9.373 jiwa masih tinggal di pengungsian
A
A
A
Sindonews.com - Meski telah dinyatakan tak akan erupsi lagi, namun masih banyak warga terdampak Gunung Kelud tinggal di tempat - tempat pengungsian.
Dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan masih terdapat 9.373 jiwa berada di pengungsian.
Kepala Pusat Informasi Data dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pengungsi tersebut tersebar di beberapa titik. Di Kabupaten Kediri warga yang masih mengungsi sebanyak 7.109 jiwa di 43 titik. Di Kota Batu sebanyak 44 jiwa di satu titik, di Malang 1.832 jiwa, Blitar 136 jiwa dan di Jombang 252 jiwa.
"Sebagian besar pengungsi yang tersisa ini karena rumahnya rusak berat sehingga untuk sementara tetap di pengungsian sambil menunggu perbaikan rumah. Tapi ada banyak juga pengungsi yang rumahnya rusak tetap kembali ke rumah karena ingin memperbaiki secara mandiri," terang Sutopo, Sabtu (22/2/2014).
Total jumlah pengungsi yang terdata di BNPB sebanyak 87.629 jiwa, jika masih ada yang mengungsi sebanyak 9.373 berarti sekitar 78.256 jiwa telah kembali ke rumah masing-masing.
Sementara itu, Pemda Jatim menyatakan erupsi Gunung Kelud sebagai bencana tingkat provinsi. Sehingga Gubernur Jatim memegang kendali penuh penanganan bencana, baik saat tanggap darurat maupun pasca bencana.
Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf sebagai koordinator cluster pemulangan pengungsi terus melakukan pemantauan. Menurutnya, untuk stock logistik masih cukup hingga 5 hari ke depan.
"Minggu besok kebutuhan material untuk perbaikan rumah akan dikirim ke desa-desa yang banyak rumah rusak," terangnya.
Dan Senin 24 Februari lusa, TNI, Polri, SKPD dan relawan akan dikerahkan untuk perbaikan rumah, air bersih dan listrik.
"Pemda Jatim telah mengalokasikan Rp100 miliar dari APBD untuk penanganan bencana erupsi Gunung Kelud. Pemerintah pusat akan mendampingi kebutuhan-kebutuhan ekstrem yang tidak tertangani pemda," terangnya.
Untuk pemulangan pengungsi dibantu aparat, misalnya di Malang pengungsi diangkut 52 truk dari TNI, Polri dan BPBD. Air bersih dilayani sembilan mobil tangki air dari PDAM Malang dan Kementerian PU.
Dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan masih terdapat 9.373 jiwa berada di pengungsian.
Kepala Pusat Informasi Data dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pengungsi tersebut tersebar di beberapa titik. Di Kabupaten Kediri warga yang masih mengungsi sebanyak 7.109 jiwa di 43 titik. Di Kota Batu sebanyak 44 jiwa di satu titik, di Malang 1.832 jiwa, Blitar 136 jiwa dan di Jombang 252 jiwa.
"Sebagian besar pengungsi yang tersisa ini karena rumahnya rusak berat sehingga untuk sementara tetap di pengungsian sambil menunggu perbaikan rumah. Tapi ada banyak juga pengungsi yang rumahnya rusak tetap kembali ke rumah karena ingin memperbaiki secara mandiri," terang Sutopo, Sabtu (22/2/2014).
Total jumlah pengungsi yang terdata di BNPB sebanyak 87.629 jiwa, jika masih ada yang mengungsi sebanyak 9.373 berarti sekitar 78.256 jiwa telah kembali ke rumah masing-masing.
Sementara itu, Pemda Jatim menyatakan erupsi Gunung Kelud sebagai bencana tingkat provinsi. Sehingga Gubernur Jatim memegang kendali penuh penanganan bencana, baik saat tanggap darurat maupun pasca bencana.
Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf sebagai koordinator cluster pemulangan pengungsi terus melakukan pemantauan. Menurutnya, untuk stock logistik masih cukup hingga 5 hari ke depan.
"Minggu besok kebutuhan material untuk perbaikan rumah akan dikirim ke desa-desa yang banyak rumah rusak," terangnya.
Dan Senin 24 Februari lusa, TNI, Polri, SKPD dan relawan akan dikerahkan untuk perbaikan rumah, air bersih dan listrik.
"Pemda Jatim telah mengalokasikan Rp100 miliar dari APBD untuk penanganan bencana erupsi Gunung Kelud. Pemerintah pusat akan mendampingi kebutuhan-kebutuhan ekstrem yang tidak tertangani pemda," terangnya.
Untuk pemulangan pengungsi dibantu aparat, misalnya di Malang pengungsi diangkut 52 truk dari TNI, Polri dan BPBD. Air bersih dilayani sembilan mobil tangki air dari PDAM Malang dan Kementerian PU.
(lns)