Hama Kresek menyerang, petani merugi

Senin, 01 April 2013 - 03:00 WIB
Hama Kresek menyerang, petani merugi
Hama Kresek menyerang, petani merugi
A A A
Sindonews.com - Petani di Kecamatan Lalan, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, mengeluhkan hama kresek yang menyerang tanaman padi mereka. Akibatnya puluhan hektare tanaman padi petani pun rusak dan mati.

Petani Lalan, Suyatin mengatakan, akibat serangan hama kresek tersebut batang tanaman padi membusuk, daunnya kering hingga tidak ada akarnya lagi. Buah tanaman padi pun berubah menjadi putih dan tidak berisi buliran.

“Sampai sekarang petani kebingungan karena belum ada obatnya. Tanaman padi warga banyak yang mati,” ungkap Suyatin, Minggu (31/3/2013).

Adapun serangan hama kresek tersebut, jelasnya, sudah menyerang secara sporadis di sejumlah areal warga. Misalkan, jelas Suyatin, seperti yang menyerang tanaman padi di P3 desa Karang Mukti, ada satu hektare sawah tanaman padinya mati semua.

Kondisi tersebut, jelasnya, sudah dilaporkan kepada bagian penyuluhan namun belum ada tindakan yang nyata yang bisa menanggulangi serangan hama kresek tersebut. Dengan kondisi tersebut banyak petani yang pasrah dan membiarkan saja tanaman mereka diserang hama tersebut.

“Kalau hama walang sawit kami ada obatnya, bisa disemprot pestisida. Namun hama kresek ini kalau kami semprot justru bisa menjalar luas. Sehingga warga banyak mencabut dan membakar padi yang terkena hama kresek tersebut, “ papar Suyatin.

Lebih lanjut Suyatin menambahkan, serangan hama kresek baru dirasakan petani sejak setahun lalu. Namun dibiarkan saja oleh petani. Dan tahun ini kembali menyerang dengan luas areal cukup banyak yang terpisah di beberapa desa. Anehnya, jelas Suyatin, hama kresek tersebut menyerang padi jenis ciherang sedangkan jenis IR 42 seperti di desa galih sari tidak pernah diserang.

“Yah, kalau begini banyak petani yang gagal panen, kami berharap dinas terkait bertindak cepat memberikan solusi kepada petani,” tandasnya.

Petani lainnya, Ngadiru, warga P6, mengatakan, kondisi padi yang rusak merata dirasakan warga di tempat tinggalnya. Bahkan menurut dia, penyakit baru pada padi itu merata menimpa tanaman milik masyarakat lalan.

"Kami tidak tahu, bagaimana cara penanggulangannya, karena tanaman khususnya milik saya, batangnya terlihat hijau subur. Tetapi, begitu muncul buah rusak dan memutih," jelasnya.

Lanjut dia, yang membuat warga semakin terpuruk. Tidak sedikit yang menyewa lahan untuk ditanami padi. Tapi, hasilnya jauh dari harapan.

"Bisa-bisa dengan kondisi padi yang seperti ini, jangankan mengharapkan keuntungan. Bisa membayar sewa lahan saja sudah mendingan," ucapnya.

Hal serupa disampaikan Suwarli, petani warga Desa Sariagung, Kecamatan Lalan, Muba. Dia bersikap pasrah. Karena, kalaupun untuk mendapatkan hasil maksimal, tidak sedikit uang yang harus dikeluarkan itu hanya untuk pembelian pestisida. Belum pupuknya.

"Ada tetangga saya, untuk beli racun semprot saja sudah menghabiskan Rp2 juta lebih, untuk satu hektarenya. Uang tersebut di luar untuk pembelian pupuk," ucapnya.

Terpisah Sekdes P11, Ujang mengaku, hingga saat ini belum ada upaya dari dinas terkait."Adapun upaya yang kita lakukan hanya mendata saja, nanti untuk dilaporkan kepada pihak pemerintah di kabupaten. Kami cukup prihatin dengan kondisi tanaman padi yang menimpa warga," tuturnya.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7030 seconds (0.1#10.140)