Puluhan awak bus di Solo terancam Koridor Dua
A
A
A
Sindonews.com - Puluhan awak bus di Kota Solo terancam menganggur. Hal itu disebabkan pengoperasian Batik Solo Trans (BST) Koridor Dua pada akhir November mendatang.
Puluhuan awak bus tersebut berasal dari Perusahaan Otobus Atmo, yang saat ini beroperasi di Koridor Dua Kota Solo. Salah seorang supir Bus Atmo Sukino menyebutkan, pihaknya mengaku was-was jelang pengopersian BST koridor dua.
Menurutnya, pengoperasian BST tinggal menghitung hari, sedangkan kepastian mengenai pekerjaannya belum juga dia dapatkan sampai saat ini. Dia berharap, operator BST yakni PT Bengawan Solo Trans, merekrut mereka dan ikut mengoperasikan BST.
"Kalau Koridor Dua Beroperasi, otomatis trayek kita akan dihapus. Kita akan bergeser ke koridor lain, atau justru malah nganggur," ucapnya kepada wartawan, Minggu (10/11/2013).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh awak bus lainnya. Bagong awak bus lainnya berharap, PT BST mau mempertimbangkan memakai jasa mereka lagi. Apalagi, mereka sudah bekerja sebagai awak bus koridor dua sejak puluhan tahun yang lalu.
Dia menilai sejauh ini proses rekruitmen yang dilakukan oleh PT BST tidak adil, karena memprioritaskan tenaga muda. Sedangkan yang sudah tua sudah tidak lagi dipergunakan. Dia hanya meminta agar semua pihak agar memikirkan keberadaan mereka.
"Jangan sampai gara-gara pengoperasian BST, mata pencaharian kami jadi hilang. Semoga ini semua ada solusinya sebelum koridor dua jalan. Semoga PT BST memperhatikan kami, apalagi perusahaan kami anggota konsorsium dari PT BST," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Organisasi Angkutan Darat (organda) Kota Solo Joko Suprapto meminta, agar awak bus koridor dua tidak terlalu memikirkan hal itu. Menurutnya para awak bus tersebut nantinya tetap beroperasi di trayek lain atau di koridor lain. Hal tersebut, sudah sesuai dengan keputusan para anggota Organda.
Sehingga, meskipun ada pergeseran trayek, nantinya tidak akan terjadi ketegangan karena itu semua telah disepakati. "Tidak usah gusar, semua masih bisa bekerja mengoperasikan bus yang lama, hanya saja trayeknya diganti," ucapnya.
Sedangkan untuk masalah rekrutmen, pihaknya menyebutkan jika semua itu merupakan kewenangan dari PT BST. Menurutnya perusahaan tersebut telah memiliki standar tersendiri untuk merekrut karyawan baru. "Kita tidak bisa intervensi mereka, itu sudah ada aturannya," ucapnya.
Puluhuan awak bus tersebut berasal dari Perusahaan Otobus Atmo, yang saat ini beroperasi di Koridor Dua Kota Solo. Salah seorang supir Bus Atmo Sukino menyebutkan, pihaknya mengaku was-was jelang pengopersian BST koridor dua.
Menurutnya, pengoperasian BST tinggal menghitung hari, sedangkan kepastian mengenai pekerjaannya belum juga dia dapatkan sampai saat ini. Dia berharap, operator BST yakni PT Bengawan Solo Trans, merekrut mereka dan ikut mengoperasikan BST.
"Kalau Koridor Dua Beroperasi, otomatis trayek kita akan dihapus. Kita akan bergeser ke koridor lain, atau justru malah nganggur," ucapnya kepada wartawan, Minggu (10/11/2013).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh awak bus lainnya. Bagong awak bus lainnya berharap, PT BST mau mempertimbangkan memakai jasa mereka lagi. Apalagi, mereka sudah bekerja sebagai awak bus koridor dua sejak puluhan tahun yang lalu.
Dia menilai sejauh ini proses rekruitmen yang dilakukan oleh PT BST tidak adil, karena memprioritaskan tenaga muda. Sedangkan yang sudah tua sudah tidak lagi dipergunakan. Dia hanya meminta agar semua pihak agar memikirkan keberadaan mereka.
"Jangan sampai gara-gara pengoperasian BST, mata pencaharian kami jadi hilang. Semoga ini semua ada solusinya sebelum koridor dua jalan. Semoga PT BST memperhatikan kami, apalagi perusahaan kami anggota konsorsium dari PT BST," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Organisasi Angkutan Darat (organda) Kota Solo Joko Suprapto meminta, agar awak bus koridor dua tidak terlalu memikirkan hal itu. Menurutnya para awak bus tersebut nantinya tetap beroperasi di trayek lain atau di koridor lain. Hal tersebut, sudah sesuai dengan keputusan para anggota Organda.
Sehingga, meskipun ada pergeseran trayek, nantinya tidak akan terjadi ketegangan karena itu semua telah disepakati. "Tidak usah gusar, semua masih bisa bekerja mengoperasikan bus yang lama, hanya saja trayeknya diganti," ucapnya.
Sedangkan untuk masalah rekrutmen, pihaknya menyebutkan jika semua itu merupakan kewenangan dari PT BST. Menurutnya perusahaan tersebut telah memiliki standar tersendiri untuk merekrut karyawan baru. "Kita tidak bisa intervensi mereka, itu sudah ada aturannya," ucapnya.
(san)