Gerbang SMAN ditutup jerami, Kepsek tak berkutik

Selasa, 08 Januari 2013 - 15:41 WIB
Gerbang SMAN ditutup...
Gerbang SMAN ditutup jerami, Kepsek tak berkutik
A A A
Sindonews.com – Warga Desa Tirtorahayu Galur, Kulonprogo keterlaluan karena memanfaatkan gerbang sekolah menjadi tempat menjemur jerami. Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 1 Galur tak berkutik karena warga balas mengancam sekolah.

Karena gerbang tertutup jerami, akhirnya siswa harus melewati pintu samping agar bisa mengikuti proses belajar mengajar.

Kepala SMAN 1 Galur Mujadi mengatakan, pihaknya sebenarnya risih dengan perilaku warga. namun sekolah tidak dapat berbuat banyak.

Apalagi, warga kerap berbalik mengancam ketika diminta menyingkirkan tumpukan jerami itu dari depan gerbang sekolah.

Menurut dia, tumpukan jerami di gerbang sekolah cukup mengganggu. Selain mengganggu pemandangan, tumpukan jerami itu juga menimbulkan bau tak sedap setelah diguyur hujan. Ironisnya, kondisi ini sudah berlangsung cukup lama.

Mujadi berkilah, pihak sekolah bukannya tidak berbuat apa-apa. Namun reaksi negatif dari warga membuat sekolah tidak berdaya. Warga berbalik marah dan mengancam saat diminta menyingkirkan tumpukan jerami dari depan gerbang sekolah.

"Dulu kami pernah menegur warga, tapi mereka justru marah dan mengancam kami. Padahal, areal itu kan bukan untuk menjemur jerami," kata Mujadi, Selasa (8/1/2013).

Dia menjelaskan, selain menutup akses gerbang sekolah, warga juga tak segan menjemur gabah di halaman sekolah saat musim panen tiba. Warga rupanya sengaja memanfaatkan luasnya areal sekolah untuk kepentingan mereka. Warga tidak menghiraukan proses belajar mengajar yang terganggu karenanya.

“Guru dan siswa kerap merasa gatal-gatal karena debu gabah yang beterbangan. Memang realitanya seperti itu dan kami tidak bisa melarang karena mereka justru akan marah dan mengancam kami," tegasnya.

Anggota Komisi IV DPRD Kulonprogo Priyo Santiso mengaku prihatin. Dia berharap pihak sekolah tegas melarang kegiatan yang mengganggu kegiatan belajar mengajar.

"Jika dibiarkan akan semakin merusak citra pendidikan. Sekolah harus tegas menegur warga, tidak perlu takut karena," katanya.

Dia yakin, persoalan itu bisa diselesaikan baik-baik kalau pihak sekolah dan warga berunding bersama.

"Saya rasa itu bisa diselesaikan pihak sekolah dan warga. Belum tepat kalau kami langsung ikut campur. Kalau warga tidak mengindahkan, baru kami akan memediasi," pungkasnya.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1574 seconds (0.1#10.140)