Gawat, Ratusan Bangkai Babi Dibuang Sembarang ke Danau Siombak Medan
A
A
A
MEDAN - Ratusan bangkai babi kembali ditemukan mengapung dan mencemari di Danau Siombak, Kecamatan Marelan, Kota Medan , Sumatera Utara (Sumut), Senin (11/11/2019).
Temuan itu membuat Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dan warga yang tinggal di sekitar Danau Siombak harus bekerja keras menyingkirkan bangkai babi tersebut agar tidak menimbulkan masalah kesehatan dan menularkan penyakit serta menghentikan pencemaran.
Mereka berusaha menarik ratusan bangkai babi itu ke pinggir danau. Anggota tim evakuasi BPBD Kota Medan yang menyisir Danau Siombak menaiki perahu karet menggunakan alat pengait untuk menarik bangkai babi ke sebuah lokasi yang dijadikan tempat pengumpulan bangkai babi.
Ratusan bangkai babi yang sudah dikumpulkan di lokasi tersebut kemudian diikat ke pohon agar tidak terbawa arus sungai. Rencananya, bangkai babi ini nantinya akan di tanam di tengah pulau di Danau Siombak. (Baca juga: Puluhan Bangkai Babi Kembali Terlihat Mengapung di Sungai Bederah Medan)
"Jadi nantinya babi ini dikumpulkan lalu akan dikorek lubang di samping titik kumpul. Setelah itu akan dibuka, dan otomatis air akan membawa babi tersebut ke dalam lubang. Lalu akan ditutup," ujar salah seorang petugas BPBD di lokasi.
Petugas BPBD Kota Medan tampak masih mengevakusi ratusan bangkai babi yang mengapung dan mencemari di Danau Siombak. Sejumlah pejabat Pemprov Sumatera Utara dan Pemko Medan juga berada di lokasi untuk memantau proses evakuasi.
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan Armansyah Lubis mengungkapkan, penguburuan bangkai babi yang mengambang di Danau Siombak ditunda sementara. Penundaan ini karena ada keterlambatan alat berat. “Kondisi air juga sedang pasang," ujar Armansyah.
Menurutnya, penguburuan bangkai babi akan dilanjutkan pada Selasa (12/11/2019). Dia memastikan bangkai tersebut tidak akan kembali mengambang ke pemukiman.
"Tidak lagi. Karena kami sudah ikat dengan tali. Jadi tidak akan lagi mengambang ke daerah pemukiman," katanya. (Baca juga: Libatkan Polri-TNI, Pemkot Bentuk Tim Atasi Bangkai Babi Dibuang ke Sungai)
Sementara itu, kasus pembuangan bangkai babi ke Sungai Bederah, Medan membuat resah warga. Kapolsek Medan Labuhan AKP Edy Safari mengatakan, sudah menjalin komunikasi dengan Direktorat Kriminal Khusus (Dirkrimum) Polda Sumut. Namun demikian, belum ada penetapan tersangka atas kasus tersebut.
"Kami masih lidik yang buang ke sungai. Kami juga lidik ke peternakan di Tanjung Gusta dan Percut. Ini masuk pencemaran lingkungan hidup, ancaman hukuman di atas 10 tahun," kata Edy Safari, Senin (11/11/2019).
Tercatat setidaknya ada 106 bangkai babi yang diduga dibuang masyarakat ke Sungai Bederah dan hanyut sampai ke Danau Siombak.
5.800 Babi Mati karena Virus Hog Cholera
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Pemprov Sumut, Azhar Harahap mengatakan pihaknya akan membangun posko di setiap kecamatan untuk mengambil langkah penanganan penyebaran virus Hog Cholera di Sumatera Utara. (Baca juga: Bangkai Babi Diangkut Pakai Mobil Dibuang Oknum ke Sungai Bederah Medan)
"Ada 5.800 ekor babi yang mati karena terkena virus hog cholera di 9 wilayah di Provinsi Sumatera Utara," ujarnya di Danau Siombak Kecamatan Medan Marelan, Senin (11/112019).
Adapun sejumlah daerah yang terkena wabah Hog Cholera ini yakni Kabupaten Humbang Hasundutan, Dairi, Karo, Deliserdang, Serdang Begadai, Tapanuli Utara, Simalungun, Tobasa dan Kota Pematangsiantar.
