Kota Lama Semarang kumuh & penuh gubuk liar
A
A
A
Sindonews.com - Penyelamatan terhadap Kota Lama tidak hanya sekedar mengatasi rob dan banjir. Banyaknya gubuk-gubuk liar yang dibangun oleh pedagang kaki lima (PKL) di tempat itu juga menjadi permasalahan serius yang harus diselesaikan.
Pantauan SINDO, banyak sekali gubuk-gubuk liar yang dibangun oleh PKL di kawasan heritage tersebut. Di berbagai jalan di kawasan Kota Lama seperti daerah Tawang, daerah Gereja Blenduk dan daerah Sendowo juga dipenuhi dengan gubuk-gubuk liar itu.
Kondisi terparah terlihat di sepanjang Jalan Kepodang. Sebab, tidak hanya dipenuhi gubuk liar PKL, tempat itu juga digunakan sebagai pasar hewan, karena dijadikan lokasi jual beli ayam oleh masyarakat.
Di sepanjang jalan itu, ratusan pedagang ayam memajang ayam dagangannya di pinggir-pinggir jalan. Bahkan, tak jarang ada juga diantara mereka yang memanfaatkan teras-teras bangunan Kota Lama untuk menyimpan keranjang-keranjang berisi ayam-ayam mereka.
“Risih ya kalau lewat kawasan Jalan Kepodang itu, tempat itu dipenuhi pedagang ayam dan para PKL. Seharusnya Pemkot segera mengambil tindakan dengan memindahkan mereka, karena tempat itu sudah kumuh sekali,” kata Prasetyo (36), salah satu warga yang mengunjungi Kota Lama asal Banyumanik Kota Semarang, Sabtu (12/10/2013).
Kondisi tersebut imbuh dia, sangat disayangkan. Sebab, Kota Lama merupakan bangunan yang memiliki nilai sejarah tinggi dan dapat dijadikan objek wisata terkenal bagi Kota Semarang.
“Seharusnya Kota Semarang bersyukur memiliki bangunan seperti ini, dapat dijadikan sebagai lokasi wisata yang menarik. Sayang sekali kalau kondisinya seperti ini, kumuh dan tidak terawat,” imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan Budayawan Semarang, Djawahir Muhammad. Menurut dia, Pemkot Semarang harus berani dan tegas dalam mengelola kawasan Kota Lama terutama dalam hal penertiban bangunan liar.
“Harus tegas, karena banyak bangunan liar bertebaran di kawasan itu sehingga membuat tempat itu menjadi kumuh. Pemkot harus berani menata mereka jika ingin Kota Lama menjadi kawasan wisata yang menarik,” kata dia.
Pantauan SINDO, banyak sekali gubuk-gubuk liar yang dibangun oleh PKL di kawasan heritage tersebut. Di berbagai jalan di kawasan Kota Lama seperti daerah Tawang, daerah Gereja Blenduk dan daerah Sendowo juga dipenuhi dengan gubuk-gubuk liar itu.
Kondisi terparah terlihat di sepanjang Jalan Kepodang. Sebab, tidak hanya dipenuhi gubuk liar PKL, tempat itu juga digunakan sebagai pasar hewan, karena dijadikan lokasi jual beli ayam oleh masyarakat.
Di sepanjang jalan itu, ratusan pedagang ayam memajang ayam dagangannya di pinggir-pinggir jalan. Bahkan, tak jarang ada juga diantara mereka yang memanfaatkan teras-teras bangunan Kota Lama untuk menyimpan keranjang-keranjang berisi ayam-ayam mereka.
“Risih ya kalau lewat kawasan Jalan Kepodang itu, tempat itu dipenuhi pedagang ayam dan para PKL. Seharusnya Pemkot segera mengambil tindakan dengan memindahkan mereka, karena tempat itu sudah kumuh sekali,” kata Prasetyo (36), salah satu warga yang mengunjungi Kota Lama asal Banyumanik Kota Semarang, Sabtu (12/10/2013).
Kondisi tersebut imbuh dia, sangat disayangkan. Sebab, Kota Lama merupakan bangunan yang memiliki nilai sejarah tinggi dan dapat dijadikan objek wisata terkenal bagi Kota Semarang.
“Seharusnya Kota Semarang bersyukur memiliki bangunan seperti ini, dapat dijadikan sebagai lokasi wisata yang menarik. Sayang sekali kalau kondisinya seperti ini, kumuh dan tidak terawat,” imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan Budayawan Semarang, Djawahir Muhammad. Menurut dia, Pemkot Semarang harus berani dan tegas dalam mengelola kawasan Kota Lama terutama dalam hal penertiban bangunan liar.
“Harus tegas, karena banyak bangunan liar bertebaran di kawasan itu sehingga membuat tempat itu menjadi kumuh. Pemkot harus berani menata mereka jika ingin Kota Lama menjadi kawasan wisata yang menarik,” kata dia.
(rsa)