Ratusan Santri Ikuti Penguatan Pemahaman Dasar Negara
A
A
A
SEMARANG - Jajaran Polda Jawa Tengah melakukan kegiatan pengajaran umum terkait pemahaman Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 kepada ratusan santri di Pondok Pesantren Askhabul Kahfi di Kelurahan Karang Malang, Mijen, Kota Semarang, Rabu (2/10/2019).Dalam acara tersebut hadir Humas Polda Jateng AKBP Priyono, Kompol Sukiyono, Kapolsek Mijen, Kompol Budi Abadi, Tim Manbes Polri, rombongan Polda Jateng dan Polrestabes Semarang, pengasuh Ponpes Ashabul Kahfi KH Masruchan Bisri, serta ratusan santri.
Dihadapan para santri, Kapolsek Mijen Kompol Budi Abadi yang mengatakan, sebagai warga harus bersyukur dilahirkan di Republik Indonesia. Walaupun banyak suku, beragam adat, dan dipisahkan oleh pulau pulau namun menjadi satu bangsa Indonesia.
"Untuk bersukur, sebagai santri kita harus belajar sebaik-baiknya. Sebagai anak bangsa kita harus menghormati saling menghargai, bisa hidup berdampingan," kata Kompol Budi Abadi, Rabu (2/10/2019)
Menurutnya, sebagai santri diharapkan bisa toleransi dengan sesama umat beragama. "Mari menjunjung teloransi, jangan bisa di pecah - pecah sebagai warga Indonesia," katanya.
Sebelumnya, Humas Polda Jateng AKBP Priyono di depan santri mengatakan, tinggal di bumi Indonesia dari Sabang sampai Merauke dengan begitu banyak suku bangsa dan bahasa dengan adat istiadat dan agama.
“Anak-anakku yang saya kasihi, dari mulai sekarang kita syukuri kenikmatan yang diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa. Kita menjadi satu bangsa Indonesia. Di negara lain belum tentu sedemikian beragamnya bisa menjadi satu bangsa satu negara," katanya.
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Ashabul Kahfi, KH Masruchan Bisri mengatakan, dua minggu sekali memberikan materi pelajaran cinta tanah air. "Orang beragama Islam di Indonesia kalau tidak merawat, tidak menjaga bangsanya maka dipertanyakan keimanannya," katanya.
Dihadapan para santri, Kapolsek Mijen Kompol Budi Abadi yang mengatakan, sebagai warga harus bersyukur dilahirkan di Republik Indonesia. Walaupun banyak suku, beragam adat, dan dipisahkan oleh pulau pulau namun menjadi satu bangsa Indonesia.
"Untuk bersukur, sebagai santri kita harus belajar sebaik-baiknya. Sebagai anak bangsa kita harus menghormati saling menghargai, bisa hidup berdampingan," kata Kompol Budi Abadi, Rabu (2/10/2019)
Menurutnya, sebagai santri diharapkan bisa toleransi dengan sesama umat beragama. "Mari menjunjung teloransi, jangan bisa di pecah - pecah sebagai warga Indonesia," katanya.
Sebelumnya, Humas Polda Jateng AKBP Priyono di depan santri mengatakan, tinggal di bumi Indonesia dari Sabang sampai Merauke dengan begitu banyak suku bangsa dan bahasa dengan adat istiadat dan agama.
“Anak-anakku yang saya kasihi, dari mulai sekarang kita syukuri kenikmatan yang diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa. Kita menjadi satu bangsa Indonesia. Di negara lain belum tentu sedemikian beragamnya bisa menjadi satu bangsa satu negara," katanya.
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Ashabul Kahfi, KH Masruchan Bisri mengatakan, dua minggu sekali memberikan materi pelajaran cinta tanah air. "Orang beragama Islam di Indonesia kalau tidak merawat, tidak menjaga bangsanya maka dipertanyakan keimanannya," katanya.
(wib)