Selain itu, Azhar menuturkan saat ini Pemprov Sumut sudah menjalin komunikasi dengan Kementerian Pertanian melalui Dirjen Peternakan untuk membantu penanganan penyebaran virus Hog Cholera dan lalu lintas ternak babi ke depannya. "Selain itu kita akan melakukan penyemprot.
Temuan itu membuat Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dan warga yang tinggal di sekitar Danau Siombak harus bekerja keras menyingkirkan bangkai babi tersebut agar tidak menimbulkan masalah kesehatan dan menularkan penyakit serta menghentikan pencemaran.
Mereka berusaha menarik ratusan bangkai babi itu ke pinggir danau. Anggota tim evakuasi BPBD Kota Medan yang menyisir Danau Siombak menaiki perahu karet menggunakan alat pengait untuk menarik bangkai babi ke sebuah lokasi yang dijadikan tempat pengumpulan bangkai babi.
Ratusan bangkai babi yang sudah dikumpulkan di lokasi tersebut kemudian diikat ke pohon agar tidak terbawa arus sungai. Rencananya, bangkai babi ini nantinya akan di tanam di tengah pulau di Danau Siombak. (Baca juga: Puluhan Bangkai Babi Kembali Terlihat Mengapung di Sungai Bederah Medan)
"Jadi nantinya babi ini dikumpulkan lalu akan dikorek lubang di samping titik kumpul. Setelah itu akan dibuka, dan otomatis air akan membawa babi tersebut ke dalam lubang. Lalu akan ditutup," ujar salah seorang petugas BPBD di lokasi.
Petugas BPBD Kota Medan tampak masih mengevakusi ratusan bangkai babi yang mengapung dan mencemari di Danau Siombak. Sejumlah pejabat Pemprov Sumatera Utara dan Pemko Medan juga berada di lokasi untuk memantau proses evakuasi.
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan Armansyah Lubis mengungkapkan, penguburuan bangkai babi yang mengambang di Danau Siombak ditunda sementara. Penundaan ini karena ada keterlambatan alat berat. “Kondisi air juga sedang pasang," ujar Armansyah.
Menurutnya, penguburuan bangkai babi akan dilanjutkan pada Selasa (12/11/2019). Dia memastikan bangkai tersebut tidak akan kembali mengambang ke pemukiman.
"Tidak lagi. Karena kami sudah ikat dengan tali. Jadi tidak akan lagi mengambang ke daerah pemukiman," katanya. (Baca juga: Libatkan Polri-TNI, Pemkot Bentuk Tim Atasi Bangkai Babi Dibuang ke Sungai)
Sementara itu, kasus pembuangan bangkai babi ke Sungai Bederah, Medan membuat resah warga. Kapolsek Medan Labuhan AKP Edy Safari mengatakan, sudah menjalin komunikasi dengan Direktorat Kriminal Khusus (Dirkrimum) Polda Sumut. Namun demikian, belum ada penetapan tersangka atas kasus tersebut.
"Kami masih lidik yang buang ke sungai. Kami juga lidik ke peternakan di Tanjung Gusta dan Percut. Ini masuk pencemaran lingkungan hidup, ancaman hukuman di atas 10 tahun," kata Edy Safari, Senin (11/11/2019).
Tercatat setidaknya ada 106 bangkai babi yang diduga dibuang masyarakat ke Sungai Bederah dan hanyut sampai ke Danau Siombak.
5.800 Babi Mati karena Virus Hog Cholera
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Pemprov Sumut, Azhar Harahap mengatakan pihaknya akan membangun posko di setiap kecamatan untuk mengambil langkah penanganan penyebaran virus Hog Cholera di Sumatera Utara. (Baca juga: Bangkai Babi Diangkut Pakai Mobil Dibuang Oknum ke Sungai Bederah Medan)
"Ada 5.800 ekor babi yang mati karena terkena virus hog cholera di 9 wilayah di Provinsi Sumatera Utara," ujarnya di Danau Siombak Kecamatan Medan Marelan, Senin (11/112019).
Adapun sejumlah daerah yang terkena wabah Hog Cholera ini yakni Kabupaten Humbang Hasundutan, Dairi, Karo, Deliserdang, Serdang Begadai, Tapanuli Utara, Simalungun, Tobasa dan Kota Pematangsiantar.
Selain itu, Azhar menuturkan saat ini Pemprov Sumut sudah menjalin komunikasi dengan Kementerian Pertanian melalui Dirjen Peternakan untuk membantu penanganan penyebaran virus Hog Cholera dan lalu lintas ternak babi ke depannya. "Selain itu kita akan melakukan penyemprot.
(shf)