Kisah Situs Warungboto, Tempat Pemandian Putri Sri Sultan Hamengku Buwono II
A
A
A
YOGYAKARTA - Keraton Yogyakarta menjadi salah satu Keraton di Indonesia yang banyak dikunjungi wisatawan. Namun tidak banyak yang mengerti mengenai pesanggrahan atau tempat singgah yang dibangun di luar istana.
Seperti halnya Pesanggrahan Rejowinangun yang kini bernama situs Warungboto. Sebuah bangunan kuno terbuka terpampang di sisi utara perempatan Warungboto Kota Yogyakarta atau di Jalan Veteran.
Bangunan yang kini di bawah kendali Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) ini menjadi bangunan yang terus dilestarikan.
Upaya pemutaran dsn perbaikan dilakukan pasca gempa bumi 2006 silam. Namun banyak orang yang tidak memahami sejarah bangunan di Warungboto yang lumayan jauh dari kompleks Keraton Yogyakarta.
Situs warungboto merupakan situs bersejarah. Bangunan dengan beberapa ruang yang terbuka ini dibangun di masa Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) I dan dilanjutkan masa Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) II.
Praktis Keraton Yogyakarta belum terlalu lama berdiri setelah kerajaan Mataram dipecah menjadi dua melalui perjanjian Gianti di Salatiga menjadi Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Pakubuwono Surakarta.
Sebagai seorang Raja tentu saja Sri Sultan seringkali melakukan perjalanan. Untuk melepas penat maka pesanggrahan atau taman pun dibuat.
Tercatat pesanggrahan yang dibuat adalah Rejowinanguan, Ambarketawang, dan Krapyak.
Menurut pengelola kampung wisata Warungboto, Purnomo, di dalam situs tersebut dulunya berisi ruangan dan di tengahnya ada kolam dengan sumber air yang jernih.
Layaknya taman kerajaan, anak anak Sultan seringkali mandi di taman tersebut. "Dulu menurut cerita ada sebuah ruangan besar menghadap ke timur dan di depannya ada kolam dengan sumber air. Kemudian sisi timur adalah ada ruangan kecil baru pintu keluar," terangnya kepada SINDOnews.
Sebelum dipugar situs ini kelihatan gelap dan menjadikan kita merinding. Sebuah bangunan tua dengan lokasi yang gelap menjadikan aura berbeda dengan lokasi lokasi lain.
Beberapa bangunan bangunan tua dengan batu bata merah hancur terkena gempa. Belum lagi setiap situs milik Keraton Yogyakarta dipercaya ada makhluk gaib yang menunggu. "Kalau malam kami takut ke sini," ucap Wiwid salah satu wisatawan yang sudah lama hanya melihat dari jalan situs tersebut.
Setelah dipugar diapun mengaku berani berkunjung. Itu saja harus bersama banyak teman. "Kalau sepi tegap merinding mas," ulasnya.
Setelah dilakukan pemugaran dan pembangunan, bangunan tersebut terlihat menjadi menawan. Namun demikian suasana malam hari juga meenbutihkan adrenalin tersendiri.
Nama pesanggrahan Rejowinangun pun semakin lama semakin hilang dan berganti menjadi situs warungboto. Setiap hari mulai banyak wisatawan yang berkunjung.
Situs Warungboto mulai dikenal kalangan milenial saat digunakan untuk foto pre wedding putri Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kahiyang Ayu.
Banyak anak-anak muda yang datang hanya untuk berfoto bersama. Praktis tidak ada pertanyaan mengenai sejarah situs yang merupakan pesanggrahan Rejowinangun tersebut.
Seperti halnya Pesanggrahan Rejowinangun yang kini bernama situs Warungboto. Sebuah bangunan kuno terbuka terpampang di sisi utara perempatan Warungboto Kota Yogyakarta atau di Jalan Veteran.
Bangunan yang kini di bawah kendali Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) ini menjadi bangunan yang terus dilestarikan.
Upaya pemutaran dsn perbaikan dilakukan pasca gempa bumi 2006 silam. Namun banyak orang yang tidak memahami sejarah bangunan di Warungboto yang lumayan jauh dari kompleks Keraton Yogyakarta.
Situs warungboto merupakan situs bersejarah. Bangunan dengan beberapa ruang yang terbuka ini dibangun di masa Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) I dan dilanjutkan masa Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) II.
Praktis Keraton Yogyakarta belum terlalu lama berdiri setelah kerajaan Mataram dipecah menjadi dua melalui perjanjian Gianti di Salatiga menjadi Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Pakubuwono Surakarta.
Sebagai seorang Raja tentu saja Sri Sultan seringkali melakukan perjalanan. Untuk melepas penat maka pesanggrahan atau taman pun dibuat.
Tercatat pesanggrahan yang dibuat adalah Rejowinanguan, Ambarketawang, dan Krapyak.
Menurut pengelola kampung wisata Warungboto, Purnomo, di dalam situs tersebut dulunya berisi ruangan dan di tengahnya ada kolam dengan sumber air yang jernih.
Layaknya taman kerajaan, anak anak Sultan seringkali mandi di taman tersebut. "Dulu menurut cerita ada sebuah ruangan besar menghadap ke timur dan di depannya ada kolam dengan sumber air. Kemudian sisi timur adalah ada ruangan kecil baru pintu keluar," terangnya kepada SINDOnews.
Sebelum dipugar situs ini kelihatan gelap dan menjadikan kita merinding. Sebuah bangunan tua dengan lokasi yang gelap menjadikan aura berbeda dengan lokasi lokasi lain.
Beberapa bangunan bangunan tua dengan batu bata merah hancur terkena gempa. Belum lagi setiap situs milik Keraton Yogyakarta dipercaya ada makhluk gaib yang menunggu. "Kalau malam kami takut ke sini," ucap Wiwid salah satu wisatawan yang sudah lama hanya melihat dari jalan situs tersebut.
Setelah dipugar diapun mengaku berani berkunjung. Itu saja harus bersama banyak teman. "Kalau sepi tegap merinding mas," ulasnya.
Setelah dilakukan pemugaran dan pembangunan, bangunan tersebut terlihat menjadi menawan. Namun demikian suasana malam hari juga meenbutihkan adrenalin tersendiri.
Nama pesanggrahan Rejowinangun pun semakin lama semakin hilang dan berganti menjadi situs warungboto. Setiap hari mulai banyak wisatawan yang berkunjung.
Situs Warungboto mulai dikenal kalangan milenial saat digunakan untuk foto pre wedding putri Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kahiyang Ayu.
Banyak anak-anak muda yang datang hanya untuk berfoto bersama. Praktis tidak ada pertanyaan mengenai sejarah situs yang merupakan pesanggrahan Rejowinangun tersebut.
(shf)