Trauma, warga Sumba Barat Daya mengungsi
A
A
A
Sindonews.com - Warga Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Provinsi NTT, mengalami trauma pascabentrok antar kelompok yang dipicu oleh taruhan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati SBD. Takut terjadi bentrok susulan, warga memilih mengungsi dari desa mereka.
Berdasarkan pantauan di lokasi, beberapa kepala keluarga dengan menggunakan truk, memilih meninggalkan kediaman mereka di Kampung Gollu Tana, Desa Bukambero, Kecamatan Kodi Utara. Mereka hendak mengungsi ke rumah kerabat dan saudara yang jauh dari desa mereka.
Situasi mencekam semakin bertambah dengan banyaknya aparat polres setempat yang melakukan penjagaan dengan menggunakan senjata laras panjang, dan pendek. Mereka mengawal proses pemberangkatan warga hingga tiba di tempat tujuan.
Bagi mereka yang tidak memiliki kendaraan, aparat setempat membantu mengantarnya dengan menggunakan armada truk pengendali massa (Dalmas).
“Saya sudah dua hari dua malam tidur di atas loteng rumah karena takut. Untung saja, rumah saya tidak dibakar. Karena takut, saya sekarang ikut mengungsi bersama keluarga dan tetangga saya,” jelas Tina, salah seorang warga ketika ditemui di halaman Polsek Kodi Utara, Senin (2/9/2013).
Walau masih banyak warga yang memilih mengungsi, namun ada pula yang tetap bertahan. Mereka berada dalam penampungan Polsek Loura dan Mako Brimob SBD. Saat kembali ke rumah, mereka meminta dikawal aparat.
“Kadang kita kawal belasan orang yang ingin pulang ke rumah dan kampungnya. Tapi di tengah jalan kita ketemu lagi, belasan, bahkan puluhan orang yang hendak mengungsi. Jadi selama beberapa hari, sejak Jumat 30 Agustus 2013, kita urus yang mengungsi dan rumah yang dibakar,” jelas seorang polisi.
Berdasarkan pantauan di lokasi, beberapa kepala keluarga dengan menggunakan truk, memilih meninggalkan kediaman mereka di Kampung Gollu Tana, Desa Bukambero, Kecamatan Kodi Utara. Mereka hendak mengungsi ke rumah kerabat dan saudara yang jauh dari desa mereka.
Situasi mencekam semakin bertambah dengan banyaknya aparat polres setempat yang melakukan penjagaan dengan menggunakan senjata laras panjang, dan pendek. Mereka mengawal proses pemberangkatan warga hingga tiba di tempat tujuan.
Bagi mereka yang tidak memiliki kendaraan, aparat setempat membantu mengantarnya dengan menggunakan armada truk pengendali massa (Dalmas).
“Saya sudah dua hari dua malam tidur di atas loteng rumah karena takut. Untung saja, rumah saya tidak dibakar. Karena takut, saya sekarang ikut mengungsi bersama keluarga dan tetangga saya,” jelas Tina, salah seorang warga ketika ditemui di halaman Polsek Kodi Utara, Senin (2/9/2013).
Walau masih banyak warga yang memilih mengungsi, namun ada pula yang tetap bertahan. Mereka berada dalam penampungan Polsek Loura dan Mako Brimob SBD. Saat kembali ke rumah, mereka meminta dikawal aparat.
“Kadang kita kawal belasan orang yang ingin pulang ke rumah dan kampungnya. Tapi di tengah jalan kita ketemu lagi, belasan, bahkan puluhan orang yang hendak mengungsi. Jadi selama beberapa hari, sejak Jumat 30 Agustus 2013, kita urus yang mengungsi dan rumah yang dibakar,” jelas seorang polisi.
(san)