Tolak pembangunan PLTU, massa rusak 2 kantor desa
A
A
A
Sindonews.com - Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Batang, Jawa Tengah, terus mendapat penolakan warga di sekitar lokasi. Warga yang tidak menerima adanya pendirian PLTU itu berbuat anarkis.
Dua kantor balai desa, yaitu Balai Desa Ponowareng, Kecamatan Tulis dan Balai Desa Karanggeneng, Kecamatan Kandeman, tadi siang di rusak ratusan warga. Akibat adanya perusakan ini, Kantor Desa Ponowareng ditutup dan kantor Balai Desa Karanggenang juga tak ada aktivias pelayanan warga.
Papan nama dan papan informasi hancur berantakan, demikian juga dengan meja, serta kursi-kursi untuk pertemuan dibanting dan hancur diamuk massa. Kondisi kedua desa itu, hingga kini masih tegang. Aparat masih terus melakukan patroli untuk mengamankan lokasi.
Perusakan ini bermula dari adanya pertemuan warga dengan pihak investor PT Bhimasena Power Indonesia. “Saat itu ada pembentukan Forum Komunikasi Masyarakat dengan BPI, tiba-tiba ratusan warga yang menolak melakukan penyerangan,” ujar Kasie Pemerintahan Desa Karanggeneng Unasir, kepada wartawan, Kamis (7/11/2013).
Warga menyebutkan, aksi tersebut dilakukan karena mereka menolak pendirian PLTU di lima desa, yaitu Kranggeneng, Ponowareng, Ujungnegoro, dan Roban.
“Warga menentang pendirian PLTU dan adanya pembentukan forum komunikasi ini, karena hanya akan merugikan warga," jelas Roidi, tokoh warga.
Kabag Humas Polres Batang AKP Maksus, ketika dihubungi menyebutkan, pihaknya masih melakukan penyelidikan. Untuk sementara, di lokasi kejadian masih diamankan petugas dari Polres Batang dan Brimob Pekalongan.
“Kita masih menyelidiki kejadian perusakan tersebut, dan untuk mengantisipasi, aparat melakukan patroli di sekitar lokasi kejadian,“ jelasnya.
Sementara itu, kondisi dua desa tersebut hingga kini masih tegang. Warga banyak bergerombol di depan rumah dan berjaga-jaga. Sementara patroli dari pihak aparat Brimob Pekalongan terus dilakukan, untuk menjaga situasi yang tidak diinginkan.
Dua kantor balai desa, yaitu Balai Desa Ponowareng, Kecamatan Tulis dan Balai Desa Karanggeneng, Kecamatan Kandeman, tadi siang di rusak ratusan warga. Akibat adanya perusakan ini, Kantor Desa Ponowareng ditutup dan kantor Balai Desa Karanggenang juga tak ada aktivias pelayanan warga.
Papan nama dan papan informasi hancur berantakan, demikian juga dengan meja, serta kursi-kursi untuk pertemuan dibanting dan hancur diamuk massa. Kondisi kedua desa itu, hingga kini masih tegang. Aparat masih terus melakukan patroli untuk mengamankan lokasi.
Perusakan ini bermula dari adanya pertemuan warga dengan pihak investor PT Bhimasena Power Indonesia. “Saat itu ada pembentukan Forum Komunikasi Masyarakat dengan BPI, tiba-tiba ratusan warga yang menolak melakukan penyerangan,” ujar Kasie Pemerintahan Desa Karanggeneng Unasir, kepada wartawan, Kamis (7/11/2013).
Warga menyebutkan, aksi tersebut dilakukan karena mereka menolak pendirian PLTU di lima desa, yaitu Kranggeneng, Ponowareng, Ujungnegoro, dan Roban.
“Warga menentang pendirian PLTU dan adanya pembentukan forum komunikasi ini, karena hanya akan merugikan warga," jelas Roidi, tokoh warga.
Kabag Humas Polres Batang AKP Maksus, ketika dihubungi menyebutkan, pihaknya masih melakukan penyelidikan. Untuk sementara, di lokasi kejadian masih diamankan petugas dari Polres Batang dan Brimob Pekalongan.
“Kita masih menyelidiki kejadian perusakan tersebut, dan untuk mengantisipasi, aparat melakukan patroli di sekitar lokasi kejadian,“ jelasnya.
Sementara itu, kondisi dua desa tersebut hingga kini masih tegang. Warga banyak bergerombol di depan rumah dan berjaga-jaga. Sementara patroli dari pihak aparat Brimob Pekalongan terus dilakukan, untuk menjaga situasi yang tidak diinginkan.
(san)