Status PDP, Akhirnya Bayi Tujuh Bulan di Papua Negatif Corona
A
A
A
JAYAPURA - Bayi usia tujuh bulan yang merupakan Pasien Dalam Pemantauan (PDP) di Rumah Sakit Dian Harapan, Kota Jayapura, Papua dari hasil pemeriksaan sampel di Laboratorium Kementerian Kesehatan (Labkemenkes) dinyatakan negatif.
Juru Bicara Covid-19 Provinsi Papua, Silwanus Sumule mengatakan pihaknya cukup bersyukur karena bayi tersebut hasil pemeriksaan sampelnya negatif.
“Hasilnya sudah kami terima dan negative. Bayi tersebut terjangkit Pneumonia dan saat ini kondisinya sudah mulai pulih,” kata Silwanus, Senin, 23 Maret 2020 di Jayapura.
Dikatakan, Pneumonia atau dikenal juga dengan istilah paru-paru basah adalah infeksi yang mengakibatkan peradangan pada kantong-kantong udara di salah satu atau kedua paru-paru.
“Pada penderita pneumonia, sekumpulan kantong-kantong udara kecil di ujung saluran pernapasan dalam paru-paru (alveoli) akan meradang dan dipenuhi cairan atau nanah. Akibatnya, penderita mengalami sesak napas, batuk berdahak, demam, atau menggigil. Jadi gejalanya sama,” ujarnya.
Kata Silwanus, pihaknya mengembalikan kepada pihak rumah sakit untuk melihat lebih jauh soal klinis dari bayi tersebut. Kalau sudah membaik bisa dipulangkan.
“Intinya adalah, pasien ini terjangkit Pnemonia, tugas rumah sakit adalah memastikan penyebabnya Corona Virus atau bukan, kalau penyebabnya Corona Virus mana akan dirawat terus dan dilakukan isolasi selama 14 hari atau diperpanjang sesuai dengan klinis pasien tersebut, tetapi kalau bukan tergantung keadaan klinisnya. Kalau klinisnya membaik maka akan direkomendasikan untuk dipulangkan,” katanya.
Juru Bicara Covid-19 Provinsi Papua, Silwanus Sumule mengatakan pihaknya cukup bersyukur karena bayi tersebut hasil pemeriksaan sampelnya negatif.
“Hasilnya sudah kami terima dan negative. Bayi tersebut terjangkit Pneumonia dan saat ini kondisinya sudah mulai pulih,” kata Silwanus, Senin, 23 Maret 2020 di Jayapura.
Dikatakan, Pneumonia atau dikenal juga dengan istilah paru-paru basah adalah infeksi yang mengakibatkan peradangan pada kantong-kantong udara di salah satu atau kedua paru-paru.
“Pada penderita pneumonia, sekumpulan kantong-kantong udara kecil di ujung saluran pernapasan dalam paru-paru (alveoli) akan meradang dan dipenuhi cairan atau nanah. Akibatnya, penderita mengalami sesak napas, batuk berdahak, demam, atau menggigil. Jadi gejalanya sama,” ujarnya.
Kata Silwanus, pihaknya mengembalikan kepada pihak rumah sakit untuk melihat lebih jauh soal klinis dari bayi tersebut. Kalau sudah membaik bisa dipulangkan.
“Intinya adalah, pasien ini terjangkit Pnemonia, tugas rumah sakit adalah memastikan penyebabnya Corona Virus atau bukan, kalau penyebabnya Corona Virus mana akan dirawat terus dan dilakukan isolasi selama 14 hari atau diperpanjang sesuai dengan klinis pasien tersebut, tetapi kalau bukan tergantung keadaan klinisnya. Kalau klinisnya membaik maka akan direkomendasikan untuk dipulangkan,” katanya.
(pur)