Tangkap imigran, 8 anggota TNI dapat penghargaan

Selasa, 04 September 2012 - 20:28 WIB
Tangkap imigran, 8 anggota TNI dapat penghargaan
Tangkap imigran, 8 anggota TNI dapat penghargaan
A A A
Sindonews.com - Delapan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) Aangkatan Darat (AD) Kodim 0608 Cianjur menerima penghargaan dari Komandan Korem 061/Suryakancana Kolonel Infanteri AM Putranto karena berhasil menggagalkan pelarian imigran gelap di Cianjur.

Penghargaan tersebut diberikan dalam acara syukuran Hari Ulang Tahun (HUT) ke-63 Korem 061 Suryakancana dan Halal Bihalal di Kebun Raya Bogor (KRB), kemarin.

Delapan anggota Kodim 0608 Cianjur serta seorang mitra Babinsa Kecamatan Cidaun yang menerima penghargaan itu diantaranya Danramil 0608-17/Cidaun Kapten Inf Indrian Masyar beserta tujuh anggotanya.

"Mereka patut mendapat penghargaan karena berhasil menjalankan tugasnya di luar hal yang wajar dan dalam kondisi kritis," ujar Kol Inf AM Putranto kepada wartawan, Selasa (4/9/2012).

Menurutnya, operasi penggagalan kaburnya imigran tersebut dipimpin langsung oleh Danramil Cidaun Kapten Inf Indrian Masyar. Tim gabungan berhasil menangkap 28 orang imigran gelap yang melarikan diri ke dalam hutan di wilayah pesisir Pantai Selatan Cianjur, Jawa Barat pada Minggu 19 Agustus 2012.

Mereka berasal dari Irak, Afghanistan, Pakistan, dan Iran. Tujuannya Pulau Chrismas, di selatan Pulau Jawa, dengan tujuan akhir minta suaka ke Australia. Dengan berbagai alasan, Indonesia memang negara transit menarik bagi jaringan penyelundup imigran gelap.

PBB melalui IOM menjadi badan yang akan menangani mereka lebih lanjut. Selanjutnya, ungkap dia, dari koordinasi sementara pihak IOM, Imigrasi dan Polres Cianjur, serta para imigran gelap yang kabur, diberangkatkan ke Cisarua, Bogor.

Ditempat terpisah, Kepala Kantor Imigrasi Bogor Bambang Catur mengaku kewalahan mengatasi maraknya imigran gelap yang ada di kawasan Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor.

"Jumlah imigran gelap asal timur tengah di kawasan Puncak memang ribuan, personil kita pengawas penindakan imigrasi (wasdakim) terbatas, jadi kerepotan juga kalau setiap saat harus mengawasi ribuan imigran dikawasan Puncak," katanya.

Terlebih lagi, keberadaan mereka (ilegal) bercampur dengan yang legal dan pengungsi dibawah perlindungan UNHCR dan IOM. Parahnya lagi, yang ilegal ini terkesan seperti dipelihara oleh oknum-oknum yang mengambil keuntungan pribadi.

"Jadi kadang kita dilema juga menindaknya. Bukan karena aturan yang longgar. Aturan keimigrasian kita tegas. Hanya banyak yang bermain dalam permasalahan keimigrasian ini," jelasnya.

Pihaknya membenarkan terkait maraknya imigran gelap yang singgah ke Indonesia dengan tujuan ke Australia. Sempat tersiar kabar biaya keberangkatan seorang imigran gelap dari Irak mencapai 5.000 dolar Amerika Serikat.

Jaringan penyelundup ini meliputi berbagai kalangan, dari nelayan, pemilik rumah penampungan, mata-mata, hingga aparatur pemerintahan di dalam dan luar negeri.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2464 seconds (0.1#10.140)