Guru SD sodomi 8 siswa
A
A
A
Sindonews.com - Seorang guru olahraga Sekolah Dasar (SD) Eko Setiono (28) ditangkap petugas kepolisian di rumahnya, Desa Tanjungtani, Jawa Timur. Pelaku ditangkap, karena diduga menyodomi delapan siswanya saat melangsungkan kegiatan belajar mengajar.
Kepada petugas kepolisian, pelaku mengaku tindakan bejatnya dilakukan karena iseng. Kontan, pernyataan tersangka membuat kaget petugas yang melakukan pemeriksaan. Untuk menangani kasus ini, polisi akan memeriksaan kejiwaan pelaku ke psikiater.
"Sebelumnya, Eko dilaporkan delapan siswanya, karena telah menyodomi mereka di ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS)," ujar Kasat Reskrim Polres Nganjuk AKP Anton Prasetyo, kepada wartawan, Selasa (17/9/2013).
Terungkapnya kasus sodomi ini, bermula ketika ada seorang siswa yang mengadu ke orang tuanya. Kaget mendapat laporan sang anak, pihak orang tua mengadukan pengalaman yang dialami anaknya ke sekolah.
Kemudian, pihak sekolah, orang tua korban, dan perangkat desa melakukan menelusuran terhadap pelaku. Ternyata, diketahui korbannya sudah berjumlah delapan orang. Kemudian, aksi ini dilaporkan pihak kepolisian dari Polres Nganjuk.
"Kami sudah memeriksa enam anak, sedang yang dua lagi masih dalam proses. Pelaku sepertinya kurang waras, kami akan memeriksa kejiwaannya ke psikiater," tandasnya.
Kepada petugas yang melakukan pemeriksaan, para siswa mengaku disodomi pelaku saat mengikuti mata pelajaran olahraga atau saat mengikuti kestrakurikuler sore harinya.
"Dalam menjalankan aksinya, pelaku mengiming-imingi korban akan memberi nilai bagus. Pelaku juga selalu mengancam agar korban tidak mengadukan ulahnya kepada orang lain," terangnya.
Kepada petugas kepolisian, pelaku mengaku tindakan bejatnya dilakukan karena iseng. Kontan, pernyataan tersangka membuat kaget petugas yang melakukan pemeriksaan. Untuk menangani kasus ini, polisi akan memeriksaan kejiwaan pelaku ke psikiater.
"Sebelumnya, Eko dilaporkan delapan siswanya, karena telah menyodomi mereka di ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS)," ujar Kasat Reskrim Polres Nganjuk AKP Anton Prasetyo, kepada wartawan, Selasa (17/9/2013).
Terungkapnya kasus sodomi ini, bermula ketika ada seorang siswa yang mengadu ke orang tuanya. Kaget mendapat laporan sang anak, pihak orang tua mengadukan pengalaman yang dialami anaknya ke sekolah.
Kemudian, pihak sekolah, orang tua korban, dan perangkat desa melakukan menelusuran terhadap pelaku. Ternyata, diketahui korbannya sudah berjumlah delapan orang. Kemudian, aksi ini dilaporkan pihak kepolisian dari Polres Nganjuk.
"Kami sudah memeriksa enam anak, sedang yang dua lagi masih dalam proses. Pelaku sepertinya kurang waras, kami akan memeriksa kejiwaannya ke psikiater," tandasnya.
Kepada petugas yang melakukan pemeriksaan, para siswa mengaku disodomi pelaku saat mengikuti mata pelajaran olahraga atau saat mengikuti kestrakurikuler sore harinya.
"Dalam menjalankan aksinya, pelaku mengiming-imingi korban akan memberi nilai bagus. Pelaku juga selalu mengancam agar korban tidak mengadukan ulahnya kepada orang lain," terangnya.
(san)