Harimau putih koleksi KBS juga mati
A
A
A
Sindonews.com - Kematian satwa kembali terjadi di Kebun Binatang Surabaya (KBS). Setelah kematian Komodo Dragon, kali ini Harimau Putih bernama Cantrika juga bernasib sama. Cantrika ditemukan mati Kamis 6 Februari 2014 malam sekira pukul 20.22 WIB.
Direktur Oprasional KBS Dr Liang Kaspe mengatakan, pihak KBS langsung melakukan autopsi atas kematian harimau betina itu.
"Harimau ini mati karena faktor usia yang sudah tua. Normalnya harimau jenis ini hidup hingga usia 15 tahun. Namun untuk Cantrika sudah berusai 17 tahun," kata Liang saat dikonfirmasi, Jumat (7/2/2014).
Dia menjelaskan, pada usia tersebut memang mempengaruni pada gigi menjadi haus hingga akhirnya tanggal. Akibatnya, hewan karnivora ini kesulitan untuk mengunyah makanan. Bahkan, meski sudah diberi makanan lembut, makanan kaleng ataupun susu, harimau tersebut kesulitan untuk mengunyah meski nafsu makannya ada.
Sehingga ketika menguyah, lidahnya robek. Hal itu dibuktikan dengan hasil autopsi Tim KBS yang menemukan luka robek di bagian lidah harimau tersebut. "Hasil autopsi Tim KBS diketahui ada luka pada lidah," jelasnya.
Sebelum mati, harimau tersebut juga dalam kondisi sakit dan sempat menjalani perawatan selama dua minggu. Pihak KBS juga sudah memberikan infus tetapi kondisi semakin menurun hingga akhirnya mati.
Dalam autopsi tersebut, pihak KBS sengaja tidak melibatkan kepolisian karena memang kematian harimau ini wajar, yakni faktor usia. Namun, dalam autopsi tersebut juga disaksikan oleh Jajaran Pemkot Surabaya, Kesbanglinmas dan pihak Satpol PP Surabaya.
"Sengaja tidak melibatkan kepolisian, kerena matinya memang wajar dalam keadaan tua," tukasnya.
Dengan matinya harimau putih bernama Cantrika, kini KBS memiliki lima ekor koleksi harimau putih, diantaranya tiga jantan dan dua betina.
Direktur Oprasional KBS Dr Liang Kaspe mengatakan, pihak KBS langsung melakukan autopsi atas kematian harimau betina itu.
"Harimau ini mati karena faktor usia yang sudah tua. Normalnya harimau jenis ini hidup hingga usia 15 tahun. Namun untuk Cantrika sudah berusai 17 tahun," kata Liang saat dikonfirmasi, Jumat (7/2/2014).
Dia menjelaskan, pada usia tersebut memang mempengaruni pada gigi menjadi haus hingga akhirnya tanggal. Akibatnya, hewan karnivora ini kesulitan untuk mengunyah makanan. Bahkan, meski sudah diberi makanan lembut, makanan kaleng ataupun susu, harimau tersebut kesulitan untuk mengunyah meski nafsu makannya ada.
Sehingga ketika menguyah, lidahnya robek. Hal itu dibuktikan dengan hasil autopsi Tim KBS yang menemukan luka robek di bagian lidah harimau tersebut. "Hasil autopsi Tim KBS diketahui ada luka pada lidah," jelasnya.
Sebelum mati, harimau tersebut juga dalam kondisi sakit dan sempat menjalani perawatan selama dua minggu. Pihak KBS juga sudah memberikan infus tetapi kondisi semakin menurun hingga akhirnya mati.
Dalam autopsi tersebut, pihak KBS sengaja tidak melibatkan kepolisian karena memang kematian harimau ini wajar, yakni faktor usia. Namun, dalam autopsi tersebut juga disaksikan oleh Jajaran Pemkot Surabaya, Kesbanglinmas dan pihak Satpol PP Surabaya.
"Sengaja tidak melibatkan kepolisian, kerena matinya memang wajar dalam keadaan tua," tukasnya.
Dengan matinya harimau putih bernama Cantrika, kini KBS memiliki lima ekor koleksi harimau putih, diantaranya tiga jantan dan dua betina.
(rsa)