Wali Kota Pekanbaru Jadi Pembicara dalam Peluncuran CRIC
A
A
A
PEKANBARU - Wali Kota Pekanbaru, Firdaus mendapat kesempatan menjadi pembicara pada peluncuran Climate Resilince Inclusive Cities (CRIC). Firdaus menjadi pembicara, Kamis (30/1/2020) di Balai Agung, Jakarta City Hall.
Firdaus memaparkan seputar gambaran umum manajemen kualitas udara tingkat daerah. Ada lima proyek Kota Inklusif Ketahanan Iklim.
Tujuan proyek CRIC ini untuk mengusulkan kerja sama jangka panjang dan unik melalui kerjasama segitiga antara kota-kota dan pusat penelitian di Eropa, Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Proyek ini juga akan berkontribusi untuk pembangunan perkotaan terpadu yang berkelanjutan, pemerintahan yang bagus dan adaptasi iklim atau mitigasi. Proyek ini berjalan dengan kemitraan jangka panjang dan alat-alat seperti rencana aksi lokal yang berkelanjutan, alat-alat peringatan dini, kualitas udara dan pengelolaan limbah yang berkontribusi dengan panel ahli.
Proyek CRIC didukung oleh Uni Eropa melalui Persatuan Kota dan Pemerintah Lokal Asia Pasific atau UCLG ASPAC sebagai mitra pelaksana dalam kemitraan dengan mitra pembangunan international dari Eropa yakni Pilot4Dev, ACR+, Ecolise dan Universitas Paris- Est Mame-la- Vallee demikian juga semua institut pemerintah India atau AIILSG dari Asia Selatan.
Wali Kota Pekanbaru, menjadi satu pembicara dalam aktivitas CRIC. Ia mendorong upaya peningkatan kualitas lingkungan.
Apalagi peningkatan kualitas lingkungan adalah tanggung jawab lintas sektor, organisasi pemerintah dan masyarakat. Semuanya punya peran dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan.
"Kita mengajak semua pihak dalam meningkatkan kualitas," paparnya, Kamis.
Menurutnya, kualitas lingkungan yang baik tentu berdampak positif bagi kesehatan. Maka ia mengajak puskesmas meningkatkan peran dalam upaya promotif dan preventif.
Mereka pun gencar melakukan promosi kesehatan. Hal ini dalam upaya mencegah TBC.
Keluarga juga punya peranan besar mendampingi pasien TBC. Caranya dengan TOS TBC atau Temukan, obati sampai sembuh.
Firdaus memaparkan seputar gambaran umum manajemen kualitas udara tingkat daerah. Ada lima proyek Kota Inklusif Ketahanan Iklim.
Tujuan proyek CRIC ini untuk mengusulkan kerja sama jangka panjang dan unik melalui kerjasama segitiga antara kota-kota dan pusat penelitian di Eropa, Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Proyek ini juga akan berkontribusi untuk pembangunan perkotaan terpadu yang berkelanjutan, pemerintahan yang bagus dan adaptasi iklim atau mitigasi. Proyek ini berjalan dengan kemitraan jangka panjang dan alat-alat seperti rencana aksi lokal yang berkelanjutan, alat-alat peringatan dini, kualitas udara dan pengelolaan limbah yang berkontribusi dengan panel ahli.
Proyek CRIC didukung oleh Uni Eropa melalui Persatuan Kota dan Pemerintah Lokal Asia Pasific atau UCLG ASPAC sebagai mitra pelaksana dalam kemitraan dengan mitra pembangunan international dari Eropa yakni Pilot4Dev, ACR+, Ecolise dan Universitas Paris- Est Mame-la- Vallee demikian juga semua institut pemerintah India atau AIILSG dari Asia Selatan.
Wali Kota Pekanbaru, menjadi satu pembicara dalam aktivitas CRIC. Ia mendorong upaya peningkatan kualitas lingkungan.
Apalagi peningkatan kualitas lingkungan adalah tanggung jawab lintas sektor, organisasi pemerintah dan masyarakat. Semuanya punya peran dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan.
"Kita mengajak semua pihak dalam meningkatkan kualitas," paparnya, Kamis.
Menurutnya, kualitas lingkungan yang baik tentu berdampak positif bagi kesehatan. Maka ia mengajak puskesmas meningkatkan peran dalam upaya promotif dan preventif.
Mereka pun gencar melakukan promosi kesehatan. Hal ini dalam upaya mencegah TBC.
Keluarga juga punya peranan besar mendampingi pasien TBC. Caranya dengan TOS TBC atau Temukan, obati sampai sembuh.
(atk)