, Kota Cirebon, Murino mengungkapkan, dia bersama kedua adiknya berangkat dari rumah Jumat (22/8/2014) petang. Seperti biasa, mereka hari itu bermaksud mencari ikan ke tengah lautan menggunakan kapal pencari ikan milik Murino.
Di sela pencarian ikan dan tengah berada di tengah lautan, mereka menemukan saluran air pada kapal tersumbat sampah. Akibatnya, air pun masuk ke dalam kapal. Selain itu, baling-baling kapal pun terlepas.
Di saat bersamaan, angin tengah bertiup kencang dan ombak besar menghantam kapal, Sabtu (23/8/2014) subuh. Kondisi itu diperparah dengan hujan besar yang turun tak lama kemudian. Menurut dia, mereka sempat mencoba membuang air yang masuk ke kapal secara manual namun tak berhasil.
"Air laut terus masuk memenuhi kapal karena salurannya tersumbat sehingga pembuangan tak lancar. Tiba-tiba ombak besar datang dan menghantam kapal hingga terbalik," beber ayah tiga anak ini dengan nada bicara lemah akibat minimnya tenaga yang tersisa.
Ketiganya pun mencoba bertahan di lautan lepas dengan memanfaatkan jeriken kosong yang tersedia di kapal. Selain mereka yang terbalik, ikan-ikan tangkapan mereka hari itu pun terbuang ke lautan. Murino memperkirakan, jika dijual ikan-ikan itu seharga Rp4 juta.
Agar bertenaga, Tosin dan Uswandi pun menyantap ikan mentah yang ditemukan. Murino sendiri melahap kayu sisa kapalnya yang dikunyah selembut mungkin sebelum ditelan. Mereka pun memanfaatkan sisa air mineral yang sebelumnya merupakan bekal melaut sebaik-baiknya.
"Satu botol kami hemat sebisa mungkin supaya cukup untuk bertiga sampai bantuan datang," timpal Uswandi.
Mereka mengaku, sempat putus asa setelah mengamati sekeliling tak kunjung kapal terlihat. Selain tenaga yang terus melemah, air asin pada laut menyebabkan mereka kepanasan dan tubuh terluka. Pakaian mereka pun tercabik air laut hingga nyaris tak mengenakan baju.
Beruntung, setelah bertahan hampir dua hari atau sekitar 36 jam, datang kapal pengangkut batu bara tujuan Kalimantan yang menyelamatkan mereka di Perairan Tegal, Minggu (24/8/2014) sore. Mereka pun selanjutnya diangkut ke Perairan Cirebon sebelum dievakuasi petugas patroli ke Mapolair, tadi siang.
Ketiganya mengaku, pengalaman itu merupakan yang pertama kali. Sesampai di Pemalang, ketiganya berencana beristirahat dan menenangkan diri dari pengalaman traumatik tersebut.
Direktur Polair Kombes Anang S Hidayat menyatakan, ketiga nelayan ditemukan 50 mil dari Perairan Jawa Tengah. Mereka dilaporkan kapal pengangkut batu bara saat petugas Mapolair Polda Jabar yang tengah patroli.
"Setelah cek kesehatan, ketiganya dinyatakan sehat dan bisa melanjutkan perjalanan. Untuk itu, hari ini juga langsung kami pulangkan," tegas dia.
Ketiga nelayan yang merupakan kakak beradik itu masing-masing Murino (38), Tosin (28), dan Uswandi (24). Mereka terapung di Perairan Laut Jawa setelah kapal yang ditumpanginya mengalami gangguan teknis dan diterjang ombak besar.
Ditemui di Mapolair Polda Jabar di kawasan Kesenden, Jalan Samadikun, Kota Cirebon, Murino mengungkapkan, dia bersama kedua adiknya berangkat dari rumah Jumat (22/8/2014) petang. Seperti biasa, mereka hari itu bermaksud mencari ikan ke tengah lautan menggunakan kapal pencari ikan milik Murino.
Di sela pencarian ikan dan tengah berada di tengah lautan, mereka menemukan saluran air pada kapal tersumbat sampah. Akibatnya, air pun masuk ke dalam kapal. Selain itu, baling-baling kapal pun terlepas.
Di saat bersamaan, angin tengah bertiup kencang dan ombak besar menghantam kapal, Sabtu (23/8/2014) subuh. Kondisi itu diperparah dengan hujan besar yang turun tak lama kemudian. Menurut dia, mereka sempat mencoba membuang air yang masuk ke kapal secara manual namun tak berhasil.
"Air laut terus masuk memenuhi kapal karena salurannya tersumbat sehingga pembuangan tak lancar. Tiba-tiba ombak besar datang dan menghantam kapal hingga terbalik," beber ayah tiga anak ini dengan nada bicara lemah akibat minimnya tenaga yang tersisa.
Ketiganya pun mencoba bertahan di lautan lepas dengan memanfaatkan jeriken kosong yang tersedia di kapal. Selain mereka yang terbalik, ikan-ikan tangkapan mereka hari itu pun terbuang ke lautan. Murino memperkirakan, jika dijual ikan-ikan itu seharga Rp4 juta.
Agar bertenaga, Tosin dan Uswandi pun menyantap ikan mentah yang ditemukan. Murino sendiri melahap kayu sisa kapalnya yang dikunyah selembut mungkin sebelum ditelan. Mereka pun memanfaatkan sisa air mineral yang sebelumnya merupakan bekal melaut sebaik-baiknya.
"Satu botol kami hemat sebisa mungkin supaya cukup untuk bertiga sampai bantuan datang," timpal Uswandi.
Mereka mengaku, sempat putus asa setelah mengamati sekeliling tak kunjung kapal terlihat. Selain tenaga yang terus melemah, air asin pada laut menyebabkan mereka kepanasan dan tubuh terluka. Pakaian mereka pun tercabik air laut hingga nyaris tak mengenakan baju.
Beruntung, setelah bertahan hampir dua hari atau sekitar 36 jam, datang kapal pengangkut batu bara tujuan Kalimantan yang menyelamatkan mereka di Perairan Tegal, Minggu (24/8/2014) sore. Mereka pun selanjutnya diangkut ke Perairan Cirebon sebelum dievakuasi petugas patroli ke Mapolair, tadi siang.
Ketiganya mengaku, pengalaman itu merupakan yang pertama kali. Sesampai di Pemalang, ketiganya berencana beristirahat dan menenangkan diri dari pengalaman traumatik tersebut.
Direktur Polair Kombes Anang S Hidayat menyatakan, ketiga nelayan ditemukan 50 mil dari Perairan Jawa Tengah. Mereka dilaporkan kapal pengangkut batu bara saat petugas Mapolair Polda Jabar yang tengah patroli.
"Setelah cek kesehatan, ketiganya dinyatakan sehat dan bisa melanjutkan perjalanan. Untuk itu, hari ini juga langsung kami pulangkan," tegas dia.
(zik)