Tolak penambangan, warga sandera puluhan kendaraan
A
A
A
Sindonews.com - Puluhan warga di Bitung, Sulawesi Utara memprotes aktivitas penambangan di wilayah mereka. Warga marah karena dengan adanya penambangan merusak rumah mereka.
Dalam aksi ini, warga sempat menyandera puluhan kendaraan pengangkut karyawan dan mobil tanki pengisi bahan bakar perusahaan tambang tersebut.
Puluhan mobil tersebut, dijejer di daerah Kelurahan Pinasungkulan, Kecamatan Ranowulu, Kota Bitung. Para sopir mobil yang disandera hanya bisa duduk bergerombol sambil menunggu keputusan musyawarah.
Musyawarah yang dilakukan di kantor kelurahan setempat ini berlangsung alot. Warga memberikan waktu satu minggu agar PT Maeres Soputan Mining menyelesaikan tanggung jawabnya terkait retaknya rumah warga dan pemakaian tenaga kerja lokal setempat.
Warga menilai, ledakan blasting tambang telah merusak bangunan warga.
Akhirnya setelah dilakukan negosiasi dan adanya jaminan dari aparat pemerintah setempat, seluruh kendaraan yang disandera akhirnya dilepas warga.
Lurah Pinasungkulan, Dolfie Rumampuk menjelaskan, warga protes karena ledakan yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut membuat sejumlah tembok rumah warga retak-retak.
"Perusahaan berdalih blasting masih dalam batas kewajaran, cuma akhir-akhir ini ini ledakannya cukup keras," katanya di Desa Pinasungkulan, Selasa (26/2/2013).
Diakuinya, aksi ini merupakan ketiga kalinya dilakukan warga. Mereka sebenarnya mempermasalahkan tenaga kerja dan blasting tambang.
Dalam aksi ini, warga sempat menyandera puluhan kendaraan pengangkut karyawan dan mobil tanki pengisi bahan bakar perusahaan tambang tersebut.
Puluhan mobil tersebut, dijejer di daerah Kelurahan Pinasungkulan, Kecamatan Ranowulu, Kota Bitung. Para sopir mobil yang disandera hanya bisa duduk bergerombol sambil menunggu keputusan musyawarah.
Musyawarah yang dilakukan di kantor kelurahan setempat ini berlangsung alot. Warga memberikan waktu satu minggu agar PT Maeres Soputan Mining menyelesaikan tanggung jawabnya terkait retaknya rumah warga dan pemakaian tenaga kerja lokal setempat.
Warga menilai, ledakan blasting tambang telah merusak bangunan warga.
Akhirnya setelah dilakukan negosiasi dan adanya jaminan dari aparat pemerintah setempat, seluruh kendaraan yang disandera akhirnya dilepas warga.
Lurah Pinasungkulan, Dolfie Rumampuk menjelaskan, warga protes karena ledakan yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut membuat sejumlah tembok rumah warga retak-retak.
"Perusahaan berdalih blasting masih dalam batas kewajaran, cuma akhir-akhir ini ini ledakannya cukup keras," katanya di Desa Pinasungkulan, Selasa (26/2/2013).
Diakuinya, aksi ini merupakan ketiga kalinya dilakukan warga. Mereka sebenarnya mempermasalahkan tenaga kerja dan blasting tambang.
(ysw)