Terjadi erupsi di Gunung Merapi
A
A
A
Sindonews.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan terjadi erupsi di Gunung Merapi, DI Yogyakarta, sejak pukul 05.35 WIB pagi ini. Terjadi guguran yang terdengar dari Pos BNPB Kaliurang.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan gumpalan asap berwarna coklat kehitaman terlihat dari pos tersebut. Lontaran material berwarna merah hingga ketinggian 1.000 meter juga terlihat dari puncak Merapi yang teramati dari Pos Selo, Boyolali.
"Hujan abu dan pasir halus terjadi di wilayah Deles, Tlogowatu, Kemalang, Balerante, Klaten di Jawa Tengah. Hujan abu juga terjadi di sekitar Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, Srunen di daerah Cangkringan, Kaliurang Sleman Yogyakarta. Hujan abu hingga 7-14 km dari puncak Merapi ke arah Klaten dan Sleman," kata Sutopo dalam rilisnya kepada Sindonews, Jakarta, Senin (22/7/2013).
Sutopo mengatakan hingga saat ini, ratusan masyarakat di Kemalang Klaten mengungsi di Kantor Kecamatan Kemalang dan di daerah Bawukan. Sedangkan masyarakat di Cangkringan mengungsi ke Balai Desa Glagah Harjo. Sebagian besar pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing.
"Kelompok rentan, yaitu lansia, ibu menyusui dan anak-anak saat ini masih mengungsi di Balai Desa Glagahharjo. Masyarakat di Desa Jrakah Boyolali mengungsi ke desa terdekat dan sudah kembali ke rumahnya. Di Magelang, masyarakat sekitar Merapi hanya keluar rumah karena suara gemuruh gunung Merapi," ungkap Sutopo.
Hingga saat ini, BNPB terus berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Tengah, BPBD Provinsi Yogyakarta, BPBD Klaten, BPBD Sleman, BPBD Magelang, BPBD Boyolali, BPPTKG, dan PVMBG Badan Geoologi.
Kepala BPPTKG dan PVMBG menyatakan bahwa status Gunung Merapi saat ini masih normal. Aktivitas Merapi akan dievaluasi apakah aktivitas akan berlanjut ke erupsi magmatik atau tidak. Pemantauan akan diintensifkan. Masyarakat dihimbau tetap tenang dan selalu siapsiaga.
"Status aktivitas gunung api memiliki 4 tingkatan yaitu normal aktif, waspada, siaga, dan awas. Gunungapi umumnya memiliki sifat slow on set. Artinya bencana tidak terjadi secara tiba-tiba dan dapat diprediksikan," tandas Sutopo.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan gumpalan asap berwarna coklat kehitaman terlihat dari pos tersebut. Lontaran material berwarna merah hingga ketinggian 1.000 meter juga terlihat dari puncak Merapi yang teramati dari Pos Selo, Boyolali.
"Hujan abu dan pasir halus terjadi di wilayah Deles, Tlogowatu, Kemalang, Balerante, Klaten di Jawa Tengah. Hujan abu juga terjadi di sekitar Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, Srunen di daerah Cangkringan, Kaliurang Sleman Yogyakarta. Hujan abu hingga 7-14 km dari puncak Merapi ke arah Klaten dan Sleman," kata Sutopo dalam rilisnya kepada Sindonews, Jakarta, Senin (22/7/2013).
Sutopo mengatakan hingga saat ini, ratusan masyarakat di Kemalang Klaten mengungsi di Kantor Kecamatan Kemalang dan di daerah Bawukan. Sedangkan masyarakat di Cangkringan mengungsi ke Balai Desa Glagah Harjo. Sebagian besar pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing.
"Kelompok rentan, yaitu lansia, ibu menyusui dan anak-anak saat ini masih mengungsi di Balai Desa Glagahharjo. Masyarakat di Desa Jrakah Boyolali mengungsi ke desa terdekat dan sudah kembali ke rumahnya. Di Magelang, masyarakat sekitar Merapi hanya keluar rumah karena suara gemuruh gunung Merapi," ungkap Sutopo.
Hingga saat ini, BNPB terus berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Tengah, BPBD Provinsi Yogyakarta, BPBD Klaten, BPBD Sleman, BPBD Magelang, BPBD Boyolali, BPPTKG, dan PVMBG Badan Geoologi.
Kepala BPPTKG dan PVMBG menyatakan bahwa status Gunung Merapi saat ini masih normal. Aktivitas Merapi akan dievaluasi apakah aktivitas akan berlanjut ke erupsi magmatik atau tidak. Pemantauan akan diintensifkan. Masyarakat dihimbau tetap tenang dan selalu siapsiaga.
"Status aktivitas gunung api memiliki 4 tingkatan yaitu normal aktif, waspada, siaga, dan awas. Gunungapi umumnya memiliki sifat slow on set. Artinya bencana tidak terjadi secara tiba-tiba dan dapat diprediksikan," tandas Sutopo.
(lal)