Festival Bedolan Pamarayan Libatkan Warga Asing
A
A
A
SERANG - Festival Bedolan Pamarayan dan Pesta Rakyat resmi dibuka sebagai bagian peringatan hari ulang tahun ke-493 Kabupaten Serang. Namun kali ini sedikit berbeda, pada kegiatan yang digelar selama tiga hari ini, Rabu-Jumat (23-25/10/2019), Pemkab Serang melibatkan warga negara asing untuk turut menjadi bagian dari kegiatan.
Mereka yakni Radarani dari Ekuador, Laura dari Meksiko, Caesar dari Meksiko, Shafi dari Iran, dan Hendry dari Inggris. Mereka berkolaborasi menyambut Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah dengan menampilkan tarian Sunda dengan iringan musik khas Sunda. Tidak hanya itu, mereka juga berkolaborasi menciptakan musik dengan judul Labamba Sunda.
Tatu mengaku bangga dan berterima kasih atas kehadiran para warga negara asing pada Festival Bedolan Pamarayan. “Saya berharap, dengan ditingkatkanya kualitas kegiatan ini bisa lebih menarik wisatawan dari luar kota dan mancanegara,” kata Tatu kepada wartawan, Rabu (23/10/2019).
Tatu menjelaskan, Festival Bedolan Pamarayan dikemas sebagai pesta rakyat dalam rangkaian peringatan hari ulang tahun Kabupaten Serang. Dipamerkan ribuan produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) serta ekspos pembangunan Kabupaten Serang.
“Kita hadirkan produk UMKM Kabupaten Serang yang tidak kalah dengan daerah lain. Festival Bedolan Pamarayan ini bisa menjadi pesta rakyat Kabupaten Serang yang bisa menarik wisatawan baik dalam maupun luar negeri,” ujarnya.
Sekadar diketahui, Festival Bedolan Pamarayan merupakan agenda tahunan Pemkab Serang. Bedol atau Bedolan Pamarayan bermakna membuka semua pintu Bendungan Pamarayan yang merupakan tradisi yang dimulai sejak zaman Belanda untuk mencitrakan bahwa bendungan ini adalah milik rakyat.
Bedolan Pamarayan yang di masa lampau menjadi pesta para petani saat memasuki musim tanam dengan ramai-ramai menangkap ikan di sekitar Bendungan Pamarayan. Tradisi ini sempat punah dan dihidupkan kembali Pemkab Serang sejak 13 Oktober 2018.
Tahun ini, Pemkab Serang membuat Bedolan Pamarayan sedikit berbeda. Bendungan Pamarayan hanya dibuka selama 4 jam karena terjadi kemarau ekstrem dan khawatir menguras air di hulu sungai. Namun pantia menyediakan area sungai seluas 3.4 hektare dan menebar ikan sebanyak 3 ton ikan.
Selain itu, pada festival ini dihadirkan berbagai kesenian khas Sunda dan khas Kabupaten Serang. “Selain sebagai ajang promosi potensi wisata, Festival Bedolan Pamarayan ini ajang menampilkan kesenian yang sudah mulai jarang dilakukan. Agar kesenian bangsa ini bisa terus dilestarikan,” ujar Tatu.
Sementara itu, Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Yuana Sutyowati mengapresiasi upaya Pemkab Serang yang memberikan ruang secara luas bagi pelaku UMKM dengan memamerkan produk rakyat melalui ajang Festival Bedolan Pamarayan. “Kegiatan ini menjadi momentum yang tepat untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan menjadi ajang promosi produk UMKM,” tuturnya.
Mereka yakni Radarani dari Ekuador, Laura dari Meksiko, Caesar dari Meksiko, Shafi dari Iran, dan Hendry dari Inggris. Mereka berkolaborasi menyambut Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah dengan menampilkan tarian Sunda dengan iringan musik khas Sunda. Tidak hanya itu, mereka juga berkolaborasi menciptakan musik dengan judul Labamba Sunda.
Tatu mengaku bangga dan berterima kasih atas kehadiran para warga negara asing pada Festival Bedolan Pamarayan. “Saya berharap, dengan ditingkatkanya kualitas kegiatan ini bisa lebih menarik wisatawan dari luar kota dan mancanegara,” kata Tatu kepada wartawan, Rabu (23/10/2019).
Tatu menjelaskan, Festival Bedolan Pamarayan dikemas sebagai pesta rakyat dalam rangkaian peringatan hari ulang tahun Kabupaten Serang. Dipamerkan ribuan produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) serta ekspos pembangunan Kabupaten Serang.
“Kita hadirkan produk UMKM Kabupaten Serang yang tidak kalah dengan daerah lain. Festival Bedolan Pamarayan ini bisa menjadi pesta rakyat Kabupaten Serang yang bisa menarik wisatawan baik dalam maupun luar negeri,” ujarnya.
Sekadar diketahui, Festival Bedolan Pamarayan merupakan agenda tahunan Pemkab Serang. Bedol atau Bedolan Pamarayan bermakna membuka semua pintu Bendungan Pamarayan yang merupakan tradisi yang dimulai sejak zaman Belanda untuk mencitrakan bahwa bendungan ini adalah milik rakyat.
Bedolan Pamarayan yang di masa lampau menjadi pesta para petani saat memasuki musim tanam dengan ramai-ramai menangkap ikan di sekitar Bendungan Pamarayan. Tradisi ini sempat punah dan dihidupkan kembali Pemkab Serang sejak 13 Oktober 2018.
Tahun ini, Pemkab Serang membuat Bedolan Pamarayan sedikit berbeda. Bendungan Pamarayan hanya dibuka selama 4 jam karena terjadi kemarau ekstrem dan khawatir menguras air di hulu sungai. Namun pantia menyediakan area sungai seluas 3.4 hektare dan menebar ikan sebanyak 3 ton ikan.
Selain itu, pada festival ini dihadirkan berbagai kesenian khas Sunda dan khas Kabupaten Serang. “Selain sebagai ajang promosi potensi wisata, Festival Bedolan Pamarayan ini ajang menampilkan kesenian yang sudah mulai jarang dilakukan. Agar kesenian bangsa ini bisa terus dilestarikan,” ujar Tatu.
Sementara itu, Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Yuana Sutyowati mengapresiasi upaya Pemkab Serang yang memberikan ruang secara luas bagi pelaku UMKM dengan memamerkan produk rakyat melalui ajang Festival Bedolan Pamarayan. “Kegiatan ini menjadi momentum yang tepat untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan menjadi ajang promosi produk UMKM,” tuturnya.
(alf)