Hujan abu Merapi bukan dampak letusan
A
A
A
Sindonews.com - Hujan abu vulkanik yang menimpa wilayah lereng Gunung Merapi, terutama di bagian wilayah timur, bukan disebabkan karena letusan dari Gunung Merapi, seperti yang belum lama ini terjadi.
Kepala Pos Pemantauan Gunung Merapi Jrakah Alzahwar mengatakan, hujan abu yang menimpa wilayah timur, bukan erupsi yang bersifat magmatik atau adanya tekanan magma dari dalam perut bumi. Namun hanya berupa hembusan yang sifatnya sementara saja.
"Gunung Merapi yang terpantau dari Pos Pemantauan Jrakah masih landai. Hujan abu vulkanik yang menimpa wilayah timur, bukan berasal dari letusan. Namun hanya bersifat hembusan, yang levelnya masih di bawah letusan," ujar Alzahwar, saat dihubungi melalui telepon seluler, Kamis (12/12/2013).
Hasil pemantauan yang dilakukan Pos Pemantauan Jrakah, sejak informasi adanya hujan abu yang diterima pos pemantauan, tidak ditemukan bekas awan panas di puncak Merapi.
"Tim kami tidak menemukan jejak awan panas di puncak. Yang kesimpulannya hanya hembusan saja," ujarnya.
Dari laporan yang diterima, meski hanya bersifat hembusan, wilayah-wilayah timur di lereng Gunung Merapi yang terkena hujan abu Gunung Merapi yaitu Cempogo Boyolali, Desa Sidorejo, dan Balerante, Klaten, yang berjarak sekitar sempat hingga enam kilometer dengan puncak Merapi.
"Sedangkan Selo, meskipun masuk di wilayah timur lereng Merapi, sama sekali tidak tersentuh hujan abu," jelasnya.
Menurut Alzahwar, saat ini puncak Gunung Merapi tertutup kabut katagori 03. Yang artinya, puncak Gunung Merapi tak dapat terpantau lagi, sehingga tidak diketahui apakah di puncak sana diguyur hujan atau tidak.
Saat ditanya kemungkinan hembusan abu vulkanik tersebut menghujani wilayah-wilayah di bawah lereng Gunung Merapi karena adanya gempa bumi yang mengguncang Tasikmalaya atau tidak, dirinya belum bisa memastikan.
"Kami belum tahu apakah hembusan tersebut terjadi karena gempa Tasik atau tidak. Masih diteliti lagi," pungkasnya.
Kepala Pos Pemantauan Gunung Merapi Jrakah Alzahwar mengatakan, hujan abu yang menimpa wilayah timur, bukan erupsi yang bersifat magmatik atau adanya tekanan magma dari dalam perut bumi. Namun hanya berupa hembusan yang sifatnya sementara saja.
"Gunung Merapi yang terpantau dari Pos Pemantauan Jrakah masih landai. Hujan abu vulkanik yang menimpa wilayah timur, bukan berasal dari letusan. Namun hanya bersifat hembusan, yang levelnya masih di bawah letusan," ujar Alzahwar, saat dihubungi melalui telepon seluler, Kamis (12/12/2013).
Hasil pemantauan yang dilakukan Pos Pemantauan Jrakah, sejak informasi adanya hujan abu yang diterima pos pemantauan, tidak ditemukan bekas awan panas di puncak Merapi.
"Tim kami tidak menemukan jejak awan panas di puncak. Yang kesimpulannya hanya hembusan saja," ujarnya.
Dari laporan yang diterima, meski hanya bersifat hembusan, wilayah-wilayah timur di lereng Gunung Merapi yang terkena hujan abu Gunung Merapi yaitu Cempogo Boyolali, Desa Sidorejo, dan Balerante, Klaten, yang berjarak sekitar sempat hingga enam kilometer dengan puncak Merapi.
"Sedangkan Selo, meskipun masuk di wilayah timur lereng Merapi, sama sekali tidak tersentuh hujan abu," jelasnya.
Menurut Alzahwar, saat ini puncak Gunung Merapi tertutup kabut katagori 03. Yang artinya, puncak Gunung Merapi tak dapat terpantau lagi, sehingga tidak diketahui apakah di puncak sana diguyur hujan atau tidak.
Saat ditanya kemungkinan hembusan abu vulkanik tersebut menghujani wilayah-wilayah di bawah lereng Gunung Merapi karena adanya gempa bumi yang mengguncang Tasikmalaya atau tidak, dirinya belum bisa memastikan.
"Kami belum tahu apakah hembusan tersebut terjadi karena gempa Tasik atau tidak. Masih diteliti lagi," pungkasnya.
(san)