Perahu arung jeram terbalik 1 tewas
A
A
A
Sindonews.com - Sebuah perahu karet yang tengah berarung jeram di lokasi wisata rafting Desa Tegalasri, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar terbalik.
Tujuh orang penumpang yang berasal dari Kelurahan Bratang Gede, Kota Surabaya, tercebur ke dalam air.
Wisata keluarga dengan tujuan bersuka ria itupun berubah menjadi duka. Hesti Wijayanti (45) yang terseret arus air sejauh 500 meter tewas.
Diduga derasnya air menyeret tubuh korban, sekaligus menghantamkannya pada bebatuan cadas yang banyak bercokol di lokasi. Sementara enam orang yang lain selamat.
"Diduga penyebab kematian korban akibat terbentur bebatuan yang ada di lokasi, "ujar Kapolsek Wlingi Kompol I Wayan Purwa kepada wartawan.
Informasi yang dihimpun, wisata rafting dengan nama Soko Adventure awalnya milik Pemerintah Kabupaten Blitar.
Wisata air yang mengandalkan derasnya air sungai sepanjang sembilan kilometer dengan enam kanal setinggi 3-10 meter dilaunching mulai tahun 2011.
Dalam perjalananya, pengelolaan wisata yang memacu andrenalin tersebut diserahkan ke swasta dengan sistem bagi hasil.
Menurut Wayan, saat ini pihaknya tengah meminta keterangan pihak pengelola. Sebab diduga fasilitas keamanan yang diberikan pengelola tidak layak.
"Kami masih meminta keterangan pihak pengelola terkait kelayakan wisata, "pungkasnya.
Sementara dikonfirmasi secara terpisah, Kabag Humas Pemkab Blitar Bambang Setiadji mengatakan pengelolaan rafting Soko Adventure sepenuhnya milik swasta. Karenanya, seluruh tanggung jawab ada di pihak pengelola.
"Dari koordinasi dengan kepala dinas pariwisata Pak Luhur, pengelolaan rafting sepenuhnya di tangan swasta," ujarnya.
Tujuh orang penumpang yang berasal dari Kelurahan Bratang Gede, Kota Surabaya, tercebur ke dalam air.
Wisata keluarga dengan tujuan bersuka ria itupun berubah menjadi duka. Hesti Wijayanti (45) yang terseret arus air sejauh 500 meter tewas.
Diduga derasnya air menyeret tubuh korban, sekaligus menghantamkannya pada bebatuan cadas yang banyak bercokol di lokasi. Sementara enam orang yang lain selamat.
"Diduga penyebab kematian korban akibat terbentur bebatuan yang ada di lokasi, "ujar Kapolsek Wlingi Kompol I Wayan Purwa kepada wartawan.
Informasi yang dihimpun, wisata rafting dengan nama Soko Adventure awalnya milik Pemerintah Kabupaten Blitar.
Wisata air yang mengandalkan derasnya air sungai sepanjang sembilan kilometer dengan enam kanal setinggi 3-10 meter dilaunching mulai tahun 2011.
Dalam perjalananya, pengelolaan wisata yang memacu andrenalin tersebut diserahkan ke swasta dengan sistem bagi hasil.
Menurut Wayan, saat ini pihaknya tengah meminta keterangan pihak pengelola. Sebab diduga fasilitas keamanan yang diberikan pengelola tidak layak.
"Kami masih meminta keterangan pihak pengelola terkait kelayakan wisata, "pungkasnya.
Sementara dikonfirmasi secara terpisah, Kabag Humas Pemkab Blitar Bambang Setiadji mengatakan pengelolaan rafting Soko Adventure sepenuhnya milik swasta. Karenanya, seluruh tanggung jawab ada di pihak pengelola.
"Dari koordinasi dengan kepala dinas pariwisata Pak Luhur, pengelolaan rafting sepenuhnya di tangan swasta," ujarnya.
(lns)