Dukung Ayu, ratusan dokter di Aceh bermunajat
A
A
A
Sindonews.com - Sebagai wujud solidaritas untuk dr Ayu, ratusan dokter di Aceh juga melakukan aksi mogok kerja. Berbeda dengan daerah lain yang diwarnai aksi turun ke jalan, di Banda Aceh, para dokter menggelar aksi berdoa dan zikir bersama di sela mogok.
Sekira 300 tenaga medis terdiri dari dokter, perawat, pegawai rumah sakit dan mahasiswa Fakultas Kodokteran berkumpul di Musalla RSU Zainal Abidin, untuk bermunajat doa. Usai berdoa, mereka menyampaikan testimoni satu per satu.
Aksi berlangsung selama dua jam sejak pukul 08.00 Wib ini, sebagai dukungan moral terhadap dr Ayu dan dua rekannya yang sedang menjalani proses hukum.
"Kita hentikan pelayanan selama dua jam, tapi untuk pasien-pasien emergency (darurat) tidak terganggu, tetap dilayani. Kita sudah beritahu sebelumnya kepada pasien, mereka memaklumi," kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh, dr Fahrul Jamal, di Banda Aceh, Rabu (27/11/2013).
Menurutnya, doa bersama ini digelar untuk membedakan Aceh sebagai provinsi berstatus syariat Islam. IDI Aceh juga menyuarakan kampanye tolak kriminalisasi dokter melalui spanduk-spanduk yang ditempel di berbagai lokasi.
"Aceh adalah daerah Islami, jadi kita tunjukkan cara-cara Islami. Kita duduk berdoa minta sama-sama kepada Tuhan agar diberikan yang terbaik kepada dokter dan bangsa ini. Kita percaya sama Tuhan dan tidak ada kekuatan yang mengalahkan kekuatan Tuhan," ujar Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSU Zainal Abidin itu.
IDI Aceh prihatin dengan proses hukum dr Ayu yang dilakukan pengadilan umum. Seharusnya, kata dia, pasien yang tak puas dengan kinerja dokter bisa menempuh mekanisme hukum dengan mengadukan ke majelis etik kedokteran dan biar majelis itu yang memutuskan.
"Jangan mengkriminalisasi dokter. Dokter itu dicipta untuk membantu pasien. Salah kalau dianggap memanfaatkan pasien," sebut Fahrul.
Pihaknya meminta dr Ayu dan rekannya segera dibebaskan. Jika tidak, tak tertutup kemungkinan akan ada aksi lebih besar dilakukan para dokter. "Kita akan berbuat (aksi) lebih besar, jadi ini bisa saja nanti berdampak lebih jelek," tukas Fahrul.
Selama aksi mogok berlangsung, para pasien khususnya yang berobat jalan di klinik RSU Zainal Abidin harus rela menunggu hingga pukul 10.00. Usai aksi, aktivitas pelayanan kesehatan di rumah sakit terbesar di Aceh itu tetap berjalan seperti biasa.
Baca juga: "Harusnya saya operasi, tapi enggak ada dokternya"
Sekira 300 tenaga medis terdiri dari dokter, perawat, pegawai rumah sakit dan mahasiswa Fakultas Kodokteran berkumpul di Musalla RSU Zainal Abidin, untuk bermunajat doa. Usai berdoa, mereka menyampaikan testimoni satu per satu.
Aksi berlangsung selama dua jam sejak pukul 08.00 Wib ini, sebagai dukungan moral terhadap dr Ayu dan dua rekannya yang sedang menjalani proses hukum.
"Kita hentikan pelayanan selama dua jam, tapi untuk pasien-pasien emergency (darurat) tidak terganggu, tetap dilayani. Kita sudah beritahu sebelumnya kepada pasien, mereka memaklumi," kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh, dr Fahrul Jamal, di Banda Aceh, Rabu (27/11/2013).
Menurutnya, doa bersama ini digelar untuk membedakan Aceh sebagai provinsi berstatus syariat Islam. IDI Aceh juga menyuarakan kampanye tolak kriminalisasi dokter melalui spanduk-spanduk yang ditempel di berbagai lokasi.
"Aceh adalah daerah Islami, jadi kita tunjukkan cara-cara Islami. Kita duduk berdoa minta sama-sama kepada Tuhan agar diberikan yang terbaik kepada dokter dan bangsa ini. Kita percaya sama Tuhan dan tidak ada kekuatan yang mengalahkan kekuatan Tuhan," ujar Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSU Zainal Abidin itu.
IDI Aceh prihatin dengan proses hukum dr Ayu yang dilakukan pengadilan umum. Seharusnya, kata dia, pasien yang tak puas dengan kinerja dokter bisa menempuh mekanisme hukum dengan mengadukan ke majelis etik kedokteran dan biar majelis itu yang memutuskan.
"Jangan mengkriminalisasi dokter. Dokter itu dicipta untuk membantu pasien. Salah kalau dianggap memanfaatkan pasien," sebut Fahrul.
Pihaknya meminta dr Ayu dan rekannya segera dibebaskan. Jika tidak, tak tertutup kemungkinan akan ada aksi lebih besar dilakukan para dokter. "Kita akan berbuat (aksi) lebih besar, jadi ini bisa saja nanti berdampak lebih jelek," tukas Fahrul.
Selama aksi mogok berlangsung, para pasien khususnya yang berobat jalan di klinik RSU Zainal Abidin harus rela menunggu hingga pukul 10.00. Usai aksi, aktivitas pelayanan kesehatan di rumah sakit terbesar di Aceh itu tetap berjalan seperti biasa.
Baca juga: "Harusnya saya operasi, tapi enggak ada dokternya"
(rsa)