Jembatan gantung ambrol, 20 orang masuk sungai, 1 tewas
A
A
A
Sindonews.com - Jembatan gantung di Desa Rantau Serik, Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut (TPK), Kabupaten Musi Rawas (Mura), ambrol.
Kejadian yang terjadi Minggu (13/10) sekira pukul 17.00 Wib itu menyebabkan satu korban jiwa, dan 20 orang terpental ke Sungai Muara Beliti. Insiden itu terjadi setelah beton penyangga tali baja seling dipangkal jembatan gantung, hancur.
Padahal, jembatan gantung tersebut baru saja direhab Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (PUBM) dua bulan yang lalu. Diduga, rusaknya beton penyangga rusak karena over load penyebrang jembatan yang kini mobilitasnya sangat tinggi. Para korban sendiri merupakan warga tiga desa yang sering menggunakan akses jembatan gantung tersebut. Mereka adalah warga Desa Kebur, Lubukbesar, Rantau Serik.
Korban yang meninggal dunia yakni, Exnapi (30), warga Lubukbesar. Korban ditemukan Senin (14/10/2013), di pinggir sungai tak jauh dari TKP jembatan ambrol.
Jembatan gantung tersebut masih masuk dalam masa pemeliharaan. Namun, kondisinya kini seperti sudah tak laik lagi digunakan karena membahayakan pengguna jembatan apalagi posisi jembatan miring ke kiri.
Kades Rantau Serik, Kumalasari, mengatakan jembatan gantung itu telah dibangun sejak 15 tahun yang lalu yakni tahun 2002. Lalu tahun 2009 dilakukan rehab lantai papan yang rusak. Dan terakhir tahun 2013 dua bulan yang lalu dilakukan rehab berat.
"Saya dapat informasi dari anak jika jembatan ambrol. Namun saya sudah tahun jika ambrol jembatan karena dilalui banyak orang dari seberang usai bermain judi sabung ayam," kata Kumalasari.
Menurutnya, warga sekitar sudah diperingatkan berkali-kali agar tidak bermain judi diseberang sungai. Akibatnya seperti sekarang karena dapat teguran.
"Saya sudah tidak simpatik karena aktivitas perjudian yang dilakoni warga bahkan dari luar Desa Rantau Serik,"tegas dia.
Untuk aktivitas gelanggang perjudian sabung ayam diseberang sungai sudah diberikan peringatan namun warga tetap melakukan aktivitas tersebut. "Saya sudah ingatkan tetapi tidak tahu aktivitas mereka diseberang ramai-ramai. Mengakibatkan jembatan gantung ambrol," jelasnya.
Sedangkan, Camat Tiang Pumpung Kepungut, Sarjani, mengatakan dirinya sudah mengerahkan masyarakat dan berkoordinasi dengan pihak terkait seperti, polisi dan dinsos untuk melakukan pencarian korban. Dan akhirnya korban ditemukan. Diduga saat kejadian korban pulang dari kebun.
“Saya juga pertanyakan kinerja pihak yang melakukan perehaban jembatan, karena saat melakukan perehaban kenapa kondisi semen sebagai penyangga tali jembatan tidak dicek. Apakah kuat menahan bahan jembatan yang baru dibangun. Karena jika dilihat kualitas kayu jembatan sangat bagus dan berkualitas” jelas Sarjani.
Kejadian yang terjadi Minggu (13/10) sekira pukul 17.00 Wib itu menyebabkan satu korban jiwa, dan 20 orang terpental ke Sungai Muara Beliti. Insiden itu terjadi setelah beton penyangga tali baja seling dipangkal jembatan gantung, hancur.
Padahal, jembatan gantung tersebut baru saja direhab Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (PUBM) dua bulan yang lalu. Diduga, rusaknya beton penyangga rusak karena over load penyebrang jembatan yang kini mobilitasnya sangat tinggi. Para korban sendiri merupakan warga tiga desa yang sering menggunakan akses jembatan gantung tersebut. Mereka adalah warga Desa Kebur, Lubukbesar, Rantau Serik.
Korban yang meninggal dunia yakni, Exnapi (30), warga Lubukbesar. Korban ditemukan Senin (14/10/2013), di pinggir sungai tak jauh dari TKP jembatan ambrol.
Jembatan gantung tersebut masih masuk dalam masa pemeliharaan. Namun, kondisinya kini seperti sudah tak laik lagi digunakan karena membahayakan pengguna jembatan apalagi posisi jembatan miring ke kiri.
Kades Rantau Serik, Kumalasari, mengatakan jembatan gantung itu telah dibangun sejak 15 tahun yang lalu yakni tahun 2002. Lalu tahun 2009 dilakukan rehab lantai papan yang rusak. Dan terakhir tahun 2013 dua bulan yang lalu dilakukan rehab berat.
"Saya dapat informasi dari anak jika jembatan ambrol. Namun saya sudah tahun jika ambrol jembatan karena dilalui banyak orang dari seberang usai bermain judi sabung ayam," kata Kumalasari.
Menurutnya, warga sekitar sudah diperingatkan berkali-kali agar tidak bermain judi diseberang sungai. Akibatnya seperti sekarang karena dapat teguran.
"Saya sudah tidak simpatik karena aktivitas perjudian yang dilakoni warga bahkan dari luar Desa Rantau Serik,"tegas dia.
Untuk aktivitas gelanggang perjudian sabung ayam diseberang sungai sudah diberikan peringatan namun warga tetap melakukan aktivitas tersebut. "Saya sudah ingatkan tetapi tidak tahu aktivitas mereka diseberang ramai-ramai. Mengakibatkan jembatan gantung ambrol," jelasnya.
Sedangkan, Camat Tiang Pumpung Kepungut, Sarjani, mengatakan dirinya sudah mengerahkan masyarakat dan berkoordinasi dengan pihak terkait seperti, polisi dan dinsos untuk melakukan pencarian korban. Dan akhirnya korban ditemukan. Diduga saat kejadian korban pulang dari kebun.
“Saya juga pertanyakan kinerja pihak yang melakukan perehaban jembatan, karena saat melakukan perehaban kenapa kondisi semen sebagai penyangga tali jembatan tidak dicek. Apakah kuat menahan bahan jembatan yang baru dibangun. Karena jika dilihat kualitas kayu jembatan sangat bagus dan berkualitas” jelas Sarjani.
(rsa)