Bupati Morowali Lantik Pengurus KMKB Morowali
A
A
A
BUNGKU - Bupati Morowali Taslim melantik dan mengambil sumpah Pengurus Kerukunan Masyarakat Kecamatan Bahodopi (KMKB) periode 2019-2020 di Coffe Puncak Bohodopi, Minggu (25/8/2019). Pelantikan dan pengambilan sumpah dihadiri oleh Kadis PMPTPS St. Asma Ul Husna Syah, Kadis Pendidikan Amir Aminudin, Camat Bahodopi Jalaludin Ismail, Kapolsek Bahodopi, Dewan Pertimbangan Organisasi Tahir, Pengurus Kerukunan Keluarga Bugis Morowali (KKBM), dan seluruh pimpinan perusahaan di Kecamatan Bahodopi.
Pelantikan dan pengambilan sumpah berdasarkan Surat Keputusan Camat Bahodopi Nomor 188.4/0192/BHDP/VII/2019 tentang pembentukan pengurus organisasi Kerukunan Masyarakat Kecamatan Bahodopi (KMKB) Morowali Periode 2019-2020.
Dalam sambutannya, Bupati Morowali, Taslim mengatakan bahwa hadirnya KMKB merupakan salah satu mimpinya, untuk mewujudkan 'Morowali Sejahtera Bersama'. KMKB harus melibatkan semua elemen masyarakat, khususnya bagi para generasi muda yang ada, sehingga pembentukkan organisasi KMKB dapat mengakomodir dan merangkul keberadaan para pemuda yang berada di Kec. Bahodopi.
“Kehadiran KMKB kiranya dapat merangkul para generasi muda yang ada, sehingga mereka mampu menjadi ujung tombak dalam berperan nyata menghadirkan kerukunan dan keharmonisan dalam masyarakat yang majemuk akibat perkembangan daerah Kec. Bahodopi yang luar biasa,” ujar Taslim seperti dikutip morowalikab.go.id, Selasa (27/8/2019).
Menurut Taslim, KMKB dapat berperan penting dalam menciptakan kondisi aman, kondusif, dan harmonis melalui kematangan hidup bersama dalam masyarakat majemuk. Generasi muda harus menjadikan pola pikir kemajuan daerah untuk masa depan masyarakat yang lebih baik, dengan tetap menjaga pola hubungan dengan masyarakat lain sebagai akibat dari perubahan sosial masyarakat.
“Generasi muda sebagai generasi penerus, haruslah mendasarkan pola pikirnya dalam bingkai kematangan kehidupan masyarakat majemuk, sehingga menjaga pola hubungan dengan masyarakat lain sebagai akibat perubahan sosial, menjadi mutlak untuk dilaksanakan”, tegas Taslim.
Taslim berpesan, dengan jabatan sebagai pengurus KMKB saat ini, tentu akan banyak tantangan dan ujian ke depan yang akan mereka hadapi. Olehnya, tugas organisasi dalam perbedaan haruslah didahulukan, sehingga KMKB dapat menjalankan fungsi dan perannya dengan baik. Pengurus KMKB harus senantiasa melayani masyarakat Bahodopi dengan baik walau dari suku manapun.
“Pengurus KMKB harus mampu menjadi contoh bagi masyarakat dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik tanpa membedakan masyarakat berdasarkan etnisitasnya”, pesannya.
“Saya ingatkan jika ingin sukses, maka harus mengalahkan diri sendiri yang sering kali tidak mampu dikendalikan, sehingga mengorbankan kepentingan masyarakat yang lebih luas. Dengan demikian janganlah mencoba untuk memanfatkan posisi yang ada sekarang ini, memanfaatkan fasilitas dan kepercayaan yang telah diberikan untuk mendapatkan kepentingan sendiri,” kata Taslim.
Taslim berpesan kepada seluruh pengurus organisasi KMKB yang telah diambil sumpahnya untuk menganggap remeh tugas yang diberikan. "Karena semua akan dimintai pertanggungjawaban di dunia maupun di akhirat. Saya juga meminta kepada seluruh masyarakat dapat mengubah pola pikir agar setiap masalah yang ada tidak selalu dibesar-besarkan, karena di Indonesia walau banyak perbedaan namun tetap satu tujuan,” tutupnya.
Pelantikan dan pengambilan sumpah berdasarkan Surat Keputusan Camat Bahodopi Nomor 188.4/0192/BHDP/VII/2019 tentang pembentukan pengurus organisasi Kerukunan Masyarakat Kecamatan Bahodopi (KMKB) Morowali Periode 2019-2020.
Dalam sambutannya, Bupati Morowali, Taslim mengatakan bahwa hadirnya KMKB merupakan salah satu mimpinya, untuk mewujudkan 'Morowali Sejahtera Bersama'. KMKB harus melibatkan semua elemen masyarakat, khususnya bagi para generasi muda yang ada, sehingga pembentukkan organisasi KMKB dapat mengakomodir dan merangkul keberadaan para pemuda yang berada di Kec. Bahodopi.
“Kehadiran KMKB kiranya dapat merangkul para generasi muda yang ada, sehingga mereka mampu menjadi ujung tombak dalam berperan nyata menghadirkan kerukunan dan keharmonisan dalam masyarakat yang majemuk akibat perkembangan daerah Kec. Bahodopi yang luar biasa,” ujar Taslim seperti dikutip morowalikab.go.id, Selasa (27/8/2019).
Menurut Taslim, KMKB dapat berperan penting dalam menciptakan kondisi aman, kondusif, dan harmonis melalui kematangan hidup bersama dalam masyarakat majemuk. Generasi muda harus menjadikan pola pikir kemajuan daerah untuk masa depan masyarakat yang lebih baik, dengan tetap menjaga pola hubungan dengan masyarakat lain sebagai akibat dari perubahan sosial masyarakat.
“Generasi muda sebagai generasi penerus, haruslah mendasarkan pola pikirnya dalam bingkai kematangan kehidupan masyarakat majemuk, sehingga menjaga pola hubungan dengan masyarakat lain sebagai akibat perubahan sosial, menjadi mutlak untuk dilaksanakan”, tegas Taslim.
Taslim berpesan, dengan jabatan sebagai pengurus KMKB saat ini, tentu akan banyak tantangan dan ujian ke depan yang akan mereka hadapi. Olehnya, tugas organisasi dalam perbedaan haruslah didahulukan, sehingga KMKB dapat menjalankan fungsi dan perannya dengan baik. Pengurus KMKB harus senantiasa melayani masyarakat Bahodopi dengan baik walau dari suku manapun.
“Pengurus KMKB harus mampu menjadi contoh bagi masyarakat dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik tanpa membedakan masyarakat berdasarkan etnisitasnya”, pesannya.
“Saya ingatkan jika ingin sukses, maka harus mengalahkan diri sendiri yang sering kali tidak mampu dikendalikan, sehingga mengorbankan kepentingan masyarakat yang lebih luas. Dengan demikian janganlah mencoba untuk memanfatkan posisi yang ada sekarang ini, memanfaatkan fasilitas dan kepercayaan yang telah diberikan untuk mendapatkan kepentingan sendiri,” kata Taslim.
Taslim berpesan kepada seluruh pengurus organisasi KMKB yang telah diambil sumpahnya untuk menganggap remeh tugas yang diberikan. "Karena semua akan dimintai pertanggungjawaban di dunia maupun di akhirat. Saya juga meminta kepada seluruh masyarakat dapat mengubah pola pikir agar setiap masalah yang ada tidak selalu dibesar-besarkan, karena di Indonesia walau banyak perbedaan namun tetap satu tujuan,” tutupnya.
(akn)