Turunkan Anjing, Satpol PP Razia Lokalisasi Dolly
A
A
A
SURABAYA - Ancaman Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya untuk mensweeping lokalisasi Dolly ternyata bukan gertak sambal. Tadi sore, ratusan petugas gabungan dari TNI, Polri, Satpol PP dan Linmas Kota Surabaya mulai merangsek masuk ke lokalisasi yang ada di Kelurahan Putat Jaya Kecamatan Sawahan tersebut.
Setidaknya, sebanyak 323 personel didampingi dua ekor anjing K-9, mulai melakukan razia tahap pertama di lokalisasi terbesar se-Indonesia ini. Namun, sweeping ini sempat diwarnai bentrok antara petugas dengan warga lokalisasi.
Peristiwa ini dipicu saat petugas menurunkan sejumlah spanduk yang berisi penolakan atas penutupan lokalisasi. Aksi petugas membuat warga setempat marah. Akibatnya sempat terjadi adu mulut antara petugas dan warga.
"Tapi spanduk ini kan tidak mengganggu dan tidak ada hubungannya dengan bulan puasa," kata Rudi, warga setempat yang protes dengan tindakan petugas Satpol PP tersebut, Jumat (27/6/2014).
Warga meminta agar petugas tidak mempreteli spanduk yang sudah dipasang warga berminggu-minggu itu. Sebab, spanduk itu merupakan simbol yang tersisa dari perjuangan mereka.
"Sebelum peristiwa perampasan spanduk tersebut, petugas melakukan sweeping ke sejumlah wisma. Baru ketika melihat semua wisma sudah steril dan tidak ada aktivitas, mereka menurunkan semua spanduk," tambahnya.
Menurut warga, spanduk-spanduk tidak boleh dibawa. Sebab keberadaan spanduk itu tidak ada hubungannya dengan bulan puasa. Spanduk itu merupakan bentuk perlawanan warga yang menolak kebijakan Pemerintah Kota Surabaya yang melakukan penutupan lokalisasi Dolly.
Setidaknya, sebanyak 323 personel didampingi dua ekor anjing K-9, mulai melakukan razia tahap pertama di lokalisasi terbesar se-Indonesia ini. Namun, sweeping ini sempat diwarnai bentrok antara petugas dengan warga lokalisasi.
Peristiwa ini dipicu saat petugas menurunkan sejumlah spanduk yang berisi penolakan atas penutupan lokalisasi. Aksi petugas membuat warga setempat marah. Akibatnya sempat terjadi adu mulut antara petugas dan warga.
"Tapi spanduk ini kan tidak mengganggu dan tidak ada hubungannya dengan bulan puasa," kata Rudi, warga setempat yang protes dengan tindakan petugas Satpol PP tersebut, Jumat (27/6/2014).
Warga meminta agar petugas tidak mempreteli spanduk yang sudah dipasang warga berminggu-minggu itu. Sebab, spanduk itu merupakan simbol yang tersisa dari perjuangan mereka.
"Sebelum peristiwa perampasan spanduk tersebut, petugas melakukan sweeping ke sejumlah wisma. Baru ketika melihat semua wisma sudah steril dan tidak ada aktivitas, mereka menurunkan semua spanduk," tambahnya.
Menurut warga, spanduk-spanduk tidak boleh dibawa. Sebab keberadaan spanduk itu tidak ada hubungannya dengan bulan puasa. Spanduk itu merupakan bentuk perlawanan warga yang menolak kebijakan Pemerintah Kota Surabaya yang melakukan penutupan lokalisasi Dolly.
(san)