SPBU di Jalinsum diamuk sopir truk
A
A
A
Sindonews.com - Puluhan sopir truk mengamuk di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) di Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas (Mura), Selasa 12 Maret 2013 sore.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, bangunan kantor SPBU seperti, kantor staf, tiga unit jendela kaca pecah dan lima pintu kantor rusak. Saat kejadian karyawan lari ke dalam hutan karena ketakutan.
Informasi yang dihimpun dilapangan, diduga pengerusakan terjadi sopir truk mulai tak sabar menunggu anteran. Mereka kesal, karena petugas SPBU lebih banyak melayani warga sekitar yang membeli BBM dengan tanki modifikasi.
Bahkan mobil warga yang sudah diisi bahan bakar, kembali mengantre tanpa menghiraukan antrean panjang truk dibelakangnya.
Akibatnya, sopir truk yang telah mengantre cukup lama menumpahkan kekesalannya kepada petugas SPBU karena BBM habis. Diduga kesal para langsung menghancurkan kantor SPBU. Bahkan petugas SPBU sempat lari tunggang langgang meninggalkan lokasi.
Petugas SPBU, Iwan mengatakan, dirinya tidak bisa melarang para pembeli minyak sekalipun mereka sudah diingatkan setiap harinya.
"Mereka tetap saja membandel meminta untuk dilayani pengisian. Padahal kendaraan dibelakang sudah antre," kata Iwan, petugas SPBU, Rabu (13/3/2013).
Menurutnya, kejadian kemarin hanya kesalahpahaman antara petugas SPBU dengan sopir truk. SPBU terpaksa menutup lebi awal karena jatah 8 ton sudah terjual.
"Tetapi rombongan sopir truk minta dijual lagi, kami tidak mau menjual lagi. Sehingga kami karyawan pengawas dikeroyok oleh konsumen," kata dia.
Terpisah, Kapolsek Rupit AKP Armansyah SH melalui Kanit Intel Ipda Ujang mengatakan peritiwa mengamuknya puluhan sopir truk di SPBU Jalinsum Kecamatan Rupit diduga akibat banyaknya warga sekitar melakukan pengisian BBM menggunakan tanki modifikasi.
Pasca kejadian, pihaknya terus melakukan pemantauan dan melarang warga yang membeli BBM menggunakan tanki modifikasi.
"Petugas melakukan pengawasan dan melarang warga membeli minyak menggunakan tangki modifikasi," tegas Ipda Ujang.
Terpisah, Sales Representatif (SR) Depot PT Pertamina Kabupaten Mura Kota Lubuklinggau, Hariadi mengatakan, pihaknya telah menerima laporan yang terjadi. Untuk penyebab kejadian masih simpang siur, sehingga pihaknya melakukan pengecekan di lapangan.
"Penyebab secara pasti belum diketahui sehingga pihaknya melakukan penyelidikan dilapangan. Sehingga akar masalah bisa diketahui secara jelas,"pungkasnya.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, bangunan kantor SPBU seperti, kantor staf, tiga unit jendela kaca pecah dan lima pintu kantor rusak. Saat kejadian karyawan lari ke dalam hutan karena ketakutan.
Informasi yang dihimpun dilapangan, diduga pengerusakan terjadi sopir truk mulai tak sabar menunggu anteran. Mereka kesal, karena petugas SPBU lebih banyak melayani warga sekitar yang membeli BBM dengan tanki modifikasi.
Bahkan mobil warga yang sudah diisi bahan bakar, kembali mengantre tanpa menghiraukan antrean panjang truk dibelakangnya.
Akibatnya, sopir truk yang telah mengantre cukup lama menumpahkan kekesalannya kepada petugas SPBU karena BBM habis. Diduga kesal para langsung menghancurkan kantor SPBU. Bahkan petugas SPBU sempat lari tunggang langgang meninggalkan lokasi.
Petugas SPBU, Iwan mengatakan, dirinya tidak bisa melarang para pembeli minyak sekalipun mereka sudah diingatkan setiap harinya.
"Mereka tetap saja membandel meminta untuk dilayani pengisian. Padahal kendaraan dibelakang sudah antre," kata Iwan, petugas SPBU, Rabu (13/3/2013).
Menurutnya, kejadian kemarin hanya kesalahpahaman antara petugas SPBU dengan sopir truk. SPBU terpaksa menutup lebi awal karena jatah 8 ton sudah terjual.
"Tetapi rombongan sopir truk minta dijual lagi, kami tidak mau menjual lagi. Sehingga kami karyawan pengawas dikeroyok oleh konsumen," kata dia.
Terpisah, Kapolsek Rupit AKP Armansyah SH melalui Kanit Intel Ipda Ujang mengatakan peritiwa mengamuknya puluhan sopir truk di SPBU Jalinsum Kecamatan Rupit diduga akibat banyaknya warga sekitar melakukan pengisian BBM menggunakan tanki modifikasi.
Pasca kejadian, pihaknya terus melakukan pemantauan dan melarang warga yang membeli BBM menggunakan tanki modifikasi.
"Petugas melakukan pengawasan dan melarang warga membeli minyak menggunakan tangki modifikasi," tegas Ipda Ujang.
Terpisah, Sales Representatif (SR) Depot PT Pertamina Kabupaten Mura Kota Lubuklinggau, Hariadi mengatakan, pihaknya telah menerima laporan yang terjadi. Untuk penyebab kejadian masih simpang siur, sehingga pihaknya melakukan pengecekan di lapangan.
"Penyebab secara pasti belum diketahui sehingga pihaknya melakukan penyelidikan dilapangan. Sehingga akar masalah bisa diketahui secara jelas,"pungkasnya.
(ysw)