Ratusan Milenial Donggala Jadi Agen Tangkal Radikalisme
A
A
A
DONGGALA - Generasi milenial di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah dinobatkan menjadi agen untuk pencegahan paham radikalisme di wilayahnya. Mereka membawa misi untuk mencegah bahaya paham radikal berkembang di kalangan generasi milenial.
Ratusan pelajaran yang menandatangani kesepakatan itu berasal dari perwakilan sekolah, di antaranya SMA 1 Banawa, SMA Banawa Tengah, SMK 1 & 2 Banawa, MA Al Khaerat Maleni Banawa, dan Ponpes Nakhdatul Al Khaerat Labuan Lelea. Mereka bersama kepolisian sepakat mencegah paham radikal ini berkembang di Sulawesi.
”Kami menggandeng pelajar guna mencegah berkembangnya paham radikalisme di kalangan milenial, mereka menjadi agen untuk mengudekasi rekanya akan bahaya paham ini,” ujar Kapolres Donggola AKBP Dadan Wahyudi kepada Sindonews, Senin (5/11/2019).
Menurut dia, perkembangan paham radikal di Donggala masih terbilang minim, tapi hal itu tetap perlu dicegah agar tidak meluas. ”Kami harus pro aktif untuk mencegah paparan radikalisme sehingga kita mencegah paparan radikalisme di daerah ini, sehinga kita menyasar kepada kaum milenial siswa-siswi tingkat atas,” katanya.
Untuk itu, Dadan menekankan akan segera bertindak melakukan pendekatan deradikalisasi jika menemukan warga yang terpapar radikalisme, tentunya dengan menggandeng instansi terkait. ”Tentu kita akan mendekat, kita akan bekerjasama dengan badan yang kompeten terkait radikalisme agar mereka kembali ke paham yang benar,” ungkapnya.
Sementara para kalangan milenial itu langsung mendapatkan wawasan dengan cara berdiskusi langsung dengan Perwakilan Kementerian Agama Wilayah Donggala, Gasmin Yamani soal bahaya paham radikalisme berikut cara menanggulanginya. Selesai berdiskusi para pelajar ini juga turut menandatangani MoU dengan Polres Donggala.
Di tempat lain, Polres Palu mendorong pencegahan radikalisme dengan cara penyuluhan kontra radikal melalui Forum Lintas Agama. Hal itu dilakukan guna mengenal satu sama lain antar pemeluk agama yang berbeda dinilai dapat mencegah paham radikalisme berkembang di masyarakat yang prulal Indonesia.
”Hari ini diskusinya lintas agama ini tujuannya supaya memberikan kepercayaan masing masing pimpinan lintas agama untuk mencegah pagah radikal ini berkembang di Kota Palu,” kata Kapolres Palu AKBP Moch Sholeh dalam diskusi di Hutan Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Melalui forum penyuluhan ini,dia mengajak agar semua elemen untuk bersatu melupakan perbedaan. Hal ini menurutnya berbanding lurus dengan seluruh ajaran agama yang berisikan kebaikan.”Semua harus rukun dengan bekerjasama mencegah berkembangnya bahaya paham ini, makanya kami gandeng pemuda lintas agama,” tegasnya.
Terakhir dia mengajak semua pihak untuk komitmen dengan menjaga persatuan, guna membangun masa depan Palu yang sempat dilanda bencana tsunami, gempa bumi hingga likuifaksi. Apalagi, deredikalisme di Kota Palu saat ini sudah minim dan sangat aman.”Tapi harus waspada, dan terus mencegah paham ini,” tukasnya.
Ratusan pelajaran yang menandatangani kesepakatan itu berasal dari perwakilan sekolah, di antaranya SMA 1 Banawa, SMA Banawa Tengah, SMK 1 & 2 Banawa, MA Al Khaerat Maleni Banawa, dan Ponpes Nakhdatul Al Khaerat Labuan Lelea. Mereka bersama kepolisian sepakat mencegah paham radikal ini berkembang di Sulawesi.
”Kami menggandeng pelajar guna mencegah berkembangnya paham radikalisme di kalangan milenial, mereka menjadi agen untuk mengudekasi rekanya akan bahaya paham ini,” ujar Kapolres Donggola AKBP Dadan Wahyudi kepada Sindonews, Senin (5/11/2019).
Menurut dia, perkembangan paham radikal di Donggala masih terbilang minim, tapi hal itu tetap perlu dicegah agar tidak meluas. ”Kami harus pro aktif untuk mencegah paparan radikalisme sehingga kita mencegah paparan radikalisme di daerah ini, sehinga kita menyasar kepada kaum milenial siswa-siswi tingkat atas,” katanya.
Untuk itu, Dadan menekankan akan segera bertindak melakukan pendekatan deradikalisasi jika menemukan warga yang terpapar radikalisme, tentunya dengan menggandeng instansi terkait. ”Tentu kita akan mendekat, kita akan bekerjasama dengan badan yang kompeten terkait radikalisme agar mereka kembali ke paham yang benar,” ungkapnya.
Sementara para kalangan milenial itu langsung mendapatkan wawasan dengan cara berdiskusi langsung dengan Perwakilan Kementerian Agama Wilayah Donggala, Gasmin Yamani soal bahaya paham radikalisme berikut cara menanggulanginya. Selesai berdiskusi para pelajar ini juga turut menandatangani MoU dengan Polres Donggala.
Di tempat lain, Polres Palu mendorong pencegahan radikalisme dengan cara penyuluhan kontra radikal melalui Forum Lintas Agama. Hal itu dilakukan guna mengenal satu sama lain antar pemeluk agama yang berbeda dinilai dapat mencegah paham radikalisme berkembang di masyarakat yang prulal Indonesia.
”Hari ini diskusinya lintas agama ini tujuannya supaya memberikan kepercayaan masing masing pimpinan lintas agama untuk mencegah pagah radikal ini berkembang di Kota Palu,” kata Kapolres Palu AKBP Moch Sholeh dalam diskusi di Hutan Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Melalui forum penyuluhan ini,dia mengajak agar semua elemen untuk bersatu melupakan perbedaan. Hal ini menurutnya berbanding lurus dengan seluruh ajaran agama yang berisikan kebaikan.”Semua harus rukun dengan bekerjasama mencegah berkembangnya bahaya paham ini, makanya kami gandeng pemuda lintas agama,” tegasnya.
Terakhir dia mengajak semua pihak untuk komitmen dengan menjaga persatuan, guna membangun masa depan Palu yang sempat dilanda bencana tsunami, gempa bumi hingga likuifaksi. Apalagi, deredikalisme di Kota Palu saat ini sudah minim dan sangat aman.”Tapi harus waspada, dan terus mencegah paham ini,” tukasnya.
(wib)