Abu Merapi bukan karena hujan, tapi tekanan gas

Jum'at, 14 Juni 2013 - 14:56 WIB
Abu Merapi bukan karena hujan, tapi tekanan gas
Abu Merapi bukan karena hujan, tapi tekanan gas
A A A
Sindonews.com - Abu tipis yang dikeluarkan oleh puncak Merapi, ternyata tidak dipengaruhi oleh hujan yang terus menerus yang terjadi akhir-akhir ini di Yogyakarta. Melainkan karena adanya akumulasi gas di dalam gunung dan langsung terlepas.

Hal itu ditegaskan petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM), Kaliurang, Sleman, Yulianto. Menurutnya, setiap hembusan yang dikeluarkan memang terjadi hujan abu dan tergantung arah anginnya kemana.

"Setelah erupsi 2010 lalu, karakteristik telah berubah. Dulu ada sumbat lava, tapi sekarang hanya tinggal kecil. Akibatnya, setiap ada tekanan langsung terlepas," kata Yulianto, Jumat (14/6/2013) tadi.

Sebagaimana diketahui, hujan abu tipis kembali dikeluarkan Gunung Merapi, pagi tadi sekira pukul 09.15 WIB. Daerah yang terkena dampaknya ialah Pandan Retno dan Srumbung, Magelang. Abu tipis tersebut disebabkan karena hembusan asap setinggi 100 meter keluar dari puncak Merapi. Warna asap terlihat putih kecoklatan dan condong ke arah barat.

Sebelumnya, terjadi pada Senin (10/6/2013) kemarin. Akibatnya, hujan abu tipis terjadi di Ngadirojo, Tlogo Lele, Selo, Boyolali.

Heru Saptono, Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pencegahan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman mengatakan, pihaknya mempunyai empat Early Warning System (EWS) jika sewaktu-waktu ada peningkatan aktivitas Merapi. Sistem peringatan dini tersebut berada di Kalitengah Lor, Srunen, Desa Glagaharjo; Tangkisan, Desa Umbulharjo; dan Batur, Kepuharjo.

"EWS tersebut dikendalikan dari posko utama Pakem, atau kantor BPBD Sleman," ucapnya.

Selain itu, lima EWS lain milik Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) berada di Kalitengah Kidul, Kaliadem, Tunggularum, Turgo, dan Kaliurang.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6772 seconds (0.1#10.140)