MUI: Kiai dan santri jangan terpancing
Selasa, 18 Desember 2012 - 16:12 WIB

MUI: Kiai dan santri jangan terpancing
A
A
A
Sindonews.com – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Garut KH Agus Muhammad Soleh mengimbau agar seluruh kiai tidak terjebak situasi.
Pernyataan tersebut disampaikan setelah pihak MUI menerima kabar, bahwa para kiai dari seluruh pondok pesantren (Ponpes) di Garut akan mengerahkan santri sebanyak 2.500 orang ke Gedung DPRD, besok Rabu 19 Desember 2012 besok.
“Sebaiknya semua kalangan, termasuk di dalamnya para kiai dan santri, untuk lebih menyerahkan mekanismenya kepada Pansus DPRD. Saya imbau agar semua tokoh menyikapinya dengan bijak,” kata Agus Selasa (18/12/2012).
Ia pun berharap agar siapa pun yang ingin menyatakan pendapatnya tidak membawa-bawa golongan, organisasi, dan status. Agus menyarankan, sebaiknya pendapat yang disampaikan didasarkan atas nama pribadi.
“Memang, karena kasus ini citra pesantren menjadi rusak. Tapi jangan dibuat menjadi lebih rusak lagi. Apalagi sampai ada perpecahan antar pesantren. Kiai dan santri memang harus melek politik. Tapi jangan sampai menjadi korban dari politik itu sendiri. Jadi jangan terjebak,” ucapnya.
Senin (17/12/2012) sebelumnya, para kiai dari sejumlah ponpes di Kabupaten Garut mendesak agar DPRD melakukan pencopotan terhadap Bupati Garut Aceng HM Fikri karena diduga melanggar etika.
Pada sidang pembacaan laporan pansus di DPRD Kabupaten Garut Rabu besok, para kiai ini menjanjikan akan menurunkan santri sedikitnya 2.500 orang.
Pernyataan tersebut disampaikan setelah pihak MUI menerima kabar, bahwa para kiai dari seluruh pondok pesantren (Ponpes) di Garut akan mengerahkan santri sebanyak 2.500 orang ke Gedung DPRD, besok Rabu 19 Desember 2012 besok.
“Sebaiknya semua kalangan, termasuk di dalamnya para kiai dan santri, untuk lebih menyerahkan mekanismenya kepada Pansus DPRD. Saya imbau agar semua tokoh menyikapinya dengan bijak,” kata Agus Selasa (18/12/2012).
Ia pun berharap agar siapa pun yang ingin menyatakan pendapatnya tidak membawa-bawa golongan, organisasi, dan status. Agus menyarankan, sebaiknya pendapat yang disampaikan didasarkan atas nama pribadi.
“Memang, karena kasus ini citra pesantren menjadi rusak. Tapi jangan dibuat menjadi lebih rusak lagi. Apalagi sampai ada perpecahan antar pesantren. Kiai dan santri memang harus melek politik. Tapi jangan sampai menjadi korban dari politik itu sendiri. Jadi jangan terjebak,” ucapnya.
Senin (17/12/2012) sebelumnya, para kiai dari sejumlah ponpes di Kabupaten Garut mendesak agar DPRD melakukan pencopotan terhadap Bupati Garut Aceng HM Fikri karena diduga melanggar etika.
Pada sidang pembacaan laporan pansus di DPRD Kabupaten Garut Rabu besok, para kiai ini menjanjikan akan menurunkan santri sedikitnya 2.500 orang.
(ysw)