Di Balik Nama Unik Orang Minang

Jum'at, 04 Juli 2014 - 05:00 WIB
Di Balik Nama Unik Orang...
Di Balik Nama Unik Orang Minang
A A A
BELAKANGAN, sebagian orangtua di Indonesia memberi nama anaknya dengan istilah kebarat-baratan asing, atau unik. Alasannya tentu bermacam-macam. Tapi, bagi sebagian orang Minangkabau atau sebut saja orang Minang, nama yang berbau kebarat-baratan bukan hal baru. Dan, jangan heran pula jika nama sebagian orang Minang terbilang unik. Bagaimana ceritanya?

Awalnya, nama-nama orang Minang berasal dari alam dan nama-nama benda yang ada di dalamnya. Dikutip dari laman Wikipedia, dalam waktu yang cukup lama, tak sedikit pula nama-nama berbau Hindu dan Buddha bermunculan. Setelah Islam masuk dan berkembang, nama-nama kearab-araban muncul sebagai nama-nama orang Minang. Memasuki pertengahan abad ke-20, muncul nama kejawa-jawaan, singkatan, dan pengkodean.

Pada masa kolonial Belanda, memang ada sebagian kecil orang Minang yang terpengaruh oleh gaya hidup masa kolonial Belanda yang memberi nama Barat. Salah satu contohnya, H Ahmad Khatib Datuk Batuah, seorang ulama dan pejuang kemerdekaan Indonesia pada awal abad ke-20, yang memberi nama salah satu anaknya, Lenin.

"Memang agak mencengangkan. Kondisi ini terjadi ketika Haji Datuk Batuah memang mengidolakan tokoh komunis asal Rusia tersebut," kata pemerhati sejarah Fikrul Hanif kepada Sindonews.com.

Fikrul menambahkan, nama-nama unik orang Minang sebenarnya mulai terjadi pasca peristiwa Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) tahun 1961. Sebelumnya, orang Minang sering memberi nama anaknya dengan nama-nama khas Islam atau khas Minang. Misal, Sabaruddin, Ismail, Syafrizal, Nazaruddin, Sulaiman, Samsuar, Saadiah, Ahmad Khatib (nama Islam). Sedangkan nama khas Minang misalnya Bujang Itam, Puti Selaras Pinang Masak, dan Ambo Hamzah.

Nah, pasca PRRI, mereka cenderung memakai nama Jawa seperti Bambang, Susanto, Gusti Asnan, Puja Ilham, dan Sri Maryanti. Pergantian nama ini dilakukan karena orang Minang ingin menutup identitas namanya setelah mereka kalah pada peristiwa PRRI. "Peristiwa PRRI memberi luka cukup dalam terhadap orang Minang, sehingga mereka merantau secara besar-besaran ke Riau, Medan, Jambi, dan Jakarta," kata Fikrul yang juga Dosen STKIP Abdi Pendidikan Payakumbuh.

Pindahnya orang Minang ke Jawa, cukup mengejutkan karena mereka malah datang ke pusat kekuasaan yang menghancurkan kebanggaan mereka sebagai keturunan Iskandar Zulkarnain atau dikenal dalam lembaran sejarah sebagai Alexander The Great, Raja Macedonia.

Namun, ada juga yang tak sependapat bahwa nama-nama unik atau aneh orang Minang muncul pasca peristiwa PRRI. Andrinof A Chaniago, akademisi dari Universitas Indonesia dalam artikel berjudul "Meluruskan Tafsir Nama-nama Aneh" yang dimuat di laman www.padangekspres.co.id, menyebutkan bahwa ada beberapa nama "aneh" orang Minang yang jelas lahir sebelum peristiwa PRRI. Artinya, nama itu diberikan orangtua mereka tidak ada hubungan dengan peristiwa PRRI.

Misal, Masmimar Mangiang, seorang ahli bahasa media yang cukup dikenal di kalangan aktivis dan wartawan senior, termasuk salah satu dari banyak orang yang memiliki nama yang berasal dari singkatan yang punya nilai "historis". Nama Mangiang di belakang namanya adalah nama orangtua laki-lakinya. Namun nama Masmimar itu adalah singkatan dari masa (singkatannya dijadikan Mas) mempertahankan (m) Indonesia (i) mardeka (mar) yang diambil dari suasana dua setengah bulan sebelum KMB.

Terlepas dari pro-kontra tersebut, laman Wikipedia mencatat sejumlah nama orang Minang yang dianggap unik, atau bahkan juga dianggap aneh oleh sebagian kalangan. Dari kalangan selebritas, ada Arzetti Bilbina, Itang Yunasz, dan Sandhy Sondoro. Dari kalangan militer, ada mantan Kepala Staf Kostrad (Kas Kostrad) ABRI Kivlan Zein. Dari kalangan atlet, ada pebulutangkis Markis Kido dan Pia Zebadiah Bernadet. Sementara, dari kalangan politisi, ada Samuel Koto dan Epyardi Asda.

Epyardi Asda dilahirkan di Singkarak, Kabupaten Solok. Dia adalah politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Kepada Sindonews.com, Epyardi mengatakan, keunikan nama-nama orang Minang itu adalah sebuah realita. Pada masa Orde Baru, muncul pula nama-nama yang berbau kebarat-baratan. "Mungkin saat itu mereka memberi nama anaknya dengan nama-nama yang berbau kebarat-baratan karena baru mendapatkan informasi, khususnya lewat televisi," katanya.

Maka, jangan heran jika ada orang Minang memberi nama anaknya Khadafi atau Ronald. Hal itu, merujuk pada nama mantan penguasa Libya Moammar Khadafi dan bekas Presiden Amerika Serikat Ronald Reagen.

Epyardi lalu menceritakan makna di balik namanya. Epy, berasal dari kata "Happy" yang berarti gembira. Sementara, Ardi berasal dari kata dalam bahasa Arab, "Ard" yang berarti bumi. Lantas, apa makna Asda? Ternyata, Asda berasal dari singkatan nama kedua orangtuanya, Aspar dan Rasida.

Begitulah. Nama-nama orang Minang memang memiliki keunikan tersendiri. Dan, seiring berjalannya waktu, bisa jadi akan bermunculan lagi nama-nama unik lainnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1676 seconds (0.1#10.140)