Wabah chikungunya serang warga Salatiga
A
A
A
Sindonews.com - Puluhan warga Dukuh Krajan, Kelurahan Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Salatiga, terjangkit penyakit chikungunya. Penyakit yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti ini menyerang warga dan mewabah sejak akhir Desember 2013.
Ketua RT02 Dukuh Krajan Triyanto (40) menuturkan, penyakit ini menyerang warga secara sporadis dalam waktu yang hampir bersamaan. Gejala awalnya mendadak suhu badan naik (panas), perut mual, dan muntah. Kemudian persendian kaku dan tidak bisa berjalan. Namun sebagian warga yang terjangkit, saat ini sudah sembuh.
"Warga sempat panik. Karena penyakit ini menyerang warga hampir dalam waktu bersamaan. Tapi warga terjangkit bisa disembuhkan setelah melakukan pengobatan di Puskesmas Sidorejo dan rumah sakit," katanya, kepada wartawan, Senin (27/1/2014).
Menurut dia, kasus ini sudah dilaporkan ke kelurahan dan diteruskan ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Salatiga. "Dinkes sudah melakukan penanganan dengan cara fogging," terangnya.
Sementara itu, Dinkes Kota Salatiga, hari ini melakukan fogging di Dukuh Krajan. Ini dilakukan untuk membasmi nyamuk dan mengantisipasi penyakit lainnya yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti seperti demam berdarah dengue (DBD).
Petugas Kecamatan Sidorejo Mamiek (38) mengatakan, jumlah warga yang terjangkit cikhungunya terhitung sejak akhir Desember 2013 hingga kemarin, mencapai 37 orang.
"Awalnya, warga yang terjangkit sebanyak tiga orang. Kemudian menjangkiti puluhan warga lainnya. Sekarang kondisi warga yang terjangkit chikungunya sudah membaik," ungkapnya.
Menurutnya, kasus chikungunya di Dukuh Krajan belum termasuk dalam kejadian luar biasa (KLB). "Chikungunya memang bisa saja terjadi secara sporadis. Tapi chikungunya tidak membahayakan hingga menimbulkan kematian," katanya.
Guna mengantisipasi penyebaran penyakit tersebut, Mamiek meminta kepada warga untuk meningkatkan pola hidup bersih dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
"Langkah antisipasi yang paling efektif adalah menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan PSN. Jika lingkungan bersih, penyebaran penyakit chikungnya dan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk lainnya bisa dicegah," tandasnya.
Ketua RT02 Dukuh Krajan Triyanto (40) menuturkan, penyakit ini menyerang warga secara sporadis dalam waktu yang hampir bersamaan. Gejala awalnya mendadak suhu badan naik (panas), perut mual, dan muntah. Kemudian persendian kaku dan tidak bisa berjalan. Namun sebagian warga yang terjangkit, saat ini sudah sembuh.
"Warga sempat panik. Karena penyakit ini menyerang warga hampir dalam waktu bersamaan. Tapi warga terjangkit bisa disembuhkan setelah melakukan pengobatan di Puskesmas Sidorejo dan rumah sakit," katanya, kepada wartawan, Senin (27/1/2014).
Menurut dia, kasus ini sudah dilaporkan ke kelurahan dan diteruskan ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Salatiga. "Dinkes sudah melakukan penanganan dengan cara fogging," terangnya.
Sementara itu, Dinkes Kota Salatiga, hari ini melakukan fogging di Dukuh Krajan. Ini dilakukan untuk membasmi nyamuk dan mengantisipasi penyakit lainnya yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti seperti demam berdarah dengue (DBD).
Petugas Kecamatan Sidorejo Mamiek (38) mengatakan, jumlah warga yang terjangkit cikhungunya terhitung sejak akhir Desember 2013 hingga kemarin, mencapai 37 orang.
"Awalnya, warga yang terjangkit sebanyak tiga orang. Kemudian menjangkiti puluhan warga lainnya. Sekarang kondisi warga yang terjangkit chikungunya sudah membaik," ungkapnya.
Menurutnya, kasus chikungunya di Dukuh Krajan belum termasuk dalam kejadian luar biasa (KLB). "Chikungunya memang bisa saja terjadi secara sporadis. Tapi chikungunya tidak membahayakan hingga menimbulkan kematian," katanya.
Guna mengantisipasi penyebaran penyakit tersebut, Mamiek meminta kepada warga untuk meningkatkan pola hidup bersih dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
"Langkah antisipasi yang paling efektif adalah menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan PSN. Jika lingkungan bersih, penyebaran penyakit chikungnya dan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk lainnya bisa dicegah," tandasnya.
(san)