Bupati Hamim Ajak Anak Putus Sekolah Kembali ke Sekolah

Rabu, 19 Februari 2020 - 22:13 WIB
Bupati Hamim Ajak Anak Putus Sekolah Kembali ke Sekolah
Bupati Hamim Ajak Anak Putus Sekolah Kembali ke Sekolah
A A A
BONE BOLANGO - Kunjungan kerja Bupati Hamim Pou di kecamatan tidak hanya penyampaikan program dan evaluasi kegiatan. Bupati, kerap tidak mengikuti jadwal yang telah disusun bagian keprotokoleran.

Rabu (19/2/2020) contohnya, meski hanya tiga agenda resmi yang dijadwalkan dalam kegiatan Rakordes di Kecamatan Bone dan Bone Raya. Bupati tidak menampik ajakan kepala desa untuk memantau pembangunan hunian pantas di salah satu desa. Hasilnya, Bupati tidak hanya memantau hunian pantas yang telah rampung. Namun bupati pun bergerilya mengajak anak-anak untuk kembali ke sekolah.

Diceritakan Bupati, sebelum ke lokasi peresmian ruang kelas baru di Kecamatan Bone Raya ia singgah di Desa Tumbuh Mekar Kecamatan Bone melihat rumah yang pernah dibantu, Hunian Pantas di pinggir pantai. Ada dua unit dan bagus sekali. Tapi disebelahnya ada gubuk, terbuat dari pitate.

"Saya tanya ke ibu atau pemilik rumah itu, anak ibu berapa? Empat, kata Ibu itu, semuanya perempuan, anaknya yang pertama sudah menikah dan saat ini sudah kerja di kota, anak yang kedua SMP kelas 2 tapi sudah berhenti, kemudian yang dua orang satu kelas 2 SD dan 1 TK," cerita Bupati.

Bupati juga bertanya ada di mana anaknya? "Itu ada di pantai Pak, lagi mandi," jawab Ibu itu. Naluri Bupati pun berjalan, Bupati beranjak menuju pantai yang lokasinya tidak jauh dari rumahnya. Bupati pun bertemu dengan anak perempuan Ibu itu. Bupati tanya kenapa tidak sekolah? Anak itu terdiam. Bupati pun mulai membujuk anak perempuan itu kembali ke sekolah.

"Tadi saya sudah bujuk, besok dia bersedia, dia mau kembali ke sekolah. Jadi besok tugas Kepsek untuk menjemput dia dengan sangat baik, antar dia ke sekolah. Karena itu anak pintar. Mungkin ada sesuatu yang tidak cocok di situ, sehingga dia tidak mau sekolah," ungkap Bupati.

Bupati merasa prihatin perempuan umur 15 tahun, cantik, tetapi sayang masa tidak mau sekolah. "Jadi beban keluarga itu, masa depan. Itu harus dimasukkan kembali di sekolah mulai besok," tegas Bupati.

Tidak sampai disitu Bupati pun bergerilya, berpindah ke rumah sebelahnya. "Saya pindah di rumah sebelah yang rumahnya belum diperbaiki. Suaminya pemanjat kelapa, tapi nelayan juga, anaknya itu Sapitri Laaji, dia berhenti kelas 1 SD. Saya tanya mau sekolah? Anaknya mau. Padahal orangtuanya bilang sudah tidak mau sekolah," tutur Bupati.

"Bayangkan anak kelas 4 SD usia yang harusnya ada di bangku sekolah lalu tidak di sekolah, di Desa Tumbuh Mekar baru dua rumah saya datangi sudah ada dua orang yang tidak sekolah. Bagaimana dengan dusun-dusun yang lain," tukas Bupati.

Kemudian Bupati menyerukan agar mencari anak-anak yang harusnya ada di sekolah tapi tidak ada di sekolah, untuk dimasukan ke sekolah. "Saya mau besok dia (Sapitri) itu sudah harus masuk ke sekolah. Jemput dia kembali ke sekolah. Saya tidak mau mendengar dia tidak sekolah. Saya ganti kepala sekolahnya. Penting untuk kita itu," tegas Hamim.

Bupati Hamim menegaskan yang perlu disampaikan mengenai problem pendidikan. Makin jauh jauh dari pusat pemerintahan, makin banyak anak-anak yang tidak sekolah. Padahal pemerintah menyiapkan berbagai fasilitas untuk anak-anak bisa sekolah tersebut.
(alf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4967 seconds (0.1#10.140)