Warga Lereng Merapi Bakal Perang Hadapi Kera

Minggu, 01 Juni 2014 - 17:23 WIB
Warga Lereng Merapi...
Warga Lereng Merapi Bakal Perang Hadapi Kera
A A A
KLATEN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten, bersama warga di lereng Merapi, di wilayah Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten, bakal melakukan perang terbuka dengan kera liar.

Hal itu dilakukan agar kera yang berasal dari hutan Merapi itu terus menerus merusak tanaman palawija milik warga.

Kepala BPBD Klaten, Sri Winoto, mengatakan perang dengan kera ekor panjang itu bakal dilakukan pada 7 Juni mendatang.

Nantinya warga akan menyisir seluruh wilayah yang biasa dipakai untuk bersembunyi kawanan kera Merapi tersebut. Setelah itu kera diusir untuk kembali masuk ke dalam hutan Merapi.

Dia mengatakan, meskipun dinamakan perang, namun pihaknya berharap agar warga tidak sampai melukai bahkan membunuh kawanan mamalia itu.

Akan tetapi warga yang menyerang hanya diimbau untuk menakut-nakuti saja. Sedangkan alat yang digunakan, kata Sri Winoto, ada beberapa mulai dari peralatan tradisional hingga peralatan modern, bahkan sempat diwacanakan juga penggunaan mercon.

“Yang jelas kera-kera itu kita usir ke hutan lereng Merapi, karena keberadaan mereka sangat merugikan bagi para petani,” ucapnya.

Sri Winoto menjelaskan, kera-kera itu sudah sejak lama, menyerang lahan pertanian para penduduk. Kawanan kera itu merusak tanaman palawija, seperti ketela, singkong, jagung dan beberapa jenis tanaman lainnya.

Selain itu, kawanan kera juga merusak tanaman buah-buahan yang ditanam para warga di kebun mereka.

Sementara itu, salah seorang warga Panggang, Kamto, mengatakan, kera itu turun gunung sejak beberapa waktu lalu.

Menurutnya turunnya kera ke ladang pertanian dan lahan warga itu terjadi jauh sebelum Merapi bergejolak.

Hal itu disebabkan karena stok makanan di lereng Merapi menipis, setelah terbakar pada erupsi 2010 lalu.

Akan tetapi kera-kera itu terus bertahan di kawasan lahan pertanian milik warga. Padahal saat ini kondisi hutan di lereng Merapi sudah banyak yang berubah dan banyak yang bersemi kembali.

“Kera itu susah untuk dikendalikan dan jumlahnya terus bertambah setiap harinya,” tandasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1993 seconds (0.1#10.140)