Bandara ditutup, Ali Masykur pulang Jakarta naik KA
A
A
A
Sindonews.com - Penutupan bandara akibat abu vulkanik Gunung Kelud menyebabkan sejumlah penumpang membatalkan keberangkatannya dan memilih refund.
Tidak sedikit dari mereka terpaksa memilih jalur darat, karena penerbangan baru akan dibuka esok hari setelah kondusif.
Kondisi itu ternyata juga dialami Ali Masykur Musa capres konvensi Partai Demokrat. Usai mengikuti debat konvensi capres Partai Demokrat di Surabaya, Ali Masykur tak bisa langsung pulang, karena penerbangan dari Surabaya ke Jakarta sementara waktu ditutup.
"Karena Juanda ditutup sampai besok, saya naik Kereta Gajayana sore ini, seharusnya saya naik GA 350 Sby-Jkt pukul 06.30," tuturnya, Jumat (14/2/2014).
Menurutnya, aktivitas di Surabaya saat ini lumpuh. Abu tebal menyelimuti seluruh kota sehingga jarak panjang hanya 15 meter. Rumah, toko dan warung - warung semua tutup. "Ketebalan pasir di jalan mencapai lima sampai 10 sentimeter," tukasnya.
Mencari tiket pulang ke Jakarta pun lanjut Ali bukan perkara mudah. Karena sebagian besar yang batal menggunakan pesawat beralih ke KA. "Saya bersyukur karena berhasil mendapatkan tiket meski terakhir. Setelah itu tiket sudah tidak ada lagi sampai hari Minggu," tukasnya.
Dari hasil obrolannya dengan warga Surabaya, yang dibutuhkan saat ini masker dan air bersih. Dinas Keberhasihan diharapkan segera membantu pembersihan rumah dari debu dan membersihkan jalan dari pasir yang menggunung.
Tidak sedikit dari mereka terpaksa memilih jalur darat, karena penerbangan baru akan dibuka esok hari setelah kondusif.
Kondisi itu ternyata juga dialami Ali Masykur Musa capres konvensi Partai Demokrat. Usai mengikuti debat konvensi capres Partai Demokrat di Surabaya, Ali Masykur tak bisa langsung pulang, karena penerbangan dari Surabaya ke Jakarta sementara waktu ditutup.
"Karena Juanda ditutup sampai besok, saya naik Kereta Gajayana sore ini, seharusnya saya naik GA 350 Sby-Jkt pukul 06.30," tuturnya, Jumat (14/2/2014).
Menurutnya, aktivitas di Surabaya saat ini lumpuh. Abu tebal menyelimuti seluruh kota sehingga jarak panjang hanya 15 meter. Rumah, toko dan warung - warung semua tutup. "Ketebalan pasir di jalan mencapai lima sampai 10 sentimeter," tukasnya.
Mencari tiket pulang ke Jakarta pun lanjut Ali bukan perkara mudah. Karena sebagian besar yang batal menggunakan pesawat beralih ke KA. "Saya bersyukur karena berhasil mendapatkan tiket meski terakhir. Setelah itu tiket sudah tidak ada lagi sampai hari Minggu," tukasnya.
Dari hasil obrolannya dengan warga Surabaya, yang dibutuhkan saat ini masker dan air bersih. Dinas Keberhasihan diharapkan segera membantu pembersihan rumah dari debu dan membersihkan jalan dari pasir yang menggunung.
(lns)