Dandim Sarko Ajak Danrem 042/Gapu Lihat Batu Besumpah
A
A
A
SAROLANGUN - Pada kunjungan Danrem 042/Gapu Kolonel Arh Elphis Rudy untuk mengecek kesiapan penutupan dan progres TMMD, Dadim 0420/Sarko yang mendampingi mengajak ajak Danrem Gapu melihat Batu Besumpah di lokasi TMMD.
Diceritakan Datuk Macan yang juga tetua di Desa Lubuk Jering, bahwa Batu Basumpah adalah legenda zaman prasejarah, yang mana ada tiga orang mencari emas di kaki Bukit Dua belas dengan cara mendulang.
Tanpa disadari datang seseorang pangeran yang diketahui bernama Sipahit Lidah, pangeran menyapa mereka yang sibuk mendulang dan hasilnya cukup lumayan sehingga tidak menjawab pertanyaan dari Sipahit Lidah.
"Pengeran pun jadi semakin kesal, lantaran emas yang ada di seputaran Bukit Dua Belas dilarang untuk diambil, karena akan menimbulkan malapetaka bagi penduduk," terangnya.
Sipahit Lidah pun geram hatinya melihat tingkah mereka yang asik mendulang tak menjawab sapaan, sehingga keluarlah lisannya 'Jadi Batulah Kalian Bertiga.
"Tanpa hitungan jam ketiga orang ini pun berubah jadi batu, dengan tangan yang saling berpegangan tangan. Sekarang batu ini sudah tak utuh lagi terpisah oleh tangan jahil warga diambil untuk dibuat batu akik dan sebagian diambil untuk khodam bagi pemegang batu ini," pungkas Datuk Macan.
Diceritakan Datuk Macan yang juga tetua di Desa Lubuk Jering, bahwa Batu Basumpah adalah legenda zaman prasejarah, yang mana ada tiga orang mencari emas di kaki Bukit Dua belas dengan cara mendulang.
Tanpa disadari datang seseorang pangeran yang diketahui bernama Sipahit Lidah, pangeran menyapa mereka yang sibuk mendulang dan hasilnya cukup lumayan sehingga tidak menjawab pertanyaan dari Sipahit Lidah.
"Pengeran pun jadi semakin kesal, lantaran emas yang ada di seputaran Bukit Dua Belas dilarang untuk diambil, karena akan menimbulkan malapetaka bagi penduduk," terangnya.
Sipahit Lidah pun geram hatinya melihat tingkah mereka yang asik mendulang tak menjawab sapaan, sehingga keluarlah lisannya 'Jadi Batulah Kalian Bertiga.
"Tanpa hitungan jam ketiga orang ini pun berubah jadi batu, dengan tangan yang saling berpegangan tangan. Sekarang batu ini sudah tak utuh lagi terpisah oleh tangan jahil warga diambil untuk dibuat batu akik dan sebagian diambil untuk khodam bagi pemegang batu ini," pungkas Datuk Macan.
(nag)