Hama tikus serang pertanian di Krembung
A
A
A
Sindonews.com - Petani di Kecamatan Krembung mengeluhkan hama tikus yang dalam beberapa pekan terakhir merajalela di kawasan itu. Pasalnya, tidak hanya tanaman padi yang diserang namun tanaman tebu juga dihabiskan oleh tikus sawah tersebut.
Puluhan hektare tanaman padi dan tebu di Desa Waung dan sekitarnya gagal panen, setelah diserang ribuan tikus. Petani sebenarnya sudah berupaya membasmi tikus-tikus itu, namun kewalahan. Apalagi, saat ini pemangsa tikus seperti ular dan burung elang dikawasan itu mulai punah.
Kepala Desa Waung, Kecamatan Krembung Kartaji mengatakan hama tikus dalam beberapa pekan terakhir sudah menjadi musuh petani di desanya. Tanaman padi yang mulai menguning terpaksa gagal panen karena habis dimakan tikus.
Petani yang berharap bisa panen dengan hasil melimpah, terpaksa harus gigit jari. Sebab, jika dalam satu hektare bisa menghasilkan diatas enam ton kini hasil panen paling banyak tiga ton.
"Ada petani yang lebih dari separuh sawahnya tidak bisa dipanen karena dihabiskan tikus," ujar Kartaji di rumahnya, Senin (1/4/2013).
Kartaji yang juga mempunyai sawah ditanami padi dan tebu itu mengaku, pada musim panen sebelumnya bisa mengangkut setidaknya sembilan ton gabah dari satu hektare sawahnya.
Sedangkan dari lahan tebunya dia bisa memanen setidaknya 15 ton perhektarenya. Namun, dalam musim panen kali ini hanya bisa menghasilkan maksimal enam ton tebu dari lahan satu hektare miliknya.
Mengenai bant7uan, Kartaji mengaku obat pembasmi tikus sangat terbatas. Sehingga sejumlah petani terpaksa membeli sendiri namun hama tikus tak kunjung habis.
Puluhan hektare tanaman padi dan tebu di Desa Waung dan sekitarnya gagal panen, setelah diserang ribuan tikus. Petani sebenarnya sudah berupaya membasmi tikus-tikus itu, namun kewalahan. Apalagi, saat ini pemangsa tikus seperti ular dan burung elang dikawasan itu mulai punah.
Kepala Desa Waung, Kecamatan Krembung Kartaji mengatakan hama tikus dalam beberapa pekan terakhir sudah menjadi musuh petani di desanya. Tanaman padi yang mulai menguning terpaksa gagal panen karena habis dimakan tikus.
Petani yang berharap bisa panen dengan hasil melimpah, terpaksa harus gigit jari. Sebab, jika dalam satu hektare bisa menghasilkan diatas enam ton kini hasil panen paling banyak tiga ton.
"Ada petani yang lebih dari separuh sawahnya tidak bisa dipanen karena dihabiskan tikus," ujar Kartaji di rumahnya, Senin (1/4/2013).
Kartaji yang juga mempunyai sawah ditanami padi dan tebu itu mengaku, pada musim panen sebelumnya bisa mengangkut setidaknya sembilan ton gabah dari satu hektare sawahnya.
Sedangkan dari lahan tebunya dia bisa memanen setidaknya 15 ton perhektarenya. Namun, dalam musim panen kali ini hanya bisa menghasilkan maksimal enam ton tebu dari lahan satu hektare miliknya.
Mengenai bant7uan, Kartaji mengaku obat pembasmi tikus sangat terbatas. Sehingga sejumlah petani terpaksa membeli sendiri namun hama tikus tak kunjung habis.
(ysw)