Sagu Bakal Jadi Makanan Pokok di Indonesia
A
A
A
SENTANI - Bupati Kabupaten Jayapura, Mathius Awoitauw mengatakan berdasarkan data nasional tanaman pangan, sagu akan menjadi makanan pokok di Indonesia. “Bedasarkan laporan kepada presiden dan menteri pertanian sagu akan menjadi salah satu andalan untuk makanan pokok di Indonesia,” ungkap Mathius Awoitauw.
Terkait itu, Pemerintah Kabupaten Jayapura saat ini tengah memperkuat ketahanan pangan lokal berupa kakao, ikan dan sagu sesuai dengan wilayah pembangunan karena pemerintah akan memberikan perhatian khusus untuk pengembangan tersebut.
Menurut Mathius secara khusus untuk sagu, Dinas Tanaman Pangan Provinsi dan Kabupaten Jayapura sedang melakukan pemetaan terahadap potensi sagu guna mengetahui berapa luas penyebaran sagu dan kandungan yang terdapat didalam sagu.
Di seluruh dunia terdapat enam juta hektar yang di tumbuhi pohon sagu dan 90 persen terdapat di Papua. Dari hasil penelitian dari 61 jenis sagu yang terbesar di dunia, sekitar 25-27 jenis sagu terdapat di Sentani, Kabupaten Jayapura.
“ 25-27 jenis sagu tersebut di Sentani diberiakan nama masing-masing oleh penduduk asli Sentani sejak dahulu kala, dengan demikian tanaman ini aslinya dari Papua karena jenisnya banyak terdapat di sini (Papua),” terang Awoitauw.
Dengan banyaknya jenis sagu dan luasnya hutan sagu maka pendataaan sangat penting karena hal itu dapat memotivasi setiap masyarakat yang ada di kampung untuk tetap menjaga keunggulan sagu dengan keasliannya melalui budidaya.
“Kita membutuhkan industri, dengan analisa yang tepat kita akan mengetahui berapa besar jika di investasi dan masyarakat yang terlibat juga seperti apa, selain itu juga masyarakat harus terbiasa untuk budidaya,”tutur Awoitauw.
Selain itu tambah dia, sagu tidak membutuhkan pupuk dan juga tidak akan di serang hama, namun bisa menjadi obat bagi penderita kolesterol dan diabetes yang mana angkanya semakin tinggi di Indonesia.
“Angka penderita diabetes sangat tinggi di Indonesia dan hanya bisa diatasi jika sagu dapat menjadi makanan pokok. Ada banyak hal yang menarik dari tanaman sagu namun ketergantungan masyarakat kepada beras juga sangat tinggi karena mudah di temui serta harganya terjangkau.” Kata Mathius.
Terkait itu, Pemerintah Kabupaten Jayapura saat ini tengah memperkuat ketahanan pangan lokal berupa kakao, ikan dan sagu sesuai dengan wilayah pembangunan karena pemerintah akan memberikan perhatian khusus untuk pengembangan tersebut.
Menurut Mathius secara khusus untuk sagu, Dinas Tanaman Pangan Provinsi dan Kabupaten Jayapura sedang melakukan pemetaan terahadap potensi sagu guna mengetahui berapa luas penyebaran sagu dan kandungan yang terdapat didalam sagu.
Di seluruh dunia terdapat enam juta hektar yang di tumbuhi pohon sagu dan 90 persen terdapat di Papua. Dari hasil penelitian dari 61 jenis sagu yang terbesar di dunia, sekitar 25-27 jenis sagu terdapat di Sentani, Kabupaten Jayapura.
“ 25-27 jenis sagu tersebut di Sentani diberiakan nama masing-masing oleh penduduk asli Sentani sejak dahulu kala, dengan demikian tanaman ini aslinya dari Papua karena jenisnya banyak terdapat di sini (Papua),” terang Awoitauw.
Dengan banyaknya jenis sagu dan luasnya hutan sagu maka pendataaan sangat penting karena hal itu dapat memotivasi setiap masyarakat yang ada di kampung untuk tetap menjaga keunggulan sagu dengan keasliannya melalui budidaya.
“Kita membutuhkan industri, dengan analisa yang tepat kita akan mengetahui berapa besar jika di investasi dan masyarakat yang terlibat juga seperti apa, selain itu juga masyarakat harus terbiasa untuk budidaya,”tutur Awoitauw.
Selain itu tambah dia, sagu tidak membutuhkan pupuk dan juga tidak akan di serang hama, namun bisa menjadi obat bagi penderita kolesterol dan diabetes yang mana angkanya semakin tinggi di Indonesia.
“Angka penderita diabetes sangat tinggi di Indonesia dan hanya bisa diatasi jika sagu dapat menjadi makanan pokok. Ada banyak hal yang menarik dari tanaman sagu namun ketergantungan masyarakat kepada beras juga sangat tinggi karena mudah di temui serta harganya terjangkau.” Kata Mathius.
(atk)