Atasi Banjir di Tol Cipali, BBWS Cimanuk Perlebar Sungai Cilalanang
A
A
A
INDRAMAYU - Aliran Sungai Cilalanang bakal diperlebar untuk mengatasi banjir di ruas tol Cikopo-Palimanan ( Cipali ) KM 136.200 di Cikedung, Indramayu.
Keputusan untuk melebarkan Sungai Cilalanang ini muncul setelah ASTRA Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) bersama Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Dirjen SDA PUPR) serta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung Kabupaten Cirebon terjun langsung ke Sungai Cilalanang, Indramayu. (Baca juga: Beredar Video Jalan Tol Cipali Dilanda Banjir)
Hasil tinjauan bersama tersebut diketahui bahwa intensitas curah hujan yang tinggi menyebabkan debit air pada Sungai Cilalanang meluap hingga ke badan jalan tol Cipali sepanjang 200-250 meter pada Selasa, 31 Desember 2019.
Oleh karena itu, untuk mengatasi agar tidak air sungai tidak meluap kembali, BBWS Cimanuk akan melakukan perlebaran aliran sungai sepanjang 500 meter di hulu dan hilir sungai. (Baca juga: Km 136 Tol Cipali Arah Jakarta Tergenang Banjir, Ini Penjelasan PT LMS)
"Kami telah melakukan pengangkatan sedimentasi yang berada pada Sungai Cilalanang. Diiharapkan dengan cara ini sungai dapat menampung debit air dari intensitas curah hujan yang tinggi. Di samping itu pihak BBWS Cimanuk akan melakukan pelebaran saluran sepanjang 500 meter di hulu dan hilir sungai sehingga tidak terjadi luapan air kembali ke ruas jalan tol Cipali," kata Direktur Operasi PT Lintas Marga Sedaya (LMS) Agung Prasetyo dalam keterangan tertulisnya, Rabu (1/1/2020).
Agung menambahkan bahwa PT LMS sudah membangun drainase sesuai dengan detailed engineering design (DED) yang telah disetujui oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berdasarkan kondisi setempat pada saat itu.
Semua air di sepanjang ruas tol kami selalu dipelihara secara rutin baik pembersihan maupun perbaikan yang diperlukan. Sistem drainase yang ada di jalan tol hanya berfungsi sebagai saluran untuk menampung dan mengalirkan air hujan dan atau air yang berasal dari permukaan badan jalan tol.
Jadi tidak berfungsi untuk menampung air akibat adanya perubahan tata guna lahan dan tata ruang sekitar jalan tol atau limpasan air dari luar jalan tol.
Sebelumnya, banjir yang menggenang di ruas Tol Cipali KM 136.200 arah Jakarta dan Cirebon ini mencapai ketinggian 15-20 cm. Banjir diakibatkan oleh intensitas curah hujan yang cukup tinggi, yakni sekitar 74 ml/jam selama 1 jam. Sekitarpukul 18.00 WIB jalan tol sudah bebas dari genangan air dan bisa dilalui dengan aman dan lancar.
Keputusan untuk melebarkan Sungai Cilalanang ini muncul setelah ASTRA Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) bersama Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Dirjen SDA PUPR) serta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung Kabupaten Cirebon terjun langsung ke Sungai Cilalanang, Indramayu. (Baca juga: Beredar Video Jalan Tol Cipali Dilanda Banjir)
Hasil tinjauan bersama tersebut diketahui bahwa intensitas curah hujan yang tinggi menyebabkan debit air pada Sungai Cilalanang meluap hingga ke badan jalan tol Cipali sepanjang 200-250 meter pada Selasa, 31 Desember 2019.
Oleh karena itu, untuk mengatasi agar tidak air sungai tidak meluap kembali, BBWS Cimanuk akan melakukan perlebaran aliran sungai sepanjang 500 meter di hulu dan hilir sungai. (Baca juga: Km 136 Tol Cipali Arah Jakarta Tergenang Banjir, Ini Penjelasan PT LMS)
"Kami telah melakukan pengangkatan sedimentasi yang berada pada Sungai Cilalanang. Diiharapkan dengan cara ini sungai dapat menampung debit air dari intensitas curah hujan yang tinggi. Di samping itu pihak BBWS Cimanuk akan melakukan pelebaran saluran sepanjang 500 meter di hulu dan hilir sungai sehingga tidak terjadi luapan air kembali ke ruas jalan tol Cipali," kata Direktur Operasi PT Lintas Marga Sedaya (LMS) Agung Prasetyo dalam keterangan tertulisnya, Rabu (1/1/2020).
Agung menambahkan bahwa PT LMS sudah membangun drainase sesuai dengan detailed engineering design (DED) yang telah disetujui oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berdasarkan kondisi setempat pada saat itu.
Semua air di sepanjang ruas tol kami selalu dipelihara secara rutin baik pembersihan maupun perbaikan yang diperlukan. Sistem drainase yang ada di jalan tol hanya berfungsi sebagai saluran untuk menampung dan mengalirkan air hujan dan atau air yang berasal dari permukaan badan jalan tol.
Jadi tidak berfungsi untuk menampung air akibat adanya perubahan tata guna lahan dan tata ruang sekitar jalan tol atau limpasan air dari luar jalan tol.
Sebelumnya, banjir yang menggenang di ruas Tol Cipali KM 136.200 arah Jakarta dan Cirebon ini mencapai ketinggian 15-20 cm. Banjir diakibatkan oleh intensitas curah hujan yang cukup tinggi, yakni sekitar 74 ml/jam selama 1 jam. Sekitarpukul 18.00 WIB jalan tol sudah bebas dari genangan air dan bisa dilalui dengan aman dan lancar.
(shf)