Jembatan darurat Rangas ambruk
A
A
A
Sindonews.com - Akibat tidak mampu menahan beban, jembatan darurat di lingkungan Korongana, Kelurahan Rangas, Kecamatan Simboro, ambruk hingga hanya bisa dilalui pejalan kaki. Jembatan ini satu-satunya jalan menuju kompleks perkantoran Pemprov Sulbar.
Ambruknya jembatan itu juga memutus jalur ke SMK Rangas, Desa Landi, Desa Sumare, dan Kantor DPRD Sulbar. Termasuk Rujab Gubernur, Wakil Gubernur dan Ketua DPRD Sulbar. Kondisi ini tentu saja dikeluhkan masyarakat. Tidak ada penjual sayur dan ikan masuk ke wilayahnya.
Awalnya jembatan yang dibangun sekitar dua bulan lalu dengan tiang pondasi kayu kelapa ini masih berdiri tegak saat dilalui kendaraan pribadi. Namun mulai miring saat kendaraan berat proyek selalu melintasinya.
Ambruknya jembatan ini diketahui terjadi Minggu (24/11) lalu. Para pekerja berusaha memperbaikinya, namun tetap tidak bisa maksimal. Akibatnya, sejak Senin hingga Selasa (26/11/2013) kemacetan terjadi.
Seluruh kendaraan dari dua arah harus antre. Bagi yang tidak sabar, memarkir kendaraannya di pom bensin Rangas. Kemudian melanjutkannya dengan ojek. Kondisi terjadi pada semua kalangan, termasuk para pejabat Pemprov Sulbar.
Seorang pejabat Pemprov Sulbar, M. Salil, mengaku tidak ikut upacara bendera akibat macet. Dia sudah sekitar dua jam terjebak.
"Kurang lebih dua jam saya terjebak. Saya yakin pimpinan paham kalau terlambat," katanya.
Antrean yang sama terjadi saat istirahat siang dan jam pulang kerja. Dari pantauan di lapangan, tidak ada petugas yang mengaturnya. Sehingga banyak kendaraan roda dua bertumpuk di ujung jembatan yang justru menghambat lalu lintas.
Ambruknya jembatan itu juga memutus jalur ke SMK Rangas, Desa Landi, Desa Sumare, dan Kantor DPRD Sulbar. Termasuk Rujab Gubernur, Wakil Gubernur dan Ketua DPRD Sulbar. Kondisi ini tentu saja dikeluhkan masyarakat. Tidak ada penjual sayur dan ikan masuk ke wilayahnya.
Awalnya jembatan yang dibangun sekitar dua bulan lalu dengan tiang pondasi kayu kelapa ini masih berdiri tegak saat dilalui kendaraan pribadi. Namun mulai miring saat kendaraan berat proyek selalu melintasinya.
Ambruknya jembatan ini diketahui terjadi Minggu (24/11) lalu. Para pekerja berusaha memperbaikinya, namun tetap tidak bisa maksimal. Akibatnya, sejak Senin hingga Selasa (26/11/2013) kemacetan terjadi.
Seluruh kendaraan dari dua arah harus antre. Bagi yang tidak sabar, memarkir kendaraannya di pom bensin Rangas. Kemudian melanjutkannya dengan ojek. Kondisi terjadi pada semua kalangan, termasuk para pejabat Pemprov Sulbar.
Seorang pejabat Pemprov Sulbar, M. Salil, mengaku tidak ikut upacara bendera akibat macet. Dia sudah sekitar dua jam terjebak.
"Kurang lebih dua jam saya terjebak. Saya yakin pimpinan paham kalau terlambat," katanya.
Antrean yang sama terjadi saat istirahat siang dan jam pulang kerja. Dari pantauan di lapangan, tidak ada petugas yang mengaturnya. Sehingga banyak kendaraan roda dua bertumpuk di ujung jembatan yang justru menghambat lalu lintas.
(rsa)