Ratusan warga Malang Selatan persoalkan tambang pasir besi
A
A
A
Sindonews.com - Ratusan warga yang mengatasnamakan Forum Masyarakat Peduli Lingkungan Desa Tumpakrejo, Kecamatan Bantur, Malang, Jawa Timur (Jatim) mendatangi lokasi penambangan pasir besi yang berada di Dusun Wonogoro.
Mereka menolak tambang pasir besi yang sudah beroperasi sejak dua bulan lalu. Massa datang dengan menggunakan tiga buah truk dan puluhan motor. Ratusan petugas polisi juga disiagakan untuk mengamankan unjuk rasa. Sebab, pengelola tambang juga mendatangkan massa yang turut berjaga-jaga di areal pintu masuk.
Sejak pertama kali tiba, massa tetap ngotot untuk masuk dan ingin mengetahui secara langsung lokasi pertambangan yang berbatasan langsung degan Pantai Wonogoro. Namun, akhirnya hanya perwakilan saja yang boleh masuk tapi tidak sampai ke lokasi tambang.
Dalam aksi yang dikoordinatori Untung, warga juga membawa beberapa poster seperti "Bubarkan Pertambangan Ilegal, Keluarkan Alat-Alat Berat, Gantung Oknum Yang Melindungi Maling" dan lain-lain.
Selain itu, juga ada poster yang mengecam pengusaha pasir besir Najib Attamimi selaku pemilik usaha yang berbunyi Gantung Najib, Selamatkan Lingkungan Kami dan Penuhi Hak-Hak Kami.
"Warga menuntut kejelasan izin pertambangan, karena selama ini tidak pernah dilibatkan," kata Untung di sela aksi, Rabu (18/9/2013).
Selain masalah perizinan, warga juga menanyakan kontribusi pengelolaan tambang ke masyarakat sekitar. Lima perwakilan yang ditemui pengelola tambang pasir besi, kemudian bernegosiasi. Namun, karena tidak ada kesepakatan, pertemuan dengan melibatkan semua pihak baru akan dilakukan 25 September mendatang di Gedung DPRD Malang.
Mereka menolak tambang pasir besi yang sudah beroperasi sejak dua bulan lalu. Massa datang dengan menggunakan tiga buah truk dan puluhan motor. Ratusan petugas polisi juga disiagakan untuk mengamankan unjuk rasa. Sebab, pengelola tambang juga mendatangkan massa yang turut berjaga-jaga di areal pintu masuk.
Sejak pertama kali tiba, massa tetap ngotot untuk masuk dan ingin mengetahui secara langsung lokasi pertambangan yang berbatasan langsung degan Pantai Wonogoro. Namun, akhirnya hanya perwakilan saja yang boleh masuk tapi tidak sampai ke lokasi tambang.
Dalam aksi yang dikoordinatori Untung, warga juga membawa beberapa poster seperti "Bubarkan Pertambangan Ilegal, Keluarkan Alat-Alat Berat, Gantung Oknum Yang Melindungi Maling" dan lain-lain.
Selain itu, juga ada poster yang mengecam pengusaha pasir besir Najib Attamimi selaku pemilik usaha yang berbunyi Gantung Najib, Selamatkan Lingkungan Kami dan Penuhi Hak-Hak Kami.
"Warga menuntut kejelasan izin pertambangan, karena selama ini tidak pernah dilibatkan," kata Untung di sela aksi, Rabu (18/9/2013).
Selain masalah perizinan, warga juga menanyakan kontribusi pengelolaan tambang ke masyarakat sekitar. Lima perwakilan yang ditemui pengelola tambang pasir besi, kemudian bernegosiasi. Namun, karena tidak ada kesepakatan, pertemuan dengan melibatkan semua pihak baru akan dilakukan 25 September mendatang di Gedung DPRD Malang.
(rsa)