Rela seperti mbok jamu demi kampanye

Senin, 16 Desember 2013 - 03:46 WIB
Rela seperti mbok jamu...
Rela seperti mbok jamu demi kampanye
A A A
Sindonews.com - Keramaian gelaran Car Free Day (CFD) Jalah Pahlawan Kota Semarang pecah ketika puluhan mbok-mbok jamu melintas di tengah keramaian. Dengan pakaian jawa lengkap dengan bakul (tempat jamu) yang digendong di belakang punggung, mereka mengelilingi jalan dan mengajak masyarakat meminum jamu tradisional.

Uniknya, tak semua mbok-mbok jamu tersebut adalah perempuan. Beberapa diantara mereka ternyata berjenis kelamin laki-laki yang didandani layaknya penjual jamu gendong. Sontak saja, gerak-gerik mbok-mbok jamu gadungan ini mencuri perhatian ribuan warga dan tertawa melihat aksi-aksi mereka.

“Lucu banget, saya kira mbok jamu beneran, ternyata laki-laki. Tapi cantik kok,” celetuk Sastri,26, salah satu pengunjung CFD asal Karangayu Kota Semarang.

Yah, kegiatan tersebut merupakan salah satu acara yang bertajuk kampanye jamu yang dilakukan oleh mahasiswa DIII Fisip Undip Semarang. Mengambil tema Jangan Takut Minum Jamu itu, puluhan mahasiswa tersebut mencoba mengajak masyarakat untuk kembali mengkonsumsi jamu dan mengurangi ketergantungan terhadap obat-obatan kimia.

“Selama ini banyak masyarakat takut minum jamu karena rasanya pahit dan sebagainya. Kami mencoba meluruskan maindset tersebut dan mengatakan bawah saat ini sudah banyak jamu yang dikemas dan diproduksi dengan berbagai jenis yang dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat,” kata Pujo Tulus Basuki, koordinator kampanye kepada KORAN SINDO, kemarin.

Selain mengkampanyekan produk asli Indonesia tersebut, kampanye jamu tradisional tersebut imbuh Pujo dilakukan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap obat-obatan kimia. Sebab menurutnya, obat-obatan kimia akan menimbulkan efek samping kelak dikemudian hari.

“Saat ini kan banyak orang yang kalau sakit langsung minum obat. Padahal, obat pasti memiliki efek samping jika dikonsumsi terus menerus. Untuk itu kami mengajak masyarakat kembali mengkonsumsi jamu, karena selain dapat menyembuhkan, jamu juga memiliki khasiat yang lebih baik dibanding obat kimia,” imbuhnya.

Dalam aksinya itu, puluhan mahasiswa tersebut menggelar pawai dengan berpakaian ala mbok-mbok jamu. Mereka berkeliling dengan membawa spanduk besar bertuliskan Jangan Takut Minum Jamu.

Tidak hanya itu, mereka juga menggelar aksi teatrikal yang menggambarkan bagaimana kehidupan mbok-mbok jamu dalam kehidupan sehari-hari. Mulai meracik jamu, kemudian mengedarkannya. Ada juga tarian ala mbok jamu yang dipentaskan secara apik oleh salah satu mahasiswa.

Setelah itu, mbok-mbok jamu tersebut kemudian membagi-bagikan jamu tradisional berupa kunir asem dan wedang uwuh kepada pengunjung secara gratis. Pengunjung pun sangat senang dan mengantre untuk mendapatkan jamu tradisional itu.

“Sangat menarik kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa ini, sebagai kaum terpelajar mereka mengajak kita kembali mencintai kearifan local yakni jamu tradisional yang sudah berkembang lama di Indonesia ini. Tentu kegiatan ini sangat positif dan inspiratif,” kata Junaidi,53, pengunjung asal Gunungpati Semarang.
(lal)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9461 seconds (0.1#10.140)