Heli MI-17 jatuh, sistem pengadaan suku cadang dipertanyakan

Senin, 11 November 2013 - 11:50 WIB
Heli MI-17 jatuh, sistem...
Heli MI-17 jatuh, sistem pengadaan suku cadang dipertanyakan
A A A
Sindonews.com - Anggota Komisi I DPR RI, Tjahjo Kumolo, meminta agar seluruh alat utama sistem persenjataan (alutsista) dievaluasi paska jatuhnya Helikopter Jenis MI-17 milik TNI AD di sekitar Desa Apoping, Kecamatan Bahau Ulu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, Sabtu 9 November 2013.

"Kecelakaan ini menimbulkan banyak pertanyaan, karena diperkirakan Heli ini jatuh bukan karena kesalahan manusia (human error), tapi karena kesalahan alat," kata Tjahjo, Senin (11/11/2013).

Dalam kesempatan tersebut, Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menanyakan keberadaan suku cadang alutsista yang ada di Indonesia.

"Bagaimana dengan sistem pemeliharaannya termasuk biaya pemeliharaan yang disediakan? Apakah TOT (transfer of technologie) nya sesuai dengan kontrak pembelian sehingga para prajurit memiliki kemampuan yang cukup dalam alih tehnologinya?," terangnya.

Terakhir, dirinya pun kembali mendesak agar TNI segera mengevaluasi alutsista yang dimiliki termasuk untuk Helikopter MI-17.

"Kalau sistem pengadaan suku cadang dan sistem pemeliharaannya tidak mendapatkan perhatian serius, tidak mustahil semua alutsista modern ini lambat laun akan menjadi barang yang tak ada manfaatnya, yang membahayakan prajurit sendiri dan tak memiliki daya tangkal lagi dalam sistim pertahanan kita," tuntasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Helikopter Jenis MI-17 milik TNI AD jatuh di sekitar Desa Apoping, Kecamatan Bahau Ulu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara pada Sabtu (9/11/2013) sekira pukul 11.30. Dari 19 orang yang dibawa, 13 orang dipastikan tewas dan enam lainnya selamat.

Korban selamat terdiri dari dua prajurit TNI dan empat warga sipil. Sedangkan korban meninggal terdiri lima prajurit TNI dan delapan warga sipil.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1156 seconds (0.1#10.140)