Pangdam: 30.000 Warga Semarang Masih Kekurangan Jamban

Senin, 07 Juli 2014 - 20:28 WIB
Pangdam: 30.000 Warga Semarang Masih Kekurangan Jamban
Pangdam: 30.000 Warga Semarang Masih Kekurangan Jamban
A A A
SEMARANG - Sebanyak 1.500 warga Kota Semarang di Kecamatan Tembalang, Mijen, dan Gunungpati kini telah memiliki jamban pribadi melalui Program Jambanisasi Massal.

Itu setelah Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Sunindyo dan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi secara simbolis menyerahkan bantuan 1.500 jamban kepada warga di Kramas, Tembalang, Semarang, Senin (7/7).

Program jambanisasi dilakukan atas kerja sama Kodam IV/Diponegoro Semarang, Pengda PABBSI (Persatuan Angkat Besi & Binaraga Seluruh Indonesia) Jateng, PWBS dan Rotary Club Semarang.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, dengan pemberian bantuan jamban ini setidaknya 1500 KK di tiga kecamatan tersebut telah terbantu.

Untuk kecamatan Tembalang mendapatkan 509 unit jamban, 514 jambat untuk Gunungpati dan 470 untuk kecamatan Mijen. "Dengan adanya bantuan jamban ini semoga kehidupan masyarakat semakin sehat," ujar Hendrar.

Sementara, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Sunindyo menyatakan, pemberian bantuan jamban ini bisa dimanfaatkan masyarakat. Menurut Pangdam, pihaknya juga siap membantu membuatkan jamban yang masih kurang di Semarang.

"Saya siap mengerahkan pasukan jika dibutuhkan untuk membuat jamban. Yang saya tahu Semarang masih kekurangan 30.000 jamban. Sedangkan di Indonesia sendiri yang masih belum punya jamban ada 40 juta penduduk," ungkap Pangdam.

Terpisah, Dandim 0733 BS Semarang Letkol Inf Muhammad Taufiq Zega mengatakan, jambanisasi merupakan perintah Pangdam IV Diponegoro dalam rangka menggiatkan kepedulian TNI AD terhadap masyarakat kurang mampu di Kota Semarang.

“Sasaran pembangunan jambanisasi adalah warga kurang mampu yang tidak memilik jamban di dalam rumah. Dengan jamban sendiri, kami berharap akan mengubah perilaku hidup yang sehat,” ujarnya.

Selain itu, dengan memiliki jamban sendiri, warga yang membuang hajat di sungai akan bisa ditekan atau mungkin terhindarkan. Dengan begitu, pencemaran lingkungan bisa dihindari.
(ilo)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6351 seconds (0.1#10.140)