Waspada pohon tumbang di musim penghujan
A
A
A
Sindonews.com – Masyarakat Kota Semarang diminta tetap waspada terhadap ancaman pohon tumbang, terutama pohon-pohon pelindung di pinggir jalan. Sebab, diprediksikan angin kencang disertai hujan lebat serta petir masih berpotensi terjadi.
Data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jateng memprediksikan, hujan diikuti angin kencang masih berpotensi terjadi bulan Oktober hingga akhir November 2013. Hal itu dikarenakan saat ini masih memasuki musim pancaroba.
“Pada kondisi seperti ini, kondisi cuaca mengalami fluktuasi. Namun, hujan lebat dengan hembusan angin kencang disertai petir berpotensi besar terjadi saat pancaroba seperti ini,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Jateng, Reni Kraningtyas kepada KORAN SINDO, Kamis (18/10/2013).
Angin kencang itu imbuh Reni bisa mencapai kekuatan hingga 40 km/jam. Ia mengimbau kepada masyarakat agar lebih berhati-hati dan waspada terhadap akibat fatal yang akan terjadi.
“Saya harap masyarakat waspada, karena angin kencang sangat besar kemungkinannya terjadi. Karena saat musim pancaroba seperti ini, langit banyak ditemui awan cumulonimbus (Cb). Akibat dari jenis awan ini dapat menimbulkan hujan lebat, angin kencang dan petir berdurasi singkat,” imbaunya.
“Lebih baik hati-hati, apalagi saat melintas di jalan yang banyak ditumbuhi pohon-pohon besar, karena tidak menutup kemungkinan pohon akan tumbang akibat terpaan angin yang kencang itu,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pertamanan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang, Budi Prakosa mengatakan, pohon pelindung pinggir jalan Kota Semarang memang sudah seharusnya diremajakan.
Sebab, sebagian besar pohon-pohon itu usianya sudah tua, sehingga rawan sekali tumbang.
“Apalagi, dari perkiraan kita hampir 70 persen pohon pelindung jalan di Kota Semarang berjenis angsana (Pterocarpus indica willd). Dimana pohon jenis itu terkenal sangat rapuh dan rawan sekali tumbang,” kata dia.
Selain itu, usia pohon angsana di pinggir-pinggir jalan Kota Semarang saat ini diprediksikan lebih dari 30 tahun. Padahal, usia maksimal pohon peneduh pinggir jalan apalagi jenis angsana adalah 20-30 tahun.
“Memang sudah seharusnya diremajakan, tapi kita juga harus memikirkan strateginya. Saat ini kita juga telah menyulami pohon tersebut dengan pohon kecil di bawahnya, nanti kalau sudah cukup besar, pohon besar yang usianya sudah tua itu akan dipotong. Kalau langsung dipotong semuanya saat ini, nanti masyarakat protes karena jalanan menjadi panas,” imbuhnya.
Seperti diketahui, pohon tumbang menjadi salah satu hal yang harus diwaspadai masyarakat. sebab, banyak sekali kasus pohon tumbang di Kota Semarang yang berakibat fatal.
Kasus terbaru terjadi di Jl Simongan Raya pada Rabu (16/10) lalu. Dimana satu buah pohon pelindung jalan tumbang dan menimpa sebuah mobil APV yang sedang melintas di bawahnya.
Data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jateng memprediksikan, hujan diikuti angin kencang masih berpotensi terjadi bulan Oktober hingga akhir November 2013. Hal itu dikarenakan saat ini masih memasuki musim pancaroba.
“Pada kondisi seperti ini, kondisi cuaca mengalami fluktuasi. Namun, hujan lebat dengan hembusan angin kencang disertai petir berpotensi besar terjadi saat pancaroba seperti ini,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Jateng, Reni Kraningtyas kepada KORAN SINDO, Kamis (18/10/2013).
Angin kencang itu imbuh Reni bisa mencapai kekuatan hingga 40 km/jam. Ia mengimbau kepada masyarakat agar lebih berhati-hati dan waspada terhadap akibat fatal yang akan terjadi.
“Saya harap masyarakat waspada, karena angin kencang sangat besar kemungkinannya terjadi. Karena saat musim pancaroba seperti ini, langit banyak ditemui awan cumulonimbus (Cb). Akibat dari jenis awan ini dapat menimbulkan hujan lebat, angin kencang dan petir berdurasi singkat,” imbaunya.
“Lebih baik hati-hati, apalagi saat melintas di jalan yang banyak ditumbuhi pohon-pohon besar, karena tidak menutup kemungkinan pohon akan tumbang akibat terpaan angin yang kencang itu,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pertamanan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang, Budi Prakosa mengatakan, pohon pelindung pinggir jalan Kota Semarang memang sudah seharusnya diremajakan.
Sebab, sebagian besar pohon-pohon itu usianya sudah tua, sehingga rawan sekali tumbang.
“Apalagi, dari perkiraan kita hampir 70 persen pohon pelindung jalan di Kota Semarang berjenis angsana (Pterocarpus indica willd). Dimana pohon jenis itu terkenal sangat rapuh dan rawan sekali tumbang,” kata dia.
Selain itu, usia pohon angsana di pinggir-pinggir jalan Kota Semarang saat ini diprediksikan lebih dari 30 tahun. Padahal, usia maksimal pohon peneduh pinggir jalan apalagi jenis angsana adalah 20-30 tahun.
“Memang sudah seharusnya diremajakan, tapi kita juga harus memikirkan strateginya. Saat ini kita juga telah menyulami pohon tersebut dengan pohon kecil di bawahnya, nanti kalau sudah cukup besar, pohon besar yang usianya sudah tua itu akan dipotong. Kalau langsung dipotong semuanya saat ini, nanti masyarakat protes karena jalanan menjadi panas,” imbuhnya.
Seperti diketahui, pohon tumbang menjadi salah satu hal yang harus diwaspadai masyarakat. sebab, banyak sekali kasus pohon tumbang di Kota Semarang yang berakibat fatal.
Kasus terbaru terjadi di Jl Simongan Raya pada Rabu (16/10) lalu. Dimana satu buah pohon pelindung jalan tumbang dan menimpa sebuah mobil APV yang sedang melintas di bawahnya.
(lns)