Solo butuh tambahan 180 armada BST
A
A
A
Sindonews.com - Sedikitnya dibutuhkan tambahan 180 armada bus rapid transit (BRT) untuk mewujudkan delapan koridor Batik Solo Trans (BST) hingga 2015. Sampai saat ini, dua koridor telah terealisasi dengan jumlah armada 31 unit.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Yosca Herman Soedrajad mengatakan, pemenuhan armada BST untuk dua tahun mendatang direncanakan memakai anggaran pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.
“Satu unit bus senilai Rp560 juta. Gubernur sudah berkomitmen untuk mendukung penyediaan BRT di Solo, sehingga penjajakan perlu dilakukan dalam pembahasan APBD provinsi,” kata dia, Selasa (3/12/2013).
Sejauh ini, pengadaan armada BST berasal dari APBD kota dan aset milik operatornya. Misalnya 16 bus BST di koridor II yang merupakan pengadaan APBD 2012 senilai Rp6 miliar untuk 10 unit. Sedangkan sisanya milik PT Bengawan Solo Transport selaku operatornya.
Herman, sapaan akrabnya, optimistis penyediaan armada mencapai 180 unit sampai 2015 terealisasi. Program transportasi massal di Kota Solo yang cukup berhasil melatarbelakangi pengajuan bantuan itu ke pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.
Tahun 2014, akan dibuka empat koridor dengan jumlah armada bus mencapai 120 unit, yakni koridor III-VI. Sedangkan koridor VII dan VIII membutuhkan 60 unit bus, yang akan digarap pada 2015. Pembukaan delapan koridor BST ini mengambil kru dari awak bus kota yang lebih dulu beroperasi di 16 trayek di dalam kota.
“Dari 11 PO bus kota, hanya aka nada dua yang mengoperasikan BST. Yakti Perum Damri dan PT Bengawan Solo Transport. Sopir dan aawak bus dipilih dari yang sudah ada di 16 trayek tersebut,” kata dia.
Sementara itu, sebanyak 10 unit bus BST yang diproduksi di karoseri New Armada magelang siap beroperasi di koridor II. Aneka penyesuaian perlu dilakukan sebelum diluncurkan, meliputi uji kelayakan (KIR), surat-surat kendaraan hingga tampilan.
“Sambil menunggu kesiapan PT Bengawan Solo Transport terkait enam armadanya, kita akan membereskan kelengkapan 10 bus. Diperkirakan bulan ini juga siap beroperasi di koridor II,” kata dia.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Yosca Herman Soedrajad mengatakan, pemenuhan armada BST untuk dua tahun mendatang direncanakan memakai anggaran pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.
“Satu unit bus senilai Rp560 juta. Gubernur sudah berkomitmen untuk mendukung penyediaan BRT di Solo, sehingga penjajakan perlu dilakukan dalam pembahasan APBD provinsi,” kata dia, Selasa (3/12/2013).
Sejauh ini, pengadaan armada BST berasal dari APBD kota dan aset milik operatornya. Misalnya 16 bus BST di koridor II yang merupakan pengadaan APBD 2012 senilai Rp6 miliar untuk 10 unit. Sedangkan sisanya milik PT Bengawan Solo Transport selaku operatornya.
Herman, sapaan akrabnya, optimistis penyediaan armada mencapai 180 unit sampai 2015 terealisasi. Program transportasi massal di Kota Solo yang cukup berhasil melatarbelakangi pengajuan bantuan itu ke pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.
Tahun 2014, akan dibuka empat koridor dengan jumlah armada bus mencapai 120 unit, yakni koridor III-VI. Sedangkan koridor VII dan VIII membutuhkan 60 unit bus, yang akan digarap pada 2015. Pembukaan delapan koridor BST ini mengambil kru dari awak bus kota yang lebih dulu beroperasi di 16 trayek di dalam kota.
“Dari 11 PO bus kota, hanya aka nada dua yang mengoperasikan BST. Yakti Perum Damri dan PT Bengawan Solo Transport. Sopir dan aawak bus dipilih dari yang sudah ada di 16 trayek tersebut,” kata dia.
Sementara itu, sebanyak 10 unit bus BST yang diproduksi di karoseri New Armada magelang siap beroperasi di koridor II. Aneka penyesuaian perlu dilakukan sebelum diluncurkan, meliputi uji kelayakan (KIR), surat-surat kendaraan hingga tampilan.
“Sambil menunggu kesiapan PT Bengawan Solo Transport terkait enam armadanya, kita akan membereskan kelengkapan 10 bus. Diperkirakan bulan ini juga siap beroperasi di koridor II,” kata dia.
(san)