Pemkot Bandung Jemput Bola Layani Pembuatan Akta Kelahiran
A
A
A
BANDUNG - Pemerintah Kota Bandung gencar melakukan jemput bola terhadap para ibu yang baru saja melahirkan agar anaknya bisa segera mendapat akta kelahiran.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (RK) mengungkapkan, dengan adanya program jemput bola yang dilakukan oleh Dinasi Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil), diharapkan kesadaran masyarakat untuk segera membuat akta kelahiran anak bisa meningkat.
"Harapan saya, bapak dan ibu jangan menunda-nunda membuat akta kelahiran. Jadi sebelum melahirkan diharap sudah punya nama, agar lahir bisa segera mengurus akta kelahiran," kata RK, seusai menyerahkan akta kelahiran kepada warga di RS Bersalin (RSB) Emma Poeradiredja, Jumat (30/5/2014).
Pihaknya menilai, akta kelahiran saat ini sangat dibutuhkan, mulai dari kebutuhan sekolah hingga kebutuhan pekerjaan. "Jadi yang belum punya segera daftar dan buat di Disdukcapil atau ke mobil keliling seperti ini. Warga Bandung semua harus punya akta kelahiran," tuturnya.
Di tempat yang sama, Kadisdukcapil Kota Bandung Popong W Nuraeni menjelaskan, sistem jemput bola tersebut adalah bentuk kepedulian pemerintah agar masyarakat bisa mendapatkan pelayanan pembuatan akta secara langsung dan cepat.
"Sebetulnya mobil operasional yang melayani akta ini sudah ada sejak tiga tahun lalu, hanya saja baru kembali beroperasi sekitar dua bulan lalu," jelasnya.
Popong mengatakan, saat ini terdapat dua unit mobil yang bisa melayani akta keliling. Masing-masing mobil, lanjut Popong, bisa membuat 50 akta dalam satu hari. "Kalau di Disdukcapil sendiri, sehari bisa melayani 600 pembuatan akta. Tapi itu ada prosesnya. Kalau di mobil ini satu hari langsung print," terangnya.
Pihaknya berharap, seiring dengan respons positif saat ini, pelayanan akta keliling bisa ditambah bahkan hingga menyentuh masyarakat di wilayah masing-masing? "Kita ingin 100 persen warga Bandung punya akta. Karena sampai saat ini baru sekitar 90 persenan saja yang punya," pungkasnya.
Sementara itu, salah seorang orangtua penerima akta, Karno, mengaku senang dengan pelayanan tersebut. Menurutnya, selain cepat, program tersebut juga sangat membantu. "Ini program bagus, saya harap bisa berjalan terus. Kebetulan anak saya yang namanya Kenzo Alvarezza Ghifari ini lahir hari Senin, lalu Selasa daftar, dan sekarang sudah dapat aktenya. Dan, juga ini gratis," katanya.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (RK) mengungkapkan, dengan adanya program jemput bola yang dilakukan oleh Dinasi Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil), diharapkan kesadaran masyarakat untuk segera membuat akta kelahiran anak bisa meningkat.
"Harapan saya, bapak dan ibu jangan menunda-nunda membuat akta kelahiran. Jadi sebelum melahirkan diharap sudah punya nama, agar lahir bisa segera mengurus akta kelahiran," kata RK, seusai menyerahkan akta kelahiran kepada warga di RS Bersalin (RSB) Emma Poeradiredja, Jumat (30/5/2014).
Pihaknya menilai, akta kelahiran saat ini sangat dibutuhkan, mulai dari kebutuhan sekolah hingga kebutuhan pekerjaan. "Jadi yang belum punya segera daftar dan buat di Disdukcapil atau ke mobil keliling seperti ini. Warga Bandung semua harus punya akta kelahiran," tuturnya.
Di tempat yang sama, Kadisdukcapil Kota Bandung Popong W Nuraeni menjelaskan, sistem jemput bola tersebut adalah bentuk kepedulian pemerintah agar masyarakat bisa mendapatkan pelayanan pembuatan akta secara langsung dan cepat.
"Sebetulnya mobil operasional yang melayani akta ini sudah ada sejak tiga tahun lalu, hanya saja baru kembali beroperasi sekitar dua bulan lalu," jelasnya.
Popong mengatakan, saat ini terdapat dua unit mobil yang bisa melayani akta keliling. Masing-masing mobil, lanjut Popong, bisa membuat 50 akta dalam satu hari. "Kalau di Disdukcapil sendiri, sehari bisa melayani 600 pembuatan akta. Tapi itu ada prosesnya. Kalau di mobil ini satu hari langsung print," terangnya.
Pihaknya berharap, seiring dengan respons positif saat ini, pelayanan akta keliling bisa ditambah bahkan hingga menyentuh masyarakat di wilayah masing-masing? "Kita ingin 100 persen warga Bandung punya akta. Karena sampai saat ini baru sekitar 90 persenan saja yang punya," pungkasnya.
Sementara itu, salah seorang orangtua penerima akta, Karno, mengaku senang dengan pelayanan tersebut. Menurutnya, selain cepat, program tersebut juga sangat membantu. "Ini program bagus, saya harap bisa berjalan terus. Kebetulan anak saya yang namanya Kenzo Alvarezza Ghifari ini lahir hari Senin, lalu Selasa daftar, dan sekarang sudah dapat aktenya. Dan, juga ini gratis," katanya.
(zik)